Islam sebagai Pedoman Hidup yang Sempurna

Islam, Pendidikan268 Dilihat

Seorang muslim yang baik adalah yang senantiasa taat, patuh, dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Salah satu bukti ketaatan seorang muslim kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, ditandai dengan menjadikan Islam sebagai pedoman hidup yang akan membawanya selamat di dunia dan akhirat.

Islam adalah seperangkat sistem aturan yang berasal dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang paripurna, melingkupi seluruh dimensi kehidupan manusia, yang bernilai tinggi dan mulia serta tidak ada kerendahan di dalamnya.

Seseorang yang menerima Islam sebagai pedoman hidup, berarti ia telah kembali kepada fitrah. Karena pada dasarnya seluruh yang ada di alam semesta ini selalu mengikuti sunatullah sebagai bentuk kefitrahan setiap makhluk. Dari sinilah timbul keteraturan di alam semesta. Jika kefitrahan alam semesta diubah oleh tangan-tangan jahil manusia, maka yang akan timbul adalah kerusakan dan kebinasaan.

Seseorang yang telah menisbatkan diriya sebagai muslim, sudah sepatutnya dilakukan secara totalitas, tidak setengah-setengah atau hanya di bibir saja. Allah Subhanahu wa ta’ala mengingatkan di dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah (2) ayat 208 :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada setiap orang beriman untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan, tidak mengambil sebagian dari Islam dan meninggalkan sebagian yang lain. Jika itu dilakukan, sama saja ia telah mengikuti bujuk rayu dan langkah-langkah syaitan, padahal syaitan adalah musuh yang nyata bagi setiap orang yang beriman.

Kesempurnaan Islam dapat kita lihat dalam dua hal, yakni :

1.Kesempurnaan dalam waktu.

Pada hakikatnya Islam sudah ada sejak Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan alam semesta ini, karena seluruh alam semesta sejak diciptakan, semuanya berada dalam keteraturan dan ketundukan terhadap sunatullah (ketentuan Allah). Kembali pada definisi Islam secara harfiah yang berarti taat, patuh, dan tunduk. Sedangkan sebagai risalah, tidak tepat juga kalau dikatakan Islam baru muncul sebagai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. Beliau hanya melanjutkan dan menyempurnakan risalah Islam yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul sebelumnya, sejak Nabi Adam a.s sampai Nabi Isa a.s. Nabi Muhammad S.A.W adalah penutup para nabi, dan risalahnya adalah penyempurna dari risalah sebelumnya. Dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab (33) ayat 40 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman :

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”.(Q.S Saba (34) ayat 28)

Jadi, Islam sebagai agama yang sempurna dalam waktu karena telah ada dan berlaku sejak adanya alam semesta, diperkenalkan oleh seluruh nabi, dari Nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad S.A.W, berlaku untuk segala zaman dan segala kondisi serta untuk seluruh alam termasuk seluruh manusia di dalamnya.

2. Kesempurnaan dalam Minhaj

Minhaj atau Manhaj, menurut bahasa arab artinya jalan yang jelas dan terang. Islam adalah agama yang memiliki kesempurnaan dalam minhaj, karena meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia, berupa petunjuk yang jelas dan terang. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Ma’idah (5) ayat 48 :

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”.

Islam memiliki dua asas yang jelas, yang termaktub dalam Rukun Islam dan Rukun Iman. Intisari dari Rukun Islam adalah nilai-nilai Syahadah yang menjiwai seluruh amaliah Islam, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji. Islampun menyaratkan umatnya meyakini secara total akan keberadaan Allah Subhanahu wa ta’ala, para malaikat-Nya, para nabi, kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya, adanya hari kiamat, dan ketentuan qada dan qadar-Nya. Inilah yang disebut akidah Islam yang tidak boleh ada keraguan di dalamnya.

Ibadah-ibadah dalam amaliah Islam seperti sholat, puasa, zakat, dan haji merupakan bangunan Islam yang tegak di atas pondasi syahadah. Ibarat membangun sebuah rumah, maka yang pertama kali disiapkan adalah pondasinya. Jika sebuah rumah yang memiliki pondasi yang kuat, maka rumah tersebut tidak akan mudah roboh manakala mengalami guncangan. Setelah pondasi siap dan selesai dibangun, maka selanjutnya adalah memasang tiang-tiang yang kokoh pada tiap penjuru. Sholat adalah perlambang “tiang” dalam bangunan Islam. Tiang utama dalam bangunan Islam ada 5 buah, namun jika ingin memiliki bangunan yang lebih kuat lagi, maka sebaiknya ditambah dengan tiang-tiang lain yang lebih kecil, namun berperan sebagai penguat dari tiang-tiang yang telah ada. Tiang-tiang tambahan tersebut berupa sholat-sholat sunnah, baik rawatib, tahajjud, dhuha, ataupun yang lainnnya.

Setelah tiang-tiang terpasang, maka selanjutnya dinding dapat segera dibuat. Dalam amaliah Islam, yang berperan sebagai “dinding” adalah puasa. Karena puasa dapat membentengi seseorang dari menahan diri terhadap perbuatan maksiat.

Berikutnya adalah membuat ventilasi udara, jendela, dan pintu. Yang berperan sebagai “ventilasi udara” dalam bangunan Islam adalah zakat. Karena zakat dapat berfungsi sebagai pembersih dari harta yang dimiliki. Terakhir, adalah membuat atap rumah. Atap adalah puncak tertinggi dari sebuah bangunan. Perlambang tertinggi dari bangunan Islam adalah haji, karena ibadah haji memerlukan perjuangan yang luar biasa, baik harta maupun jiwa semua harus dipersiapkan, demi meraih ridho dan cinta dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Kesempurnaan Minhaj Islam yang lain adalah Islam tidak semata mengurusi masalah kesholihan pribadi, seperti melaksanakan ibadah sholat, zakat, puasa, namun setiap muslim juga dituntut memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Kepedulian yang paling utama dari setiap muslim terhadap lingkungannya adalah melalui aktifitas dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat Ali Imran (3) ayat 104 :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.

Pada hakikatnya, dakwah adalah kewajiban setiap muslim. Dengan berdakwah berarti kita telah mengajak orang lain kepada jalan kebajikan, yaitu jalan Allah Subhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya. Di ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S An Nahl(16):125)

Pada akhirnya, kita berharap kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar senantiasa dijaga iman dan Islam kita. Diberikan kesempatan untuk terus berusaha memperindah diri dengan takwa kepada Allah, serta dijadikan ummat Islam ini sebagai ummat yang terbaik yang Allah lahirkan di tengah-tengah ummat manusia, yang pada akhirnya akan kembali membawa kehidupan masyarakat dari jalan gelap gulita kepada jalan cahaya yang terang benderang, yang penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan, dalam naungan rahmat dan kasih sayang Allah Subhanahu wa ta’ala. Aamin yaa robbal’alamiin.***

Tinggalkan Balasan