Pada Bulan Oktober
Pada awal mulai menetap di Australia , kami masih sering bolak balik ke Jakarta . Dalam rangka untuk mengunjungi pewakilan perwakilan yang sudah mempersiapkan lokakarya. Karena walaupun sesungguhnya sudah mampu untuk mandiri ,tapi masih tetap mengharapkan kedatangan kami berdua .Untuk tidak mengecewakan , maka kami mengambil libur selama dua bulan di Indonesia ,supaya cukup waktu untuk mengunjungi perwakilan perwakilan yang sudah menpersiapkan segala sesuatu untuk penyelengaraan lokakarya
Diajak libur bersama di Bali
Sebelum berangkat pulang ke Indonesia, putra pertama menanyakan apakah bulan Oktober masih di Indonesia atau sudah balik ke Australia? Karena Irmansyah mengajak kami ke Bali untuk berlibur bersama anak isterinya Tentu saja langsung kami sanggupi dengan senang hati . Kami bahagia dapat menghabiskan waktu seminggu di Bali bersama anak mantu dan cucu cucu .Kesempatan yang jarang karena masing2 punya kesibukan tersendiri
Selang dua hari berikutnya tiket untuk kami berdua sudah dibeli,bahkan print out tickets sudah diberikan kepada kami berdua.Pada hari keberangkatan kami memesan Uber untuk menjemput kami dan mengantar ke airport .karena kami menumpang pesawat Air Asia ke Denpasar Bali. Sejak dulu kami berdua membiasakan diri untuk tidak merepotkan anak cucu setiap kali akan berangkat travelling sana sini.Sesampai di Airport kami langsung check in . Karena tidak ada bagasi, maka kami check in lewat machine. Seorang Petugas menawarkan untuk membantu dan dalam tempo 3 menit sudah siap dengan boarding pass ditangan. Kami langsung menuju ke Ruang Imigrasi Kami diminta menunjukkan International Certificate Vaccination of Covid 19 dan List of immunisation ,serta passport. Sama sekali tidak ada kesulitan.
Setelah pemeriksaan, kami pun menuju ruang tunggu yang ditentukan untuk ke Denpasar Bali Jetstar dengan ruang tunggu no 55. Lumayan jauh berjalan kaki. Kami anggap sebagai Olahraga, sehingga menjalani tanpa beban menuju Waiting Room dan menunggu sampai boarding. Begitu ada pengumunan :’ All the passenger leaving to Denpasar Bali,please proceed to boarding at the aircraft” maka kami berdua berdiri dan ikut antre untuk naik ke Pesawat .
Penerbangan menuju menuju Bali ditempuh selama lebih kurang 3,5 jam. Tampak hampir semua kursi terisi penuh.
Sesampai di Denpasar Bali ,seperti juga Para penumpang lainnya, kami harus melalui pemeriksaan Imigrasi . Petugas immigrasi sempat bercanda sama suami:”Wah, sebelum Indonesia merdeka,bapak sudah ada ya ” Mungkin membaca tanggal lahir kami di era Dai Nippon.Setelah selesai urusan imigrasi, kami mulai bertanya tanya yang menjemput kami Karena rencana sebelumnya Pak Ongko yang akan menjemput Kami kenal dengan pak Ongko , melalui Putra kami.Ternyata Pak Ongko masih dalam penerbangan dari Perth dan tiba lebih belakangan dari kami 2 jam . Ada pesan dari Pak Ongko, bahwa kami dijemput sopirnya yaitu pak Oyok . Nomor telpon nya ada kami diberikan.Kami coba menghubungi pak Oyok tapi tidak nyambung. Kami melihat pada penjemput yang berdiri diseberang tempat tunggu ada puluhan orang yang datang untuk menjemput tamu dengan memegang kertas bertulisan nama tamu.
Kami kebingungan mencari pak Oyok yang mana . Kebetulan telpon menyambung dan pak Oyok mengirim foto supaya kami bisa mengenal wajahnya. Syukurlah tak lama kemudian seorang datang berlari menuju kami dengan memegang kertas:” Welcome to Bali bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina. Ternyata inilah pak Oyok ,yang sudah menerima foto kami dari pak Ongko.Kamipun mengikuti nya menuju tempat pakir dan kemudian naik mobil menuju Hotel Ramada Encore di Siminyak. Setelah berkendaraan lebih kurang 30 menit kamipun tiba di Ramada Encore langsung menuju kekamar ,karena kunci kamar sudah berada ditangan pak Oyok. Kami menempati kamar no.4309
Kamipun langsung menuju kamar dan kami diberi bekal Mie kimchi dua kotak serta air mineral 1 dus . Kami mandi dan santap malam dengan Mie Korean style yang dititipkan pada Pak Oyok untuk kami berdua dari Pak Ongko. Kemudian nonton tv beberapa saat dan langsung terlelap dalam mimpi indah.
Hal hal yang dianggap mudah zaman dahulu sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Kita harus mengetahui tentang cara yang bisa kita lakukan untuk mencari penjemput kita diantara orang banyak. Syukurlah pak Ongko mengirimkan foto kami berdua kepada Sopir, sehingga mudah mencari kami. Kalau seandainya Pak Ongko tidak mengirimkan foto kami, mungkin kami harus mencari kesana kemari.
Pada hari ke 3 Putra kami Irmansyah mengajak kami semua untuk makan malam di Jimbaran. Rencana awal mau menikmati santap malam di tepi pantai sambil menikmati semilir angin laut dimalam hari Tetapi ketika kami sampai, ternyata semua halaman dipinggir pantai penuh,sehingga kami kebagian didalam ruangan restoran.
Tempat duduk makan di halaman pantai restoran penuh | dok pribadi
Giovano cucu kami yang ke dua baru tiba malam tadi sedangkan isteri dan putranya terlebih dahulu bersama mantu kami Luci. Kami memesan ikan Kerapu yang biasanya enak kalau dibakar Tetapi karena ramainya pengunjung mereka hanya membuat ikan masak asam manis.(angsiohu saja)
Santap malam di Jimbaran dalam ruangan restoran | dok pribadi
Irmansyah juga memesan Lobster ,kepiting ,udang dan kerang serta aneka ragam sayuran.Lengkaplah sudah pesanan ,ditambah kelapa muda.
Acara makan malam ini sangat berkesan bagi kami dimana selain dari kami berdua, juga Irmansyah dan isterinya Luci serta ,Giovano,Gulce,Kai,Dea dan Angelia.
27 Pebuari 2023.
Salam saya
Roselina