Kopdar di Kupang

Terbaru157 Dilihat

Foto kiriman dari ananda Ragu Theodolfi

Tidak ada rumah makan yang buka jam 3 sore

tanggal 23 Agustus pagi pagi sekali kami bersiap siap untuk ke Airport yaitu jam 4.00 am . Pesawat Batik air yang kami tumpangi landing dengan selamat sekitar  jam 7.00 pagi itu. Inilah kunjungan pertama sejak bertahun tahun tidak pernah ke NTT lagi. . Begitu keluar dari Ruang kedatangan, kami sudah dijemput Pak Markus Tunggal, yang sudah kami kenal sejak lebih dari 10 tahun lalu.Pak Markus adalah putra dari Ende yang sudah lama tinggal bersama keluarga di Kupang. Isterinya Giok adalah pemilik salon di Kupang.

Karena belum sempat sarapan, maka kami langsung ke rumah makan dimana biasa menyediakan Ikan.Pantai Timor tidak  buka karena jam menunjukan pk 3.00 sore. Baru buka lagi jam 5 sore. Kami  mencari dibeberapa rumah makan ternyata tidak buka jam segini baru buka jam 5 sore. Akhirnya kami ke Hotel saja untuk makan dihotel.Seperti biasanya bila kami makan dihotel kami memesan ikan yang segar.

Makan di Nelayan 

makan bersama Pak Markus dan isteri/ kiriman pak Markus
Malam harinya kami dijemput Pak Markus bersama isteri untuk makan malam di restoran Nelayan.Kami barbican bincang karena sudah lama tak bertemu.Giok tanpa segar sekali hari ini.Sudah lama kami tidak ketemu dengan Pak Markus dan Giok. Semenjak kami pensiun dari Waskita Reiki baru sekarang kami ke Kupang.

Terakhir kalinya kami datang, sewaktu membezuk sahabat kami, bu Anika Oriana , yang juga merupakan Koordinator Perwakilan di Kupang ,terkena   stroke. Dan itu adalah pertemuan yang terakhir dengan bu Ani , karena saat kami sudah ke Australia, dapat kabar bu Ani dipanggil Tuhan.Setelah sakit selama beberapa tahun lamanya .Setiap kali kami telpon bu Ani hanya bisa menangis saja tanpa bisa mengucapkan kata kata.

Pertemuan  dengan teman teman


Bersama kompasianer Kupang / foto kiriman Ananda Ragu Theodolfi
Keesokan harinya  kami mengajak Pak Markus untuk menemui Grace , anak Bu Ani.  Kami berjanji bila kami ke Kupang pasti kami kabarkan.Oleh sebab itu Pak Markus mengajak kami kerumah bu Ani alm. Sesampai disana rumah terkunci dan tidak nampak ada orang . Kemudian keluar seseorang yang Markus kenal dan menanyakan Grace  padanya . Ia  mengetuk pintu memanggil Grace  dan Grace pun keluar.Rupanya Grace tidur siang karena tidak bekerja hari itu.Kami memberitahu nanti malam ada pertemuan agar Grace  dan Erly bisa hadir juga.

Pada Malam harinya kami mengadakan Kopdar di Pantai  Timor dengan mengundang Para Praktisi Kesehatan Waskita Reiki dan teman teman dari Kompasiana . Syukurlah yang hadir dari Kompasiana ada 3 orang yang mewakili dan selebihnya dari Praktisi Kesehatan Waskita Reiki Kupang.


Membawakan lagu Minang Kabau dok dari Sipri Kelen
Dari Kompasiana

Ananda Ragu Theodolfi ,ananda Arnold dan ananda Neno Andrias yang datang dari jauh 150 Km dengan motor.Ananda Ragu Theodolfi memberikan kenang2 an berupa tenunan Kupang satu buat saya dan satu lagi buat Suami.Terima kasih ananda Ragu,kami tidak ada bawa apa apa buat ananda .

Dari Praktisi Waskita Reiki

Bapak Edy mantan kepala Dinas PLN Ende ,Bapak Sipri Kelen dengan putranya,Damianus dengan putranya ,Vinsen dan isterinya,Peter,Siprianus dan isteri yang membawa Wine 3 botol,Erly dan Grace  dan iparnya,Esty  serta Markus Tunggal dan Isteri.

Paduan Suara Spontan

Untuk memeriahkan momentum yang sangat berarti ini, ananda Ragu Theodolfi membawakan lagu buat kami berdua Kemudian kami berdua, menyanyikan lagu kampung halaman kami” Minangkabau “yang disambut meriah oleh semua sahabat yang hadir.

Minangkabau

Tanah nan den cinto.

Pusako Bundo.

Nan dahulunyo.

Bilo den kana

Hati denai taibo

Tabayang bayang

Diruang mato…

Kesimpulan:

Acara temu  kangen dan kopdar berlangsung sangat meriah.  Karena kami sudah lama tidak berkunjung ke Kupang. Para Praktisi Kesehatan Waskita Reiki  sudah kangen sekali ingin bertemu. Dan sekaligus merupakan pertemuan pertama kali dengan sahabat di Kompasiana.

Kebersamaan yang menghadirkan kegembiraan yang tak terlupakan.  Dan kami berharap bisa bertemu lagi.Seperti lagu yang mengatakan ‘kemesraan ini jangan cepat berlalu’.Begitulah perasaan kami sewaktu berada di Kupang. Baik sahabat waskita Reiki maupun sahabat Kompasiana .Tetapi karena jadwal sudah tersusun rapi kami harus melanjutkan lagi perjalanan.Dengan harapan bisa jumpa kembali dengan sahabat di Kupang.

Terima kasih untuk semua sahabat di NTT atas perhatian yang begitu besar dan kehangatan yang diberikan terhadap kami berdua.

16 Pebuari 2023.

Salam saya,

Roselina.

Tinggalkan Balasan