Pendidikan Makan untuk Pembentukan Budi Pekerti Anak Usia Dini

Pendidikan Makan untuk

Pembentukan Budi Pekerti Anak Usia Dini

Makan bersama (Dok. Pribadi)

Saat saya menaiki angkutan kota menuju Purbalingga, di samping saya duduklah seorang ibu bersama putranya kurang lebih berusia lima tahun. Selang beberapa lama anak tersebut meminta makanan yang dibawanya dari rumah. Kemudian dengan lahap, anak tersebut makan sampai habis lalu dia menyerahkan bungkus makanan tersebut kepada ibunya, “Ibu, ini bungkusnya mau dibuang di mana?Tidak ada tempat sampah di sini”. Lalu si ibu menjawab, “Ya, simpan dulu di tas ini, nanti kita buang di tempat sampah”. Alangkah berbahagianya jika masyarakat sekitar kita mendidik seperti ibu ini.

Sebelum kita menyelami bagaimana pendidikan makan di sekolah bisa sebagai salah satu pembentukan budi pekerti bagi anak-anak, marilah kita bersenandung lagu berikut ini :

Sebelum kita makan, cuci tanganmu dulu,

Menjaga kebersihan agar sehat selalu,

Setelah kita makan jangan lupa doa,

Makan jangan bersuara,

Setelah kita makan ucap Alhamdulillah,

Pada Allah Yang Esa.

Makan dengan tangan kanan,

Makan tidak jalan-jalan,

Duduklah yang rapi seperti Rasulullah,

Makan tidak berantakan, makan tidak bersuara,

Ambillah yang terdekat, seperti Rasulullah”.

Kiranya lagu ini tidak cukup untuk kita hafalkan namun perlu pembiasaan dan keteladanan dari kita selaku orang tua di sekolah. Saat istirahat kita bisa melihat bagaimana etika anak-anak saat mereka makan bekal dan menghabiskan jajan yang dibeli dari para pedagang maupun yang dibawa dari rumah. Ada yang makan dengan tangan kiri, sambil berjalan, lalu membuang sampah secara sembarangan. Padahal di sekolah tentunya sudah ada papan bertuliskan BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA. Sebagai seorang pendidik tentunya kita tidak hanya mentransfer ilmu kepada anak didik kita tetapi perlu adanya penanaman pembiasaan yang baik dan tidak bosan-bosannya kita selalu berpesan sebelum jam istirahat tiba supaya mencuci tangan terlebih dahulu, makan tidak sambil berjalan dan sebagainya.

Anak-anak hendaknya diarahkan agar tidak terbiasa jajan sembarangan, karena khawatir akan mempengaruhi kesehatan mereka. Hal ini dilakukan dengan harapan agar mereka terhindar dari zat-zat kimiawi seperti zat pengawet, zat pewarna, zat pemanis buatan, serta zat-zat lain yang akan merugikan bagi kesehatan mereka saat ini maupun ketika sudah besar nanti. Berdasarkan hasil penelitian Dirjen POM yang melakukan pengujian 18 kota di Indonesia mengungkapkan ternyata 60 % sirup limun yang dijual di sekolah-sekolah mengandung bahan pewarna tekstil dan mikroba. Tentunya minuman seperti ini sangat buruk bagi kesehatan anak-anak.

Berdasarkan kurikulum Taman Kanak-kanak khususnya pada Lingkup Perkembangan Fisik Bagian C. Kesehatan Fisik indikator 52 disebutkan bahwa makan bersama dengan makanan bergizi. Hal ini bisa kita lakukan dengan menjadwalkan sebulan sekali merencanakan untuk makan bersama dengan menu yang variatif dan bergizi. Supaya makan bersama ini menjadi bernilai pendidikan dan anak-anak berlaku sopan di meja makan bukanlah hal yang sulit jika dilakukan sejak dini. Di sini ada empat standar prosedur pendidikan makan yang bisa kita lakukan yakni :

  1. Pijakan penataan lingkungan
    1. Menata alat makan dan bahan makanan di meja yang telah disediakan dan mengajak anak-anak supaya mereka merasa memiliki dan berguna.
    2. Mengatur tempat duduk anak secara efektif dan efisien.
    3. Satu orang guru mengajak anak didik untuk cuci tangan sedangkan guru lain menyiapkan alat dan bahan makanan dan minuman.
  2. Pijakan awal makan
    1. Guru membimbing supaya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat diberi makan dan bisa makan dalam kondisi sehat.
    2. Meminta satu anak untuk memimpin membaca doa mau makan.
    3. Guru membimbing dan membagi alat makan.
  3. Pijakan saat makan
    1. Guru mengenalkan menu makanan.
    2. Guru mengenalkan jenis dan kandungan gizi dari nasi, lauk, sayur, buah, dan minuman.
    3. Memberi pijakan individual supaya anak-anak tidak pilih-pilih makanan.
    4. Mempersilahkan anak didik secara bergiliran untuk mengambil makanan secukupnya dimulai dari nasi putih.
    5. Guru memotivasi anak didik untuk mencoba semua makanan yang telah disediakan.
    6. Guru mengingatkan anak didik untuk mengambil makanan secukupnya dan bertanggungjawab untuk menghabiskan sehingga tidak mubadzir.
    7. Guru memotivasi anak didik agar mengikuti adab makan Rasulullah SAW (misal : makan dengan tangan kanan, makan tidak jalan-jalan).
    8. Jika anak melakukan kesalahan atau menumpahkan makanan guru jangan langsung mengatakan ini salah atau tidak baik karena akan mengurangi nafsu makan anak.
  4. Pijakan setelah makan
    1. Melakukan doa setelah selesai makan.
    2. Guru memberikan umpan balik positif dengan memuji anak dan mengucapkan terima kasih sudah melakukan hal yang baik saat makan.
    3. Membersihkan makanan yang berserakan.
    4. Membereskan alat makan sesuai klasifikasi tempat sendok, piring, dan gelas.

Demikianlah beberapa hal yang berkaitan dengan pendidikan makan supaya di kala mereka besar sudah memiliki pembiasaan sejak dini.

#Tantangan hari ke-20 Lomba Menulis di blog menjadi buku

Profil Singkat Penulis

Safitri Yuhdiyanti, S.Pd.AUD. Aktifitas sebagai guru di TK Negeri Pembina Bobotsari. NPA : 12111200300 , email : safitriyuhdiyanti@gmail.com,

Tinggalkan Balasan