Celoteh Nyakbaye, Dua Cerita Berbeda

Setiap hari pasti ada cerita disekeliling kita, apakah kita peduli dengan cerita mereka atau tidak itu tergantung kita sendiri. Profesi yang kita pilih juga menjadi penyebab pendorong untuk kita pedilu dengan cerita disekitar kita.

Hari ini sesuai dengan profesi Nyakbaye pilih, ada dua cerita menarik dari anak didik Nyakbaye. Ya mereka berada di kelas XII IPS 1 yang tahun ini dipercayakan kepada Nyakbaye untuk mengurus dan membina mereka menjadi orang yang lebih baik dan tentunya menjadi harapan bukan hanya orangtua yang menitipkan mereka kepada Kami SMAN 2 Karimun, juga menjadi harapan kami mereka akan membawa nama baik SMAN 2 Karimun dalam arti kata mereka adalah tangan panjang kepada masyarakat bahwa SMAN 2 Karimun bisa menjadi tempat untuk mereka mempercayakan pendidikan jenjang lanjut nantinya.

Proses pembelajaran tidak akan putus walaupun mereka sudah duduk di kelas XII, di kelas XII juga tidak menentukan mereka tidak lepas dari masalah yang menyangkut displin yang diterapakan di sekolah.

Buktinyan hari ini dua siswi Nyakbaye, masih melakukan pelanggaran yang satu dengan ketidak hadirannya semala empat hari dengan alasan ada teman yang mengatakan bahwa senin sampai dengan rabu pembelajaran dilakukan secara daring sehingga tidak perlu datang ke sekolah. seperti anak kadal yang mau mengajar buaya untuk menyantap kancil di depan mata, senyum tersunging di depan bibir Nyakbaye, bagaimana tidak jika memang ada pembelajaran secara daring pasti sudah diumumkan di Wa KBM yang khusus dibuat oleh setiap kelas jika terjadi perubahan pembelajaran dari daring menjadi luring ataupun sebaliknya di sebabkan oleh masa pandemic yang sedang melanda dunia saat ini.

Setelah mendengarkan ceritanya, tentu Nyakbaye bertanya info sekolah daring dari siapa, karena tidak ada info di Wa KBM yang mengatakan pembelajaran daring, ceritanya dari teman yang satu kelas dengan menyebutkan satu nama. Sementara siswi yang bersangkutan sudah dari januari kemaren tidak memakai handphone karena keterbatan dana orangtua. Ternyata cerita mereka masih sama bukan karena pandemic tapi memang semangat untuk belajar turun sehingga segala cara digunakan untuk membenarkan aksi sehingga berbohong dan terus berbohong. Inilah tugas kami sekolah untuk memberikan mereka Pembina bahwa kerja keras di mulai dari sekolah. Tugas yang diberikan oleh guru hanya contoh jika mereka bekerja mereka juga akan mendapatkan tugas dari atasan. Semakin bisa mengerjakan tugas disekolah tentu nantinya mereka tidak akan merasakan tugas yang diberikan saat mereka bekerja menjadi beban yang akhirnya menyusahkan mereka.

Tidak jauh dengan siswa yang pertama, siswa kedua tidak masuk sekolah dengan membuat surat palsu jika menyatakan dirinya sakit, yang membuat Nyakbaye curiga kenapa surat sakitnya pada hari tertentu, dan ini menjadi pertanyaan oleh guru yang mengajar, dan mempertanyakannya kepada Nyakbaye sebagai walikelasnya.

Mencari kalimat tepat untuk menyadarkan mereka menjadi tanggung jawab Nyakbaye, setelah Pembina Nyakbaye berharapan apa yang Nyakbaye ucapkan dapat mereka mengerti dan pahami, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Semoga. ***

 

Tinggalkan Balasan