Hari ini Nyakbaye ingin nulis pentrigrap dulu, semoga berkenan membacanya.
Aku hanya mampu menundukkan kepala, rasanya aku sudah muak dengan semua ini. Sumpah serapah hanya bisa aku laungkan di dadaku, sehingga semakin hari dadaku terasa sesak dan membuatkan menjadi benci dengan semua ini. Tuntutan hidup yang membuatku masih bertahan, jika tidak sudah lama aku hengkang dari pekerjaan yang membuatku merasa seperti orang yang terzolimin. Sungguh di jaman serba modern masih ada juga yang menggunakan cara lama untuk bertahan dalam bekerja.
“Hana, kamu itu kalau kerja pakai otak jangan pakai dengkul.” Ucapan yang sungguh menusuk hatiku tapi memang ini kenyataan. Sepertinya bekerja dengan hati akan selalu kalah dengan bekerja dengan trik serta intrik yang penting bos senang, bukan karena royalitas serta niat untuk memajukan perusahaan bukan sebaliknya.
Aku mengingat pesan Ayah untuk selalu jujur dalam setiap perbuatan tapi seperti untuk dirinya aku tidak bisa lagi bekerja dengan hati dan jujur, lihat saja semua yang aku kerjakan menjadi hak paten dirinya yang hanya tinggal bersih, belum lagi segala upaya dilakukannya hanya untuk tetap baik dan loyal kepada perusahaan di depan bos tempat kami bekerja. Dengan senyum mengejek aku mengeluarkan rekam semua tindakan kejinya mengakui pekerjaanku menjadi pekerjaan di depan rapat kerja, aku bukan lagi si dungu yang bisa ditindas seenaknya batinku sambil tersenyum sinis melihat mukanya yang pucat seketik