Menjadi MC Memandu Acara, Pengalaman Tak Terlupakan

Mengajar di sekolah atau membawakan materi di kampus, itu sudah biasa dan hampir setiap hari bunda lakukan selama bertahun-tahun. Tapi menjadi Master of Ceremony atau MC di depan umum bahkan di depan artis atau public figur, itu yang baru pertama kali ini bunda lakukan.

Rasanya wah…seperti di ambang kesadaran, antara sadar dan tidak. Kenapa?

Ternyata menjadi MC di depan orang banyak, bahkan di depan tamu yang di antaranya adalah artis dan sejumlah public figur itu, ternyata tidak mudah. Kita harus bisa memanage emosi, bisa mengatur nafas dan suara atau intonasi harus tetap stabil.

Nah….pengalaman inilah yang bunda ingin ceritakan saat masih aktif menghadiri acara Sunday Sharing (SS) yang diadakan sebuah komunitas blogger setiap minggu terakhir setiap bulan. Acara SS ini membahas berbagai topik dan narasumber yang selalu berganti setiap bulan, demikian pula ketua kelas dan wakil ketua kelas sebagai penanggung jawab diskusi agar tetap berlangsung secara berkesinambungan. Semoga bisa jadi inspirasi bagi teman-teman blogger maupun siapa saja yang membaca tulisan ini.

Pada acara SS ke-11 November 2014 silam, kebetulan bunda terpilih menjadi ketua kelas. Di acara SS ke-11 ini pula diumumkan oleh salah satu admin yaitu Mas Karel Anderson, bahwa acara SS ke-12 berikutnya nanti akan digelar secara besar-basaran, sekaligus merayakan ulang tahun komunitas blogger tersebut. Acaranya kebetulan bertepatan dengan akhir tahun juga.

Maka waktu itu disusunlah rencana. Hanya saja Mas Karel masih harus mencari tempat dan sponsor yang akan membantu acara ini. Untuk petugas MC ternyata sudah disiapkan, yakni dua orang blogger. Karena sudah ada dua orang terpilih jadi MC, ya bunda sih tenang-tenang saja.

Menjelang sehari sebelum acara SS ke-12 pada Minggu, 21 Desember 2014 di Aruba Caribbean Restauran & Bar di Pasaraya Blok. M, Jakarta Selatan, bunda dihubungi Mba Veira yang juga salah satu admin. Katanya bunda diminta menggantikan satu dari dua MC yang berhalangan hadir.

Bunda jawab siap aja, karena bunda berpikiran jadi MC dadakan ini pun juga belum tentu terwujud sebab hanya sebagai cadangan. Bisa saja MC aslinya tiba-tiba datang. Jadi bunda kembali santai aja….

Suasana acara yang saya pandu sebagai MC (foto: istimewa)
Suasana acara yang saya pandu sebagai MC (foto: dok SundaySharing Blogdetik)

Jadi MC Dadakan

Pada hari H acara tersebut, ternyata salah satu dari MC itu emang betul ngga jadi datang. Akhirnya bundalah yang bertugas mendampingi Mba Nurul Musyafirah, blogger yang memang sudah dipersiapkan sejak awal.

Nah….di sinilah jantung bunda mulai berdetak kencang. Apalagi Mas Karel sudah memastikan bahwa bundalah yang akan menggantikan MC yang ngga bisa datang itu. Waduh…..

Bunda pun kemudian disuruh maju ke depan panggung sambil memegang mikrofon. Wah….keringat dingin terasa mengucur di seluruh badan, tangan mulai dingin dan berkeringat, jantung mulai deg-degan, perut mulai melilit, tangan yang memegang mikrofon gemetar, dan untungnya nggak jatuh deh mikrofonnya. Pokoknya stres tingkat dewa deh hehe….

Singkat cerita, selama acara berlangsung, bunda kalau ngomong ngga berani mendekatkan mikrofon di dekat mulut, karena takut ketahuan kalau suara bunda gemetar. Begitupun dengan kertas susunan acaranya, bunda ngga berani mengangkat tinggi-tinggi karena takut ketahuan kalau tangannya gemetaran hahaha….

Sebetulnya sih….pada saat Mas Karel meminta bunda untuk jadi MC di acara ini, semula bunda mau menolak, karena tidak PD alias tidak percaya dukun eh diri. Tapi bunda berpikir kalau kesempatan ini tidak diambil kapan lagi ada peluang jadi MC, jadi selebriti, jadi terkenal berdampingan orang hebat dan juga artis, dimuat pula beritanya di media sosial terutama di Detik.com? Cieeehhh…….

Walaupun tidak mendapatkan apa-apa (seperti honor sebagai MC misalnya) tapi bunda berpikiran di sinilah waktunya yang tepat untuk uji nyali alias uji keberanian. Tapi setelah kesempatan ini bunda rebut, yah resikonya seperti ini deh. Bunda pun sangat yakin kalau Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Insya Allah akan datang keberanian itu dengan sendirinya jika niatnya memang kuat untuk belajar.

Terima Kasih Semuanya

Dari pengalaman seru jadi MC dadakan ini, bunda tidak lupa mengucapkan banyak berterima kasih kepada Mas Karel, Mba Veira, Te’ Ani Berta, Mba Nurul, juga misua Nur Terbit yang gak bisa hadir karena tugas keluar kota, semuanya tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada bunda sampai akhirnya berani tampil jadi MC dengan penuh perjuangan dan doa. Wah….seperti judul film ya?

Seperti diketahui bersama bahwa acara SS ke-12 ini sangat meriah karena dihadiri oleh salah satu artis dan komedian yaitu Mas Wawan dari Teamlo, juga ada Babab Dito sebagai pencetus tongsis alias tongkat narsis. Ada juga Pemred CNN Indonesia yaitu Mas Yusuf Arifin yang sehari-hari dipanggil Mas Dalifin. Tidak ketinggalan pembacaan puisi bunda Elisa Koraag bersama anggotanya dari komunitas Penulis Dan Sastra (PEDAS), sambutan dari penggagas Sunday Sharing yaitu Ani Berta.

Tuhan itu memang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Setelah tiga setengah jam bunda berjuang agar tampil eksis sebagai MC, saat acara door prize bunda termasuk yang dipanggil lagi ke depan untuk menerima hadiah voucher belanja senilai dua ratus ribu rupiah.

Wah…..ternyata apa saja yang jika kita kerjakan dengan tulus dan ikhlas serta niat yang kuat, Insya Allah membuahkan hasil yang baik dan tak disangka-sangka.

Nah…..inilah pengalaman bunda tak terlupakan sampai akhir hayat. Alhamdulillah acara demi acara di Sunday Sharing berjalan lancar dari akhir sampai penutupan semuanya sukses dan tak kurang satupun. Terima kasih Ya Allah Ya Rob.

Salam : Sitti Rabiahi

#KMAABagian15 #JadiMC

(Tulisan ini diikutkan lomba blog Guru Blogger Indonesia, judul “Pengalaman Jadi MC Memandu Acara Blogger” edisi 2014)

Tinggalkan Balasan