Berawal dari ditawari kawan kajian untuk
membeli tabloid Menejemen Qalbu(MQ). Saat
itu Sakti bersama suami telah merintis
mendirikan PADU gratis untuk yatim piatu,
fakir miskin, sehingga perlu dana
operasional agar kegiatan belajar mengajar
lancar, berjalan sesuai rencana.
Setelah beberapa kali membeli tabloid MQ
tergagas oleh Sakti menjadi agen di
Tulungagung, karena dalam tabloid tersebut
di Tulungagung belum ada agen. Ikhtiar
mencari informasi dan Alhamdulillah pada
akhirnya berhasil menjadi agen di
Tulungagung, dari laba penjualan tabloid
tersebut Alhamdulillah ada sumber
pendapatan meskipun belum memadai tetap
di syukuri.
Hingga pada suatu saat ketika ibu-ibu Aisiyah
mengadakan wisata rohani ke Darut Tauhid,
Sakti beruntung bertemu mendapat ilmu
langsung dari Aa Gym. Darut Tauhid bisa
dikatakan sebagai pelopor pesantren virtual.
Ada juga yang menyebutnya dengan bengkel
akhlaq bertempat di Bandung, tepatnya
Geger Kalong Girang.
Darut Tauhid mempunyai aneka bidang
usaha, antara lain; super mini market,
cottage Darul Jannah, juga bisa ditemui café
Darul Jannah. MQ cooperation berkembang
menjadi usaha penerbitan atau lebih dikenal
sebagai MQ publishing. Melihat
berkembangnya usaha rekaman kaset
production house atau MQ tv memproduksi
cd-cd program Aa Gym. Sehingga
terbentuklah MQ TV.
Sebelum MQ TV, Aa Gym telah memiliki
stasiun radio, ikhriar yang dilakukan Aa Gym
bekerja sama dengan pihak lain, seperti; Al-
Qur’an seluler, MQ travel, MQ net dan
banyak lagi, sekitar 18 perusahaan saat
tahun 2005.
Sejak kecil tinggal bersama nenek, sehingga
hubungan emosional sangat kental, belajar
dari nenek tentang hemat terhadap uang dan
bekerja keras. Nenek lebih suka berjalan dari
rumah hingga ke tujuan sehingga badan
tetap sehat. Gigih di usia senja, nenek tidak
mau menjadi beban orang lain hingga akhir
hayatnya, nenek membuat Aa Gym
terinspirasi untuk berjualan.
Saat SD Aa Gym terbiasa mencari dan
menjual jambu tetangga, es, saat musim
liburan. Saat lulus SD masuk ranking dua.
Prestasi tidak hanya di bidang akademis tapi
bidang seni dan kepemimpinan, jiwa bisnis
terbukti saat SD jualan petasan.
Keterbatasan ekonomi keluarga
membuatnya tidak memungkinkan
mendapat uang saku lebih. Bermodal uang
jajan bulanan ia putar untuk berbisnis,
berkembang mampu memenuhi kebutuhan.
Tempaan sejak kecil tumbuh semangat lebih
serius berbisnis, sehingga terbentuk jiwa
pebisnis, menjadi jalan terwujudnya
kesuksesan Aa Gym.