“Ibu bikin apa?” tanya Rani sambil melihat ke arah dapur.
Ibunya menunjukkan kantong plastik. Terdapat beberapa kentang. Kentang itu belum dikupas.
Rani penasaran pun mendekat. Dia memegang satu kentang. Dia pun mencoba menebak.
“Ibu mau bikin perkedel, ya?” tanya Rani.
Ibunya menganggukkan kepala. Setelah itu ibunya menuju bagian belakang. Dia hendak mengupas kentang.
“Kenapa banyak sekali, Bu?” tanya Rani sambil mengambil pisau.
Ibunya pun menjelaskan, “Nanti akan ada yang mau datang bikin kamar mandi.”
“Oh gitu, ya, Bu, ” kata Rani sambil mulai mengupas kentang.
Keduanya pun mulai mengupas kentang. Setelah selesai mereka mencucinya. Tidak lupa merendam beberapa saat.
Sementara ibu Rani merebus kentang, Rani pergi ke depan. Di gerbang ada dua orang pria datang. Rani mempersilakan masuk.
Di ruang tengah ayah menemui mereka. Ketiganya berbincang membahas persiapan. Sesekali terlihat menyesal kopi yang dihidangkan.
Dari luar, Rani memperhatikan ketiganya. Dia bertanya-tanya dalam hati. Banyak hal yang ingin ditanyakan.
Namun, Rani tidak berani. Dia pun memutuskan kembali ke dapur. Di sana dia membantu ibunya lagi.
“Rani bingung ini, Bu,” kata Rani.
Ibunya menyahut, “Bingung kenapa?”
Rani pun menceritakan kebingungannya. Dia belum tahu mau cerita liburan apa. Hal ini karena selama liburan hanya di rumah saja.
“Tidak perlu bingung, Rani. Banyak cerita di sekitar kita. Tinggal kamu mau pilih yang mana,” kata ibunya.
Murid kelas 6 SD itu pun menganggukkan kepala. Dia mulai berpikir mencari ide di sekitar. Dia berusaha menentukan ide cerita yang menarik hatinya.
Sementara itu, pria yang datang itu langsung mulai bekerja. Mereka berdua terlihat sibuk melakukan persiapan. Banyak perlengkapan yang disiapkan.
Saat hari telah siang, mereka beristirahat. Ibu menghidangkan makanan. Mereka pun mulai makan dengan lahap.
Saat beristirahat, Rani ingin menemui mereka. Namun, Rani takut. Dia belum mengenal dengan baik.
“Ayah… Boleh Rani mengobrol sama paman tukang itu?” tanya Rani.
Ayah Rani tidak menjawab. Dia melihat keraguan di wajah Rani. Akhirnya, dia pun memberikan penjelasan.
“Boleh, Rani. Mereka orang baik, kok. Ayah sudah lama kenal sama mereka,” kata ayahnya.
Mendengar penjelasan ayahnya, Rani pun lega. Tidak ada lagi ketakutan dalam hatinya. Dia pun menemui tukang itu.
Kedua tukang sedang minum es ketika Rani datang. Keduanya menatap ke arah Rani. Salah seorang mempersilakan Rani duduk.
Di halaman belakang, mereka mulai berbincang. Sesaat sebelumnya mereka telah berkenalan. Ketiganya pun tampak akrab.
“Paman… Boleh Rani nanya?”
Salah seorang tukang menjawab, “Boleh. Memang Rani mau nanya apa?”
Rani pun mulai bertanya tentang daerah asal mereka. Keduanya menjawab apa adanya. Mereka menjawab bergantian.
“Paman dari desa, Rani,” jawab seorang tukang bernama Rudi.
“Paman juga satu desa sama Paman Rudi,” kata teman Paman Rudi bernama Rahman.
Rani menganggukkan kepala. Dia tersenyum mendengar jawaban keduanya. Setelah itu dia kembali bertanya.
“Bagaimana kondisi di desa, Paman?” tanya Rani penasaran.
Paman Rudi mulai menceritakan keindahan desa. Dia juga bercerita tentang sawah yang luas. Tidak lupa bercerita tentang sungai yang ada.
Sementara itu, Paman Rahman juga ikut menambahkan. Dia menceritakan tentang pekerjaan. Sebagian warga desa adalah perantau, termasuk mereka.
“Kenapa Paman merantau ke kota?” tanya Rani tanpa bermaksud menyinggung mereka.
Paman Rudi masih belum membuka suara. Demikian juga Paman Rahman. Keduanya bertukar pandang.
Hingga akhirnya Paman Rudi pun bercerita. Dia mulai menceritakan alasannya. Dia juga bercerita awal mula merantau ke kota.
“Jadi, Paman dulu ke kota awalnya diajak teman yang berdagang. Terus Paman cari kerjaan sesuai kemampuan. Bersyukur bisa mendapatkan kesempatan,” kata Paman Rudi.
Paman Rahman menambahkan, “Nah kalau Paman, Paman Rudi nih yang mengajak. Jadi, ceritanya tim Paman Rudi kekurangan tukang. Kebetulan ada proyek besar gitu. Terus Paman diajak Paman Rudi. Eh… Ternyata keterusan sampai sekarang. He he he.”
Ketiganya pun tertawa. Rani puas memperoleh jawaban. Dia akhirnya mendapatkan bahan bercerita tentang liburan.
– mo –