Lelaki Tua
dan penjaga rumah makan
SUHARTO MTS N 5 JAKARTA
Dahulu ada seorang tua asal kampung Penulis yang berpenampilan sederhana dan membawa sebuah tas yang terbuat dari daun pohon gebang. Tas itu disangkil di pundaknya. Kalau kita lihat seperti orang suku Badui yang sering membawa tas.
Suatu hari, beliau ingin memasuki sebuah rumah makan. Ketika dia hendak masuk dihadang oleh penjaga.
“Maaf pak, tidak boleh masuk,” pinta penjaga.
“Saya mau makan,” jawab bapak tersebut.
“Silahkan, bapak cari tempat yang lain,” pinta penjaga.
“Ada apa dengan gue, lu jangan menghina gue, karena penampilan gue seperti ini,” bentak si bapak.
“Eh, jangan melihat penampilan gue, bilangin sama yang punya rumah makan, semua yang ada di rumah makan ini gue beli sekarang juga, jangan lu..lu.. orang menghina gue,” bentak sibapak lagi sambil memperlihatkan uang di dalam tasnya.
Penjaga dan pelayanan resto hanya bisa bengong dan menyesali atas perbuatannya. Sementara sibapak melangkah meninggalkan rumah makan tersebut.
Dari kisah di atas tentang menghukumi seseorang dari penampilan bisa kita jadikan pembelajaran dalam berselancar mengarungi samudera kehidupan ini.
Inilah hidup penuh misteri, terkadang kita terjebak pada apa yang kita lihat, pandangan mata sering kali tertipu dengan apa yang nampak. Ya, laksana fatamorgana terlihat nampak oleh mata dari kejauhan seperti air mengalir, tetapi setelah kita mendekat tak nampak adanya. Pandangan mata suka menipu, banyak orang yang tertipu olehnya.
Jangan menjatuhkan sesuatu karena penampilan, karena boleh jadi kita tertipu olehnya. Berapa banyak orang yang berpenampilan rapi dan Borjuis tetapi dibalik itu mereka tidak seperti apa yang kita duga.
Berapa banyak mereka yang hidup mewah tetapi hutang mereka ada di mana-mana, tetapi lihatlah mereka yang hidupnya sederhana, mereka tenang karena hidupnya tanpa beban. Mereka selalu bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih. Sifat Qona’ah yang tertanam di hati mereka. Menerima dengan ikhlas apa yang Tuhan kasih.
Tuhan tidak melihat penampilan kita, dan apa yang kita punya, tetapi Tuhan melihat apa yang kita perbuat dari itu semua.
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Artinya:“Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian“. (Shahih Muslim juz 4 hal. 1987 no. 2564).
Berhentilah memandang orang dari penampilan dan bentuk tubuh serta rupa. Lihatlah dari apa yang ia perbuat. Karena Tuhan tak pernah pilih kasih. Ingat makhluk yang paling mulia hanya mereka yang bertaqwa atau patuh kepadanya.
Firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya:“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Demikian, janganlah memandang seseorang dari penampilan, karena penampilan yang nampak oleh mata belum tentu sama dengan isinya. Maka itu, jangan terlalu dini menghukumi sesuatu sebelum kita mengetahui hal yang sebenarnya.