Dua Pekan PJJ
Catatan Sang Guru
Sejak terindikasinya siswa terpapar covid-19, pihak madrasah menghentikan sementara kegiatan belajar tatap muka. Seluruh pendidik dan siswa tidak diperbolehkan mengadakan kontak langsung di madrasah.
Satu pekan sudah berjalan, pekan depan akan kembali normal kegiatan belajar tatap muka di madrasah. Tiga hari menjelang tatap muka kembali seluruh pendidik dan Tenaga kependidikan, serta para siswa yang berkontak langsung dengan siswa terindikasi terpapar covid-19 secara bersamaan melakukan test PCR di madrasah yang dilakukan oleh petugas puskesmas.
Satu persatu secara bergantian melakukan test. Untuk mengetahui hasil test butuh dua hari. Semua harap-harap cemas menunggu keputusan. Minggu sore belum ada keputusan dari pihak madrasah apakah besok masuk atau tidak? Para pendidik bertanya-tanya akan keputusan dari pihak sekolah. Keputusan masih simpang-siur. Jika belum ada keputusan dari pihak sekolah, berarti surat edaran Minggu yang lalu berlaku.
Akhirnya pihak sekolah memberikan keputusan bahwa PJJ diperpanjang satu pekan lagi berdasarkan surat keterangan dari puskesmas. Pihak puskesmas mengirimkan surat kepada pihak madrasah yang isinya memohon pihak madrasah untuk menunda kegiatan belajar tatap muka satu pekan ke depan, mengingat berdasarkan hasil lab ada di antara guru terindikasi terpapar covid-19.
Mencegah lebih baik dari mengobati. Demi memutus mata rantai penyebaran virus. Langkah yang terbaik di antaranya dengan cara menjaga jarak. Bekerja atau belajar dari rumah merupakan sebuah solusi yang tepat.
Hampir dua tahun virus Corona belum pergi dari bumi Nusantara ini. Corona masih menjadi ancaman serius bagi kehidupan. Musuh yang tak tampak, sulit diduga keberadaannya, tetiba sudah ada saja pada tubuh manusia. Banyak sudah yang menjadi korbannya.
Baru saja dunia pendidikan membuka kegiatan belajar dengan tatap muka, semua elemen senang dibuatnya. Tapi sekali lagi, virus itu datang lagi. Pendidikan jarak jauh sulit untuk dikontrolnya. Karena PJJ harus menggunakan internet, maka proses belajar harus menggunakan laptop atau smartphone. Namun, yang terjadi di lapangan peserta didik lebih senang berlama-lama bermain dengan smartphone daripada sekedar belajar.
Aneka sajian medsos lebih menarik daripada pembelajaran yang disampaikan pendidik. Apalagi banyaknya pendidik yang memberikan tugas sehingga banyak peserta didik yang stress. Salah satu untuk lari dari stress ya, main smartphone dalam kondisi untuk sekarang ini.
Begitulah kondisi di lapangan. Peserta didik lebih banyak melihat smartphone untuk mengisi waktu daripada belajar.
Semoga kondisi ini cepat berlalu agar semua sektor kehidupan kembali normal.
Cakung, 04 Februari 2022
Suharto (Cing Ato)
Guru blogger madrasah
Pegiat Literasi Madrasah
Bagaimana agar pjj tak lagi membosankan? Caranya adalah sapa siswa sebagai layaknya manusia.