Kalah Sebelum Berperang
Suharto
#GuruPembelajar
#PenyintasGBS
Sering kita dengar kata-kata yang terlontar pada teman-teman bahkan pada diri kita.”Aduh saya tidak bisa, aduh saya tidak ada bakat, aduh saya sibuk, aduh saya tidak sanggup, aduh dan sejuta aduh yang lain,” itulah kenyataan yang terjadi.
Kalimat-kalimat afirmasi negatif sering muncul bagi mereka yang tidak punya keyakinan akan diri. Padahal Tuhan tidak membeda-bedakan manusia. Tuhan sudah mempersiapkan potensi -potensi pada diri manusia.
Kenapa hal itu terjadi? Ya, mungkin wawasan pengetahuan kurang atau sering bergaul dengan orang yang sejenis dengan dia. Atau kurang ketertarikannya pada bidang yang kurang diminati.
Kurangnya wawasan pengetahuan salah satu
Penyebab dari kurangnya seseorang akan melakukan sesuatu. Sebenarnya semakin kita mencoba sesuatu, maka kita tahu tentang segala hal. Bahkan pengetahuan akan terus bertambah. Jadi semakin kita mencoba pada hal yang baru, maka akan bermunculan pengetahuan baru.
Bergaul juga sebab sukses atau tidaknya seseorang. Tentunya tergantung kepada siapa kita bergaul. Sering kita dengar sebuah ungkapan” jika kita bergaul dengan tukang minyak wangi, maka kita akan kebagian wanginya. Sebaliknya jika kita bergaul dengan tukang pandai besi. Kita akan kebagian baunya.
Dalam hukum ketertarikan (LOA), dikatakan seseorang akan berkumpul kepada komunitas yang sama visi dan misinya.
Seorang pencinta ilmu akan bergabung dengan pencinta ilmu. Seorang pemalas akan bergabung dengan pemalas. Pencinta hewan akan berkumpul dengan pencinta hewan dan seterusnya.
Mario Teguh berkata jika kita berteman dengan lima orang baik, maka kita yang keenamnya. Maka dari itu, teruslah kita menambah wawasan dengan banyak membaca. Karena membaca merupakan jendela dunia. Begitu juga perbanyaklah bergaul kepada orang-orang sukses. Setidaknya kita akan tertarik dengan Magnit kesuksesannya.
Sebenarnya kesuksesan itu ada pada diri. Tinggal bagaimana diri menyikapinya. Jika diri ingin berubah, maka ubah dulu pola pikir kita. Ingat! Tuhan tidak akan pernah mengubah nasib kita, kecuali diri kita sendiri yang mengubahnya.
Pola pikir optimis akan menghantarkan kita kepada sebuah perubahan yang baik. Hanya orang bermental optimis yang tidak pernah kalah sebelum berperang.
Buang jauh-jauh mental kalah sebelum berperang. Karena setiap diri kita mempunyai potensi. Tinggal kita bagaimana menyikapinya.
Yakinlah! Jika sesuatu banyak orang yang bisa melakukan, pasti kita bisa.