Cukup Bawa Senang Saja (KMAB-20)

Terbaru16 Dilihat

Cukup Bawa Senang Saja

 

Jumat, 21 Januari 2022. Saya biasa berangkat jam 05.30 dari rumah sampai di madrasah sekitar jam 06.20 WIB. Sengaja berangkat pagi untuk menghindari macat.

Biasa kalau agak siang kemacatan tak terhindarkan. Apalagi hari ini hari Jumat hari   ekspor para perusahaan melalui pelabuhan Tanjung Priok.

Awalnya jalan agak lancar. namun, ketika melihat mobil truk trailer bermuatan peti kemas yang sedang berbalik arah berjejer bagai rangkaian gerbong kereta terbersit dalam pikiran “Waduh macat, gawat nih,” gundah hati.

Supir saya perintahkan agak mempercepat jalan agar tidak terjebak macat pada perempatan berikutnya. Tapi sebelum perempatan  mobil sudah tidak bergerak. Supir saya arahkan masuk jalan alternatif. Jalan pun lancar, namu sekali lagi mobil yang berada di jalan berlawanan tidak bergerak sama sekali sehingga menutupi jalur yang menuju ke Madrasah.

“Coba kita lewat belokan yang satu di depan!” Pinta saya.

Ternyata mobil tidak bisa bergerak. Saya pun mengarahkan supir untuk ambil kiri untuk menuju jalan alternatif. Mobil pun masuk jalur alternatif. Di pertengahan jalan ternyata sama saja mobil tak bergerak. Sementara pengendara motor memenuhi Kakan kiri mobil.

“Braaaak….,”bunyi sesuatu sementara mobil agak sedikit goyang.

“Suara apa itu?” Tanya saya kepada Supir.

“Sepertinya ada yang nabrak mobil dari arah belakang,” ucapku.

Benar saja dari arah kiri mobil ada anak sekolah membawa sepeda motor. Dia minta maaf dengan mengangkat tangan sambil menundukkan kepala.

“Sudahlah biasa kalau di jalan seperti itu. Bagus dia minta maaf. Pernah dahulu lampu sen belakang mobil yang lama hancur kaca spionnya diseruduk pengendara motor, dia langsung kabur,” ucap saya.

Mobil belum juga bergerak.

“Bagaimana kita putar lagi?” Tanya Supir.

“Tidak usah, nanti juga mobil akan bergerak. Sabar saja,” jawab saya.

Benar saja kendaraan mulai bergerak merayap. Di pertigaan nampak masyarakat membantu mengatur kendaraan. Rasa peduli masyarakat untuk mengurai kemacatan cukup saya acungkan jempol. Tampa bantuan mereka sulit rasanya kemacatan akan terurai, mengingat semua pengendara tidak sabar untuk berebut jalan.

Kendaraan berjalan lancar dan di jalan utama dekat lampu merah sudah banyak petugas yang mengatur lalulintas. Akhirnya mobil pun berjalan tanpa rintangan hingga sampai ke Madrasah.

Biarlah terlambat masuk, karena memang kondisi di jalan tidak sedang bersahabat. Tapi untuk mengajar tidak terlambat. Karena mengajar pada jam ke 3.

Ya, itulah perjalanan tidak selamanya lancar. Kadang lancar, kadang merayap, dan kadang macat total. Terus bagaimana menyikapinya? Ya, cukup bawa senang saja. Tidak perlu gusar atau galau.

Tinggalkan Balasan

1 komentar