Mengikat Tulisan Menjadi Buku
06-08-2021
Suharto
Guru MTsN 5 Jakarta
Guru literasi Madrasah
#MenulisItuGampang
#KenapaHarusMenulis?
Tulisan-tulisan yang berserakan alangkah baiknya diikat dalam sebuah buku, sehingga kebermanfaatannya lebih dirasakan oleh orang banyak.
Kebermanfaatannya bukan saja dirasakan oleh orang banyak, tapi juga untuk diri sendiri. Jika tulisan sudah terhimpun, lebih mudah kita membacanya.
Tulisan-tulisan yang berserakan tentunya berbagai macam aneka tulisan. Tidak mungkin dikumpulkan dengan tema yang berbeda. Maka itu, perlu langkah-langkah dalam penghimpunan tulisan-tulisan yang berserakan. Di antara langkah-langkahnya, yaitu:
Pertama, tentukan tema terlebih dahulu. Dengan menentukan tema terlebih dahulu bisa memudahkan kita untuk memilah tulisan-tulisan sesuai tema. Buat file tersendiri di laptop, lalu tarohlah tulisan-tulisan itu ke dalam satu file. Contoh, ketika kita menulis tentang pendidikan, maka himpun semua tulisan yang berkaitan dengan pendidikan, begitu juga dengan tema lainya.
Jangan dicampur adukan dengan berbagai tema, jadi terkesan kurang bagus dan orang lain pun enggan untuk memilikinya, karena terkesan seperti buku gado-gado.
Kedua, Susun sesuai isi tulisan. Tulisan-tulisan yang berserakan tentunya ada yang berkaitan dengan informasi semata dan ada juga yang berkaitan dengan tata cara atau langkah-langkah, dan ada juga yang berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari tulisan tersebut.
Sistematika dalam menyusun sub-sub dari tema itu sangat penting, karena tulisan akan tersusun rapi dan mudah dipahami. Contoh, ketika kita membuat sebuah buku berkaitan dengan tulis-menulis. Maka yang tertulis dalam daftar isi, yaitu: pertama, tentunya kita terlebih dahulu menulis tentang pengetahuan apa yang ditulis. Kita akan memulai dengan sebuah pertanyaan “What” biasanya identik dengan kamus atau statement para pakar. Kedua berkaitan dengan pertanyaan”Why” biasanya identik dengan alasan sesuatu yang kita kerjakan, misal “pentingnya menulis bagi setiap orang”. Dan yang ketiga, langkah-langkah atau cara-cara, ini identik dengan pertanyaan”How”. Misal, langkah-langkah menulis buku.
Jadi kumpulkan tulisan-tulisan yang berserakan sesuai formasinya. Mana yang buat “What, Why, dan How / Apa, Mengapa, dan Bagaimana”. Kalau sistematika seperti ini, maka buku kita tersusun dengan rapi dan bagus.
Ketiga, edit. Setelah tersusun sistematis, langkah selanjutnya adalah mengedit. Melihat kembali mana tulisan yang belum pas meletakkannya. Misal, tulisan yang seharusnya identik dengan pertanyaan How kita letakkan di what atau sebaliknya. Lalu mengedit tulisan mulai dari tulisan pertama atau judul pertama. Tentunya banyak yang perlu kita tambah, kurangi, mengoreksi tulisan yang salah, meneliti penggunaan tanda baca, tata letak tulisan, dan lainnya.
Keempat, minta bantuan editor. Sebaiknya tulisan yang sudah jadi kirim ke editor atau teman yang kita anggap mumpuni dalam kebahasaan. Terkadang orang lain lebih jeli ketimbang kita yang menulisnya. Fungsi editor itu untuk menjadikan tulisan kita renyah dan enak dibaca.
Kelima, Serahkan ke penerbit. Langkah terakhir untuk menghimpun tulisan yang berserakan menjadi sebuah buku, yaitu serahkan kepenerbit. Biarkan penerbit yang akan mewujudkan impian kita. Tunggu sebentar, jadideh buku kita. Gampang kan…!!!
Demikian bagaimana tip-tip untuk mengikat tulisan-tulisan yang berserakan menjadi sebuah buku. Semoga bermanfaat.
Salam literasi