Bermental Optimis

Terbaru72 Dilihat

Bermental Optimis

Suatu hari putra pertama penulis sedang mempersiapkan presentasi untuk dipresentasikan di depan para pimpinan sebuah perusahaan. Siang malam dia berusaha terus melatih diri agar ketika presentasi berjalan dengan lancar dan sukses.

Keseriusan campur was-was karena presentasi ini adalah untuk menentukan kariernya di perusahaan tersebut. Ada tiga opsi yang ditawarkan oleh perusahaan, yaitu: Diangkat menjadi karyawan tetap, diperpanjang kontrak, dan diberhentikan.

Permasalahan baginya, penyampaian presentasi menggunakan bahasa Inggris, padahal dia belum begitu menguasai atau masih terbata-bata, inilah di antara kerisauannya. Hampir setiap malam dia berusaha untuk belajar hingga untuk makan saja lupa bahkan mau muntah jika hendak makan. Mungkin semua orang pasti mengalami hal tersebut.

Melihat demikian, ibunya memberikan motivasi agar dia harus optimis dalam menjalani segala sesuatu, karena menurut ibunya dia adalah anak yang cerdas. Dengan motivasi dari ibunya, dia akhirnya menjadi percaya diri dan optimis. Pada akhirnya dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia diterima dan diangkat menjadi karyawan tetap. Inilah buah keoptimisan dalam menghadapi permasalahan hidup.

Dari kisah di atas tentang bermental optimis dalam menghadapi berbagai macam ujian. Bisa kita jadikan sebuah pelajaran berharga dalam berselancar mengarungi samudera kehidupan ini.

 

Optimis Dalam Menjalani Kehidupan

Bermental optimis sangat dibutuhkan untuk melakukan sesuatu usaha, tanpanya sulit untuk mewujudkan sebuah impian. Dalam berbagai macam kondisi apapun optimis harus ada pada diri manusia.

Optimis adalah kunci kemenangan sedang kebalikannya pesimis adalah awal dari kekalahan. Sifat pesimis sangat dilarang dalam Islam karena akan meruntuhkan mental yang ada dalam diri manusia hingga tidak ada kemauan untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Para Nabi sangat mengecam perbuatan tersebut. Sebagai perkataan Nabi Ibrahim AS yang diabadikan dalam kitab suci al-Qur’an surat al-Hijr:56.

“Dia (Ibrahim) berkata, Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr :56)

 

Kehidupan manusia dihadapkan pada dua kenyataan, yaitu: kenikmatan dan musibah. Ada suka-ada duka, ada kemenangan- ada kekalahan, ada kesuksesan- ada kegagalan. Bagi manusia yang bermental optimis mereka sangat kuat, mereka tak lemah oleh musibah, sebagaimana tidak berlebihan saat mendapatkan nikmat. Tidak guncang oleh fitnah, sebagaimana tidak takabur karena pujian. Tak surut karena kekalahan, sebagaimana tidak merajalela karena kemenangan. Dalam situasi apa saja mereka selalu bermental optimis dan selalu percaya diri.-waskito.

Belajar dari kisah Ibnu Taimiyah, beliau dalam menegakkan kebenaran banyak rintangan, halangan dan gangguan dari musuh-musuhnya, fitnah dan siksaan bertubih-tubih didapatkan, tetapi semua beliau hadapi dengan optimisme. Beliau berkata “Apa yang bisa dilakukan oleh musuh-musuhku kepadaku? Surgaku ada di dadaku. Bila aku dipenjara, itu adalah khalwat (mengasingkan diri untuk ibadah) bila aku diusir dari negeriku, itu adalah tamasya. Bila aku dibunuh, itu adalah mati syahid.”

Itulah gambaran bermental optimis, selalu menghadapi permasalahan dengan positive thinking ketika mendapatkan kebaikan selalu bersyukur, begitu juga ketika mendapatkan masalah yang tidak baik selalu bersabar.

 

Arti Bermental Optimis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “Mental” berarti bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Sementara “Optimis” berarti orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Dalam bahasa Arab disebut At-Tafa’ul diartikan sebagai: pengharapan nasib baik atau optimisme.

Menurut Lopez & Snyder (dalam Ghufron & Rini, 2010:95), berpendapat optimisme adalah suatu harapan yang ada pada individu bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju ke arah kebaikan.

Goleman (dalam Ghufron & Rini, 2010:97) melihat optimisme melalui sudut pandang kecerdasan emosional, yakni suatu pertahanan diri pada seseorang agar jangan sampai terjatuh dalam masa kebodohan, putus asa, dan depressi bila menghadapi kesulitan.

Jadi bermental optimis adalah sifat yang ada pada pikiran bawah sadar manusia yang mampu mengendalikan perilaku dalam mengatasi berbagai macam masalah yang dihadapi hingga mampu membawa ke arah yang positif.

 

Langkah- Langkah Agar Selalu Optimis

Manusia hidup selalu berhadapan dengan masalah, namun manusia tidak boleh menghindar atau lari dari masalah. Kecil atau besar masalah pasti ada jalan keluarnya. Berhasil atau tidak itu bukan prioritas, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita berusaha sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu tindakan nyata dan penuh keyakinan bahwa kita bisa keluar dari masalah. Sikap itulah dibutuhkan untuk memecahkannya. langkah-langkah untuk senantiasa hidup penuh optimis, di antaranya:

 

Pertama, bersyukur,  manusia sejak lahir sudah diberikan kemampuan, dengan kemampuan yang dimiliki manusia mampu menciptakan sebuah peradaban, semakin diasah kemampuannya, semakin tinggi pula peradabannya. Manusia selalu optimis melakukan sesuatu yang diinginkan. Manusia tidak bersayap tetapi manusia bisa terbang tinggi mengalahkan burung yang bersayap. Kenapa hal itu terjadi? Karena manusia itu pandai mensyukuri nikmat kemampuan yang Allah berikan. Semakin bersyukur manusia semakin Allah tambah kenikmatan untuknya.

Firman Allah SWT:

“Dan (ingatlah) Ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

 

Kedua, sabar. Setiap manusia akan senantiasa mendapatkan ujian dari Allah. Ko, bisa. Ya, bisalah. Karena Allah sendiri yang menjelaskan di dalam kitab sucinya. Bahkan banyak kisah umat-umat terdahulu yang diuji oleh Allah. Contoh, Nabi Ya’qub matanya buta karena menangis terus atas kehilangan anaknya, yaitu Nabi Yusuf, tetapi beliau masih punya rasa optimisme bahwa Nabi Yusuf masih hidup. Dengan kesabarannya beliau menunggu bertahun-tahun Nabi Yusuf. Hingga beliau berkata kepada anaknya yang lain untuk mencari Nabi Yusuf. Hal ini diabadikan dalam al-Qur’an.

Firman Allah SWT:

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputusasa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf 12: Ayat 87)

 

Ketiga, yakin. Keyakinan adalah modal utama dalam sebuah usaha, ketiadaannya sulit untuk mencapai harapan yang dituju. Keyakinan laksana pondasi, jika keyakinan kuat maka harapan menjadi keniscayaan, tetapi sebaliknya jika lemah sulit mewujudkannya. Begitu juga jika kita mempunyai pondasi rumah  yang kokoh, ia akan mampu atau kuat menopang seberat apapun beban yang dipikulnya.

Kesulitan, kesukaran, kegagalan dan lainnya pasti menjumpai kita, itu hal yang wajar. Jadi dengan keyakinan yang kuat, bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam al-Qur’an.

Firman Allah SWT.

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,”(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)

Ayat ini diulang dua kali sebagai kalimat peneguhan untuk meyakinkan manusia bahwa hal itu benar-benar terjadi. Dan semua itu akan dialami oleh semua manusia dalam berselancar mengarungi samudera kehidupan.

 

Keempat, istiqomah atau teguh pendirian,  keteguhan hati dalam mengarungi kehidupan ini sangat dibutuhkan. Optimisme itu kepunyaan orang-orang yang berhati teguh, kuat pendirian, tidak goyah oleh hempasan badai kehidupan, laksana batu karang di lautan, ia kokoh walau badai menghantam bertubi-tubi. Kegagalan tidak membuat ia lemah justru memacu semangat untuk terus berusaha memperbaiki diri kemudian maju lagi sampai harapan menjadi kenyataan.

Orang-orang yang sukses bukan tidak pernah gagal, justru berhadapan dengan beribu-ribu kegagalan. Coba lihat Thomas Alva Edison seorang penemu lampu pijar, dia mampu membuat lampu pijar diawali dengan ratusan kegagalan. Keteguhan membuatnya mampu menggapai harapan yang diinginkan.

 

Kelima, positive thinking. Segala sesuatu yang terjadi yang menjumpai kehidupan baik suka maupun duka jika disikapi dengan positive thinking, maka segala sesuatu yang terjadi menjadi indah. Karena pada dasarnya apa yang terjadi sudah di bawah arahan skenario Sang Penggenggam kehidupan, tergantung sutradara mau dibuat seperti apa? Manusia hanya menjalankan saja. Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini pasti ada hikmahnya. Contoh, ketika kita gagal dalam menempuh ujian sekolah atau tets masuk pada sebuah perusahaan. Sikapilah dengan bijak jangan terlalu diambil pusing, jangan kecewa dengan keadaan, hadapi dengan tenang. Kecewa boleh itu manusiawi, tetapi jangan terlalu larut dalam kekecewaan. Mungkin belum rezeki atau Allah mempunyai maksud lain untuk kita. Ingat banyak orang sukses berawal dari kegagalan-kegagalan, yang terpenting jangan sampai kita kehilangan semangat dan optimis.

Demikian dalam mengarungi samudera kehidupan tidak semudah yang kita bayangkan, banyak sandungan, batu kerikil, halang rintang, gangguan dan lainnya yang menghadang kita. Semua itu bisa teratasi jika kita mempunyai sifat  selalu bersyukur, punya keyakinan yang kuat, bersabar dalam menghadapi sesuatu dan mempunyai keteguhan hati, serta berpikir positif, pasti kita mampu mengatasi semua itu. Ingat dibalik kesulitan ada sejuta kemudahan, yang terpenting selalu optimis dalam menjalani hidup ini.

 

Tinggalkan Balasan