Menjadi seorang fotografer adalah salah satu hobi yang saya sukai, mungkin jauh sebelum banyak orang menggemari dunia fotografi seperti yang terlihat belakangan ini.
Untuk alasan satu itulah saya pun mengambil perkulihan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, setelah mendapat informasi dari teman bahwa kampus tersebut sudah banyak mencetak orang-orang handal terlebih dalam dunia Jurnalis dan foto.
Apa sih fotografi itu?
Dikutip dari Wikipedia, Fotografi adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.
Jadi menurut saya, fotografi dan menulis mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda, sama-sama mengabadikan suatu momen, jika fotografi menceritakan dengan gambar atau foto maka menulis menceritakan dengan tulisan.
Maka foto dan tulisan kedudukannya saling melengkapi satu sama lain. Tanpa tulisan foto bisa salah dimengerti dan sebaliknya tanpa foto, tulisan kurang berarti dan terasa tidak lengkap. (Jika salah, silahkan dibenarkan atau ditambahkan).
Lalu mengapa saya tertarik dengan fotografi?
Alasan saya saat itu tidak muluk-muluk, selain menurut saya orang-orang yang menenteng kamera tersebut terlihat keren. Pastinya juga ingin mengabadikan setiap momen tersebut, sebab suatu momen sulit untuk diulang kembali, terlebih momen itu sangat berharga akan selalu abadi dan terkenang di benak pikiran kita, maka sayang jika dilewatkan begitu saja.
Demikian halnya dengan menulis, seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah….Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.
Artinya baik menulis dan fotografi atau memotret sama-sama bekerja untuk keabadian, menghargai setiap momen yang telah direkam atau difoto juga ditulis, dapat meningkatkan kreativitas tersendiri untuk menghasilkan hasil foto atau tulisan yang menarik. Tentu saja bebas bereksperimen, bereksplorasi, tidak ada batas imajinasi dan kreativitas.
Nah selain alasan di atas, tak salah jika saya katakan, orang atau kita tempatnya kecemasan, depresi atau stres akhirnya dapat membuat kita sulit menerima informasi serta tidak mampu berkonsentrasi sehingga menyebabkan sering lupa, maka dengan tulisan atau foto akan kembali mengingatkan kita tentang sesuatu hal yang sudah terlupakan.
Salam Literasi
Karena Menulis Aku Ada.
Sukma