Cara Mengelola Keuangan Secara Bijak “Jangan Sering-sering Makan di Restoran”

Terbaru221 Dilihat

Jika sebelumnya Vlomaya (Vloger Kompasiana Pemerhati Budaya) bersama Komunitas Penggila Kuliner ngajakin ngintip usaha kopi tertua di Bogor dan berbincang dengan Mom Preneur, kali ini Vlomaya ngadain acara ‘Bincang Preneur’  bersama Finansial Planner Analyst atau yang punya segudang pengalaman  bidang keuangan yaitu Ir. Gerry Rachman.

Acara yang dilakukan pada Sabtu 12 Agustus 2023  pukul 10.00 hingga 12.00 WIB secara daring tersebut, mengusung tema ‘Pengelolaan Keuangan Sehari-hari Yang Nggak Ribet’.
Dikatakan tidak ribet, karena memang dalam mengelola keuangan adalah hal yang gampang asal punya trik khusus seperti: dapat mengatur keuangan dengan tepat, menabung sesuai tujuan, berinvestasi secara rutin,  meskipun dalam mengelola keuangan juga bisa berakibat macam-macam, demikian ucap Gerry Rachman.
Menurut Gerry, selain itu salah satu paket program cerdas dalam mengelola keuangan tidak ribet atau yang mudah dan efektif adalah dengan memakai teori Elizabeth Warren, dalam bukunya yang berjudul ‘All Your Worth: The Ultimate  Lifetime Money Plan, mengatakan bahwa perancangan budget dalam mengatur keuangan terbagi 3 (tiga) kategori yaitu, 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk investasi.
Cara tersebut bisa memudahkan dalam mengatur pengeluaran supaya tidak melebihi penghasilan bulanan.
“Disini kita akan mengetahui, misalnya mengapa uang kita habis belum waktunya sebulan  dan tidak jelas habisnya kemana, maka lakukan finansial check up, karena keuangan juga perlu dicheck up tidak hanya tubuh, jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pendapatan, maka dengan mengetahui cara mengontrolnya tidak akan menjadi masalah bagi sebagian orang.” Jelas Gerry Rachman.
Lalu bagaimana cara mengontrolnya supaya dapat mengelola keuangan secara bijak?
Berikut dibawah ini menurut Gerry Rachman:
Dengan merubah pola pikir (mindset)  harus konsisten dan disiplin.
Membiasakan mencatat pengeluaran, karena jika rajin mencatat akan mengetahui kemana habisnya pendapatan dan tidak menjadi problem.
Tetapkan saving investasi protection.
Jangan pernah mengatakan tidak bisa karena semua pasti ada jalan.
Pangkas gaya hidup yang berlebihan dan pengeluaran yang tidak perlu atau tidak berfoya-foya.
Membuat anggaran bulanan sesuai jumlah pendapatan dan pengeluaran.
Tidak tergoda dengan rayuan diskon pada online shop, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan yang lainnya. Jika hendak berbelanja, baiknya taruh dulu di dalam keranjang, tunggu dalam 3 atau 4 hari, jika bukan merupakan kebutuhan, maka batalkan atau buang dari keranjang.
Tidak sering-sering mentraktir teman. Atau makan di restoran. Kejadian ini terkadang tidak terduga dan sering tidak diperhatikan ketika kita bertemu teman di Mall atau cafe lalu mentraktir.
“Boleh mentraktir, namun jika sering-sering akan menjadi masalah, bukan berarti pelit, hanya mengelola keuangan dengan baik dan benar. Contoh, minum kopi di Starbuck dengan harga 50rb rupiah satu cangkir, bagaimana jika setiap hari minum kopi ditempat  tersebut belum lagi tambahan roti dan lain-lain bisa dihitung berapa pengeluaran yang dihabiskan,” lanjut Gerry Rachman.
Gaya hidup seperti ini, tanpa disadari  pengeluaran bisa melebihi pendapatan, solusinya melakukan pinjaman ke teman atau orang tua atau yang lebih berbahaya ke Pinjol (pinjaman online).
Pesan Gerry Rachman, baiknya tidak melakukan pinjol meskipun prosesnya yang mudah dan cepat karena resikonya besar, apalagi jika terjadi masalah, maka akan terus dikejar.
Untuk itu maka penting mengoptimalisasikan penghasilan juga mempersiapkan dana darurat. Apakah itu  berinvestasi dengan emas atau membeli saham. “Saham itu bukan judi, jika hendak membeli saham jangan bertindak sebagai trader tapi sebagai investor.” Kata Gerry Rachman.
Dan jika hendak menabung, pilih bank yang bonafid, jangan karena memberikan bunga yang tinggi. Kalau menginginkan bunga yang tinggi maka pilih obligasi yang sifatnya jangka panjang atau yang memiliki pajak rendah namun dijamin pemerintah.
Mengingat generasi dulu dan  sekarang sangat berbeda, jika generasi dulu lebih memikirkan bagaimana untuk makan, sekarang pengeluaran lebih banyak.
Beliau memberi contoh,  misalnya dalam satu rumah ada 5 anggota keluarga, masing-masing mempunyai kebutuhan 100 hingga 200rb setiap bulan hanya untuk membeli kuota, belum lagi jika ada anggota keluarga yang merokok dan yang lainnya sudah berapa banyak pengeluaran dalam satu bulan?
“Untuk itu selagi berusia produktif  harus pandai mengelola keuangan termasuk  setelah pensiun juga masih mampu memperoleh pendapatan, karena  kita tidak hanya mengandalkan uang pensiun, apalagi swasta yang tidak semua perusahaan mengikut program BPJS ketenagakerjaan, seperti saya sudah pensiun namun tetap melakukan usaha seperti usaha minuman,” tutupnya.
Yuk, mengubah mindset yang benar.

Tinggalkan Balasan