Catatan Fasil GP (2)

Terbaru218 Dilihat

Catatan Fasilitator FGP Supyanto (2)

Kegiatan Eksplorasi Konsep

(Pembelajaran Berdiferensiasi)

Oleh:  Supyanto

Hari ini memasuki hari kedua program guru penggerak dalam membedah modul 2. Sebuah aktivitas yang dilakukan saya dalam memfasilitasi Calon Guru Penggerak (CGP) berupa melakukan eksporasi konsep. Eksplorasi konsep merupakan langkah kedua dalam alur MERRDEKA belajar.

Selaku Fasilitator saya mengucapkan selamat datang kepada Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di sesi pembelajaran yang kedua! Sesi pembelajaran yang kedua ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secara mandiri dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi.

Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi kedua ini, silakan lihat pertanyaan- pertanyaan berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa dari pertanyaan tersebut, namun tidak perlu ditulis.

  1. Bagaimana Anda dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan murid secara individu?
  2. Apa yang Anda ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka?
  3. Apa yang Anda ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator, dan tujuan mereka?
  4. Apa yang Anda ketahui tentang profil belajar murid saya? Apa gaya belajar yang disukai oleh mereka?
  5. Bagaimana Anda bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif?

Tetaplah merujuk kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas ketika Anda kemudian membaca dan mempelajari materi di pembelajaran 2 bagian ke-1 ini.

Selanjutnya saya mengajukan pertanyaan secara lisan kepada CGP.  Pertanyaan pertama, pengalaman apa yang sangat berkesan pada saat Anda melakukan pembelajaran dalam kelas?

Seorang CGP bercerita tentang pengalamannya yang sangat berkesan pada saat melakukan pembelajaran dalam kelas dengan murid yang beragam adalah ketika dia menemukan sesuatu hal yang unik dan menarik dalam diri setiap siswa.

Pemikiran sifat serta gaya mereka dalam menghadapi pembelajaran yang dia sajikan di kelas berbeda-beda dalam penerimaannya. Sebagai guru merasa perlu memahami setiap karakter unik yang ada pada diri muridnya.

Terlebih guru tersebut  mengajar mata pelajaran bidang study Pendidikan Agama Islam dari kelas 1 sampai 6.  Tentunya dengan tingkatan umur yang berbeda setiap kelasnya mengharuskan guru tersebut melakukan perlakuan, cara, dan gaya pembelajaran yang berbeda.

Beliau harus berpikir keras untuk menerapkan strategi yang beragam dalam pembelajaran pada setiap tingkatan kelas. Tentunya hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi guru tersebut untuk menjadi seorang guru bidang study yang berhadapan dengan karakter anak yang berbeda-beda dalam semua tingkatan mulai dari kelas 1 s.d 6.

Guru tersebut melanjutkan pengalaman yang lebih spesifik yang pernah beliau alami adalah ketika mengajar di kelas 1. Ternyata focus pembelajaran untuk murid kelas 1 adalah perhatian serta kasih sayang yang harus beliau berikan secara penuh dalam proses pembelajarannya.

Terbukti berdasarkan pengalaman untuk menghadapi siswa kelas 1 yang berjumlah 40 orang. Peserta didik tidak terkuasai serta tidak terpegang secara penuh dalam aktivitas pembelajaran tentunya harus dihadapi minimal dengan 2 orang guru untuk di kelas 1.

Berbeda dengan kelas 6, karena usianya sudah beranjak dewasa sehingga tingkat kemandirian serta tingkat kesiapan menerima pembelajaran sudah terpupuk dan terasah.  Sehingga untuk menghadapi 40 siswa kelas 6, guru tersebut berpendapat rasa cukup dengan 1 orang guru.

Berikut saya mengajukan pertanyan lagi apa yang anda pahami tentang pembelajaran berdiferensiasi? Seorang CGP menjelaskan bahwa pembelajaran berdefererensiasi adalah suatu proses pembelajaran ataupun filosofi untuk pengajaran yang efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru.

Karena komunitas siswa dalam ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk mendapatkan konten, mengolah atau membangun serta menalar gagasan, dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian juga beragam.

Sehingga semua siswa di dalam satu ruang kelas yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang beragam, bisa belajar dengan efektif. Proses ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan gaya atau minat belajar dari masing-masing siswa yang bervariatif.

Saya mengajukan pertanyaan lanjutan, apa yang mesti dilakukan guru dalam menghadapi kondisi riil di kelas masing-masing supaya pembelajaran berdiferensiasi efektif?

Seorang CGP menjelaskan bahwa pembelajaran itu haruslah dirancang sesuai dengan bakat dari peserta didik.  Sehingga tidak ada kesan untuk memaksakan sebuah kurikulum. Apabila suatu kurikulum ataupun pembelajaran dipaksakan, maka keberhasilan pembelajaran tidak akan didapatkan. Malahan pembelajaran akan mencederai dan membuat siswa menjadi tidak fokus kepada apa yang mereka miliki.

Selain itu mereka harus dapat mengembangkan hasil belajar sebagai modal untuk menjalani kehidupan dengan dunia yang sesungguhnya.

Karena itu pembelajaran harus dirancang secara berdiferensiasi, artinya perlakuan yang berbeda-beda, jangan hanya memfokuskan kepada apa yang harus dicapai.  Apalagi misal menitikberatkan pada kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai murid sebagai syarat kelulusan.

Tapi kita harus mulai dari apakah ada sesuatu hal yang menonjol dari murid tersebut, maka itu yang harus kita kembangkan.  Sebagai seorang guru yang tugasnya menuntun serta memperbaiki perilaku peserta didik. Pembelajaran haruslah dilaksanakan sesuai dengan minat dan bakat dari perserta didik itu sendiri.

Proses pembelajaran jangan sampai sifatnya menyamaratakan. Semua siswa harus bisa dan semua harus memenuhi KKM. Coba ciptakan pembelajaran yang bermakna, yang bisa membangkitkan motivasi serta semangat peserta didik tanpa harus melupakan dan mengenyampingkan bakat anak tersebut.

Suatu pembelajaran haruslah dievaluasi sejauh mana pembelajaran tersebut berpengaruh pada perilaku yang dihasilkan dari proses pembelajaran tersebut.

Evaluasi ini tentunya sangat dibutuhkan sekali sebagai tolok ukur kita dalam pelaksanaan pembelajaran yang kita yang dilakukan atau diterapkan kepada murid-murid. Guru harus menjadikan mereka lulusan yang memiliki Profil Pelajar Pancasila sehingga mampu menghadapi tantangan pada abad 21 ini.

Pertanyaan terakhir yang saya sampaikan adalah: Sekarang jelaskan implementasi pembelajaran diferensiasi dalam pembelajaran di kelas? Seorang CGP menjelaskan mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Strategi pembelajaran berdiferensiasi ini mencakup 3 kebutuhan dasar yaitu:

  1. Diferensiasi Konten meliputi kepada hal-hal yang bersifat konten ataupun materi seperti apa yang akan kita ajarkan, bagaimana tanggapan serta kesiapan belajar murid, tentang minat murid dan juga mencakup profil belajar murid.
  2. Diferensiasi proses mengacu pada hal-hal yang sifatnya memahami dan memaknai dari apa yang hendak dipelajari.
  3. Diferensiasi Produk berupa hasil kerja atau unjuk kerja dari murid kepada kita dimana dalam memberikan diferensiasi produk ini kita sebagai guru harus memperhatikan strategi pemberian diferensiasi ini berdasarkan pada pemberian tantangan dan juga memberi pilihan produk apa yang ingin mereka hasilkan.

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa pembelajaran berdiferensiasi dibangun di atas dasar learning community.  Learning community ini adalah suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas.

Dimana siswa dituntut aktif dengan memegang peran masing-masing untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman melalui komunitas belajar.  Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi ini adalah agar murid mampu tumbuh secara optimal dan maksimal.

Kegiatan pembelajaran sesi 2 ini diakhiri dengan Fasilitator memberikan penugasan kepada CGP untuk mempelajari modul 2.1 secara mandiri. Selamat kepada Ibu dan Bapak guru untuk terus berjuang dan bergerak kearah yang lebih baik.

“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.” (Ki Hajar Dewantara)

 

Bekasi, 2 Februari 2021

 

Supyanto

Tinggalkan Balasan

1 komentar