Gagasan Moderasi Atas Nama Toleransi, Waspada!

Terbaru6 Dilihat

Beberapa waktu lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam se-Indonesia (BEM PTAI) Yayan Efendi mengomentari imbauan stasiun TV mengganti pemberitahuan azan Magrib dengan running text, saat Misa Agung Paus Fransiskus tidak masalah. BEM PTAI menilai hal tersebut bukan masalah dan merupakan bentuk saling menghormati dan toleransi antarumat beragama. Menurutnya, pemberitahuan azan Magrib dengan running text tidak  menghilangkan azan yang dikumandangkan masjid-masjid.

Menyoroti hal ini, aktivis Back to Muslim Identity Community (BMIC) Dini Salimiah menilai, toleransi ala moderasi beragama itu menyesatkan.

“Arus moderasi beragama dengan ciri khas toleransi yang kebablasan telah sukses menyesatkan mahasiswa dan menempatkan mahasiswa sebagai garda terdepan yang menolak keberadaan Islam secara kafah,” ujarnya kepada MNews. Sabtu (13-9-2024)

Tak bisa dipungkiri bahwa narasi moderasi beragama terus diaruskan. Kampanye yang ditampilkan oleh  agen-agen moderasi yang sengaja dibentuk di negeri ini telah mengaburkan definisi toleransi dalam Islam yang sebenarnya. Narasi moderasi ini justru mencampuradukkan pemikiran Islam dengan pemikiran yang batil yqng berlawanan dengan islam.

Dibalik kemasan madu narasi moderasi, ada racun yang ingin disusupkan oleh musuh Islam guna menjauhkan masyarakat-termasuk mahasiswa – dari pandangan Islam kaffah. Sebuah momok yang sangat menakutkan bagi musuh islam yaitu negara Barat. Amerika Serikat dan sekutunya memandang konsistensi masyarakat muslim dalam memegang kebenaran islam merupakan ancaman bag8 eksistensi mereka. Mereka ingin membelokkan pandangan islam yang lurus yang mewajibkan bagi pemeluknya untuk memperjuang tegaknya Islam.

Berdirinya islam di muka bumi sebagai sebuah sistem sungguh merupakan ancaman bagi hegemoni mereka atas neheri-negeri muslim. Karenanya mereka ingin membelokkan pandangan ini lewat ide islam moderat yang kini lebih poluler dengan istilah moderasi. Kemenag merupakan pihak yang dirangkul guna menyukseskan agenda penyesatan akan pandangan Islam yang sebenarnya. Sungguh sebuah ironi.

Karenanya, penyadaran akan bahaya narasi toleransi dalam moderasi beragama menjadi hal penting dan harus dimasifkan di kalangan mahasiswa. 

Selain itu, penting pula adanya aksi penyadaran mahasiswa dan pergerakannya kepada identitasnya sebagai muslim yang selayaknya mereka tunduk kepada Islam yang sempurna dan sebagai penyeru Islam kafah.

Penting adanya penyadaran  berani untuk menyeru agama Islam sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya turunkan, menggantikan pandangan moderat yang kini sedang diaeuskan. Moderasi merupakan pandangan sesat yang disandarkan pada pemikiran manusia semata.

Tinggalkan Balasan