Seorang yang berhasil, sukses dalam usahanya, dan menjadi kaya. Bila ia mulai dari bawah, ia pasti pernah merasakan kesulitan hidup. Itulah sebabnya dia selalu berpenampilan sederhana dan tidak mau bersikap boros.
Salah seorang bankir ternama di Indonesia yang juga berangkat dari kalangan biasa, saat berada di puncak karirnya ia tetap berpenampilan sederhana dan sangat hemat. Ia selalu memperingatkan stafnya bila bersikap boros. Contohnya, suatu hari ia mengumpulkan minuman AMDK yang terdapat di tempat sampah. Rata-rata masih tersisa setengah gelas air pada gelas yang dibuang di tempat sampah. Lalu CEO itu mengumpulkan para managernya di ruang rapat, ia marah sambil menunjuk sekeranjang penuh sampah yang berisi gelas minuman AMDK, namun masih tersisa setengah gelas. “Hal ini adalah pemborosan, semua karyawan disini boleh minum sepuasnya, asalkan harus dihabiskan tiap gelas yang diambilnya. Jangan ambil satu gelas, diminum setengah, lalu dibuang. Ini pemborosan yang harus dihentikan,” katanya menekankan pada seluruh managernya.
Orang kaya ini bila menyadari bahwa hidup harus selalu hemat, bukan dalam arti pelit,, bila ia mewariskan kekayaannya pada keturunannya pasti akan dapat bertahan, karena ia sudah mengajarkan atau mewariskam sikap mental yang baik pada keturunannya. Berbeda dengan orang kaya instan yang selalu hidup mewah bak sultan, atau yang sering disebut “The crazy rich of xxx” dimana xxx adalah sebuah kota, yang sering berpesta pora, memakai barang-barang mewah bermerek, penampilannya kinclong, yang tidak pernah berhemat sedikitpun. Mungkin belum sempat kekayaannya diwariskan akan sudah habis. Atau bila diwariskan akan habis pada generasi kedua karena umumnya akan meniru gaya hidup orangtuanya.
Jadi, sebagai orang tua, janganlah mewariskam kekayaan. Karena kekayaan itu sangat mudah dicari dan sangat mudah dihabiskan. Dalam proses mencari kekayaan juga harus selalu memperhatikan kesehatan. Karena meski berhasil kaya, namun sakit-sakitan, maka dapat dikatakan hidupnya tinggal 50% saja. Dan bila kekayaannya habis, maka hidupnya tinggal 0%. Hidup akan terus bertahan bila memiliki karakter yang baik dan bila karakter yang baik ini dapat diwariskan, tidak akan pernah habis. Jadi wariskanlah karakter yang baik pada keturunan Anda, karena pasti tidak akan habis dan lekang oleh waktu. Mewariskan karakter yang baik jauh lebih berharga daripada mewariskan kekayaan yang dapat habis setiap saat bila tidak dapat mengelolanya secara bijak.
Tangerang Selatan, 31 Agustus 2021.
@sg