Kebebasan yang Bertanggung Jawab

Seorang teman yang sudah berimigrasi dari Indonesia ke Kanada, sempat mengeluh saat saya bertemu dengannya pada sebuah rumah makan di Toronto. Kami sengaja bertemu, karena saya kebetulan mendapat undangan menghadiri sebuah konferensi bisnis di Toronto. Ditengah kesibukan konferensi, saya menyempatkan menemui teman di sebuah rumah makan pada sebuah mall di dekat arena konferensi.

Teman itu mengeluhkan anaknya yang sudah lulus dari sekolah lanjutan tingkat atas atau kelas 12 dan anaknya sudah diterima masuk pada sebuah perguruan tinggi. Kenapa harus mengeluh? Bukannya bersyukut karena anaknya sudah sukses dalam pendidikan. Rupanya yang dikeluhkan teman ini adalah sikap hidup anaknya, yang memilih keluar dari rumah, meski letak kampusnya tidak terlalu jauh da rumah. Anaknya ingin menyewa apartment di dekat kampus bersama mantan teman sekolahnya dulu.

Memang saat dia kuliah di Banding, dia masih tinggal di rumah bersama orang tuanya. Berbeda dengan saya karena saya asal kota Semarang namun saat harus kuliah di Bandung, terpaksa meninggalkan rumah dan menyewa kamar kost dekat kampus. Itupun dengan banyak petuah dari nenek dan orang tua yang sebenarnya lebih senang saya memilih kuliah di Semarang saja.

Khususnya anak-anak yang terpengaruh budaya Barat, Selalu ingin bebas dari  lingkungan rumah dan orang tua, namun kadang anak-anak ini sering tidak menyadari tanggung jawab yang menyertai kebebasan itu. Misalnya saja kebebasan dalam memegang kartu kredit yang disertai tanggung jawab dalam pengggunaannya, kebebasan menentukan waktu saat bermain game, serta kebebasan untuk bergaul bersama teman yang disertai tanggung jawab untuk menjaga diri dan pulang tepat waktu, dan lain sebagainya. Saat anak diberikan kemerdekaam dan kebebasan, harus menyadari tanggung jawab yang melekat padanya. Jika suatu kebebasan  tidak disertai tanggung jawab dapat merusak dan menghancurkan hidup seseorang.

Belum lagi pergaulan bebas di Barat yang kini juga sudah sering kita temukan di Indoonesia, anak yang sudah mulai pacaran, lalu hidup bersama dengan pacarnya. Bila anak masih tinggal bersama orang tua, tentu hal ini tidak akan terjadi. Kebebasan yang tidak dliikuti tanggung jawab inilah yang dikawatirkan oleh teman saya. Saya mencoba menghiburnya dengan memberikan contoh diri saya, saat saya kost di Bandung ternyata juga aman-aman saja. Tidak terjadi hal-hal yang tidak diluar tanggung jawab, tentunya Hal ini disebabkan sejak kecil, orang tua selalu menekankan untuk menyertai kebebasan dengan tanggung jawab. Jadi, bila teman ini yakin sejak kecil anaknya telah diperkenalkan dengan tanggung jawab, niscaya kekawatirannya tidak akan terjadi.

Mari belajar untuk bertanggung jawab untik kebebasan yang telah kita terima. Mari kita nikmati kebebasan yang telah berikan dengan menjalani hidup sesuai dengan didikan yang baik, sehingga kita dapat menyenangkan dan membuat bangga orang tua yang telah memberikan pendidikan moral yang baik dan bertanggung jawab.

Bila kita masih merasa belum siap menikmati kebebasan, maka sebaiknya harus terus mempelajari menerapkan kebebasan yang bertanggung Jawab.

Berusahalah untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai orang yang telah diberi kebebasan dengan menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab.

Hendaknya sebagai manusia, kita harus mengaitkan kebebasan dan tanggung jawab sebagai hal yang saling terkait.

Tangerang Selatan, 20 Agustus 2021.

@sg

Tinggalkan Balasan