Gosip

Ketika Perang Dunia II terjadi, pemerintah Amerika Serikat mengkhawatirkan jaringan spionase Jerman yang beroperasi di Amerika. Akhirnya salah satu propaganda dikeluarkan oleh Kantor Informasi Perang Amerika. Programnya adalah “Loose lips sink ship” yang berarti bibir longgar menenggelamkan kapal. Mereka menasehati prajurit dan warga negara untuk mewaspadai dan menghindari pembicaraan yang ceroboh dan tidak dijaga, yang dapat membocorkan setiap informasi rahasia dalam perang.

Bahaya bibir yang tidak dijaga adalah  orang-orang yang tidak dapat menjaga lidahnya, akibatnya menimbulkan kesalahan dan menebar benih perselisihan di antara sesama manuaia, yang biasa kita kenal dengan sebutan penggosip, pengumpat, bahkan pemfitnah. Gosip menurut Merriam Webster’s Collegiate Dictionary berarti seseorang yang biasa mengungkapkan fakta pribadi atau fakta sensasional tentang orang lain; rumor atau laporan yang bersifat pribadi.  Bahkan ada yang menyebutkan gosip adalah asal katanya makin digosok makin sip. Jika kita termasuk orang-orang yang didefinisikan tersebut,  waspadalah, karena menfitnah orang lain dapat terjadi pembunuhan, menjelek-jelekkan orang lain dapat memicu perselisihan dan mengancam seseorang dapat menimbulkan ketakutan pada orang lain.

Penggosip selalu memiliki keinginan yang begitu besar untuk mengungkapkan detail yang merugikan dan memalukan dari teman, rekan kerja, bahkan anggota keluarganya sendiri. Dari gosip kemudian timbul hal-hal yang dilebih-lebihkan dan penilaian pribadi yang berujung perselisihan. Ingat,  gosip sangat berbahaya, mereka adalah orang jahat yang berusaha mencelakakan sesamanya; kata-katanya sangat menyakitkan, mereka adalah orang curang yang menimbulkan pertengkaran, dan pemfitnah yang memisahkan sahabat karib. Jangan menyebabkan kekejian yang menimbulkan perselisihan di antara sesama manusia.

Kita harus berhati-hati dan sebisa mungkin menahan lidah kita dari gosip, umpatan, dan fitnah, sebab kesalahan ini rawan dilakukan karena bentuknya yang bermacam-macam. Bentuk awalnya bisa berupa pelampiasan, berbagi pendapat, mencari nasehat dan masukan, atau hanya sekedar mencari topik obrolan. Bibir yang menganggur dapat menjadi penyambung lidah bagi timbulnya keonaran. Jangan biarkan bibir kita menjadi penyambung lidah untuk sesuatu yang buruk. Tahan lidah kita dari obrolan yang sia-sia dan tidak perlu, Jangan membusuk-busukkan orang lain. Jangan memfitnah orang. Jangan mengancam hidup sesamamu. Dan merasa sangat bersemangat ketika membicarakan kelemahan atau cerita yang memalukan tentang orang lain. Kita harus siap menerima konsekuensi dari cerita-cerita yang kita sebarkan.

Jaga lidah kita dari obrolan yang sia-sia dan tidak perlu. Ketika hendak berbagi pendapat, mencari nasehat dan masukan, atau hanya sekedar mencari topik obrolan, pilih obrolan yang positif. Jangan senang membicarakan orang lain.

Lebih mudah untuk tidak mengucapkan sepatah kata pun daripada mengucapkan lebih banyak kata daripada yang seharusnya.

Tangerang Selatan, 28 September 2021.

#sg

Tinggalkan Balasan