Serial Santet #44 Gabah dan Kutu Beras Dikirim untuk Membuat Korban Strok

Gabah dan kutu beras jadi media untuk membuat kondisi pada tubuh korban dengan menyarat peredaran darah agar menderita strok

Humaniora0 Dilihat

Catatan: Dengan segala hormat dan kerendahan hati, pengalaman ini saya tulis sebagai gambaran bagi yang pernah mengalami sendiri atau keluarga agar bisa dapat bantuan. Simpanlah ejekan, hinaan dan cacian. Jika merasa tidak akan pernah kena santet, silakan bersyukur sehingga tidak perlu menghina. Sudah beberapa yang mengontak saya minta bantuan setelah membaca pengalaman saya di Kompasiana. Penulis.

“Ini dikirim ke badan Bapak agar kena (ami-amit-pen.) strok.” Inilah yang dikatakan Bu Haji di Pandeglang, Banten, ketika melihat bisul-bisul kecil di sekujur badan saya, seperti di punggung, pinggang, kepala dan tangan.

Benda-benda kiriman itu menyasar urat nadi sehingga menyumbat peredaran darah. Di jempol tangan kanan saya ada bisul kecil persis di sebelah urat nadi. Jari-jari di kedua tangan membengkak. Gatal dan kapalan. Agaknya, yang membayar dukun tahu persis cara saya bekerja yaitu memakai kedua tangan untuk mengetik.

Memang, sejak beberapa tahun yang lalu di badan saya selalu muncul bisul-bisul kecil. Semula Bu Haji sambil bercanda hanya mengatakan kalau bisul-bisul kecil itu agar saya jelek.

Memang, belakangan bisul muncul di jidat dan di alis mata. “Astaga, mata jadi sasaran, Pak,” ujar Bu Haji ketika menarik benda-benda kiriman dari badan saya.

Bahkan, bisul muncul di ujung hidung. Rasanya panas dan gatal. Muncul juga bisul di atasnya. Tapi, ketika ke Bu Haji tidak ada bendanya hanya bisul saja. Rupanya, benda itu jalan dengan meninggalkan bisul.

Belakangan (pertengahan November 2023), Bu Haji mengatakan yang sebenarnya ketika bisul kian masif di badan saya. Bu Haji memang memilih cara yang tepat memberitahu agar tidak panik sehingga membuat situasi jadi semakin tidak terkendali. Misalnya, muncul emosi berlebihan yang mendorong perilaku yang bisa merugikan diri sendiri.

Jari-jari tangan kanan dan kiri bisulan dan kapalan (Foto: Dok/Syaiful W Harahap)

Soalnya, seperti sering dikatakan Bu Haji yang mengirim santet berharap agar saya ‘jatuh’ sehingga tujuan mereka tercapai. Yang diharapkan orang-orang yang membayar dukun santet yakni yang disantet menderita dengan berbagai kondisi yang secara fisik terkait dengan penyakit (medis).

Tapi, penyakit-penyakit itu sebenarnya merupakan simptom (dalam gejala penyakit) yang terjadi karena benda-benda yang masuk ke badan. Benda-benda itu, baik mati atau hidup, mengandung racun yang akan bercampur dengan darah.

Bisul-bisul di badan saya rupanya simtom dari gabah dan kutu atau kumbang beras (Sitophilus oryzae L) yang dikirim secara berulang. Padahal, mengirim santet biaya tidak murah, bisa mencapai jutaan rupiah sekali kirim, tergantung dari jarak dan benda yang akan dikirim untuk mencelakai korban.

Pekan lalu, medio November 2023, dengan berbekal pisang ambon saya ke rumah Bu Haji. Ketika menunggu Bu Haji di ruang tamu ada sepasang suami-istri yang datang.

“Semalaman istri saya tidak bisa tidur, Pak,” kata si suami. Sebelah badan istrinya seperti diremas-remas.

Ketika Bu Haji datang rupanya dia lihat pasangan suami-istri tadi tidak bawa pisang ambon. Biasanya ada saja pisang ambon, tapi Bu Haji selalu minta untuk bawa sendiri agar tidak muncul fitnah. Misalnya, disebut pisang sudah ‘diisi’ duluan, dan seterusnya.

Si suami pergi naik motor, tapi datang kembali tidak bawa pisang ambon karena memang jarang yang jual pisang ambon di sekitar pertigaan Mengger. Pasangan suami-istri itu beruntung karena ada sisa pisang ambon yang saya bawa sehingga bisa dipakai Bu Haji.

“Sabar, Pak,” kata Bu Haji setelah menarik belasan gabah dan kutu beras dari badan saya. Bu Haji selalu ingatkan jangan emosi dan jangan marah-marah karena bisa memicu kondisi kesehatan kian buruk bahkan bisa strok kalau ada darah tinggi.

Orang-orang yang mengirim santet tidak akan pernah berhenti sebelum tujuannya tercapai. Selain itu dukun santet yang dibayarpun akan memaksa agar membayar lagi untuk pengiriman berikutnya ketika dukun itu menyadari kirimannya sudah ditarik dari badan sasaran.

Kalau yang membayar tidak mau melanjutkannya biasanya dukun akan mengancam dibeberkan ke masyarakat atau kiriman ditujukan kepada yang semula membayar. (Sumber: kompasiana.com, 19 November 2023). *

Tinggalkan Balasan