Dalam konsep fisika gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli. Hal ini sering terjadi ketika orang berteriak di dekat sebuah gedung yang kosong ataupun di pinggir tebing dan atau disekitar gua maka apa yang diteriak tersebut akan terdengar kembali. Apapun kata ataupun kalimat teriakan tersebut tentunya kata atau kalimat tersebut akan didengar kembali ke telinga. Baik itu kata atau kalimat yang santun maupun yang tidak santun, sopan atau tidak sopan pasti akan terdengar kembali.
Sebagai contoh
Bunyi Asli : Fi – si – ka
Bunyi Pantul : Fi – si – ka
Dari contoh di atas kecepatan bunyi pantulnya sedikit lambat sehingga ketika bunyi asli selesai baru muncul bunyi pantul.
Gaung atau kerdam merupakan bunyi pantul yang hanya terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli. Hal ini sering terjadi dalam ruang yang sempit atau ruangan tertutup. Biasanya kata atau kalimat yang diucapkan belum selesai namun bunyi pantul sudah mengikuti bunyi aslinya. Bahkan terjadi kemungkinan bunyi asli dan bunyi pantul sama-sama terdengar sehingga menimbulkan kata atau kalimat yang terucap tidak jelas dipendengaran.
Sebagai contoh
Bunyi Asli : Fi – si – ka
Bunyi Pantul : Fi – si – ka
Bunyi Pantul : Si – si – ka
Dari contoh di atas kecepatan bunyi pantulnya lebih cepat sehingga ketika bunyi asli belum selesai sudah muncul bunyi pantul
Dalam ilmu fisika gema dan gaung merupakan hasil dari perambatan gelombang suara. Gema dan gaung juga merupakan dua jenis pantulan suara yang bisa ditanggkap oleh pendengaran manusia. Gema dan Gaung sejatinya memiliki perbedaan diantaranya jarak sumber suara dan penghalangnya, datangnya bunyi atau asal bunyi tersebut dipantulkan, hasil pantulan bunyi dan juga kecepatan pantulan suara.
http://m.liputan6.com/hot/read/4324837/perbedaan-antara-gema-dan-gaung-terletak-pada-beberapa-faktor
Dalam konsep gema, secara sadar ataupun tidaknya sering terjadi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Ketika seseorang mengajarkan sesuatu yang benar terhadap orang lain maka orang lain tersebut sudah pasti akan mengikuti apa yang diajarkan oleh seseorang tersebut dengan benar. Dan sebaliknya ketika seseorang mengajarkan sesuatu yang salah terhadap orang lain maka orang lain tersebut sudah pasti akan mengikuti apa yang diajarkan salah oleh seseorang tersebut. Ini sering terjadi baik dalam keluarga yang merupakan lingkungan terkecil maupun dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Hal ini senada dengan definisi gema diatas. Ketika orang berteriak di dekat sebuah gedung yang kosong ataupun di pinggir tebing dan atau disekitar gua dengan kata ataupun kalimat yang benar ataupun yang salah maka apa yang diteriak tersebut akan terdengar kembali.
Begitu pula dengan konsep gaung, secara sadar ataupun tidaknya sering terjadi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Ketika memberikan informasi terhadap orang lain dan orang tersebut meneruskan informasi kepada orang lagi maka kalimat informasi yang diberikan oleh orang pertama tidak seutuhnya lagi pada penerima informasi yang terakhir. Hal ini akan menimbulkan manejemen konflik dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Untuk itu segala bentuk informasi yang belum pasti kebenarannya tidak perlu disampaikan atau disebarluaskan yang hanya membuat fitnah belaka