Di Panama, Piala Dunia ada di Langit dan di Darat
Suasana Latin sudah terasa bahkan sebelum naik pesawat Copa Airlines yang membawa saya dari Washington Dulles ke Tocumen Airport di Ciudad de Panama. Penumpang yang sebagian besar berbahasa Spanyol, termasuk juga pengumuman dan bahkan pramugari yang menegur siapa pun dalam bahasa yang indah ini membuat saya sudah merasa berada di Panama bahkan sebelum mendarat. Seorang nenek yang duduk di sebelah saya yang kebetulan akan pergi ke Managua juga terus bercerita tentang anak sulungnya yang tinggal di Italia serta lima orang cucunya yang lucu.
Sekitar dua jam lebih terbang ketika pesawat berada di atas Mexico, pramugari tiba-tiba saja mengumumkan bahwa pertandingan antara Costa Rica dan Italia telah dimenangkan oleh Costa Rica, tentu saja dalam Bahasa Spanyol yang kemudian disambut dengan tepuk tangan penumpang. Rupanya solidaritas antara team Latin masih terasa dimana mereka senang kalau tim Amerika Latin bisa sukses dalam Piala Dunia kali ini.
Pengembaraan ke Panama memang terasa santai dan menyenangkan, pemeriksaan imigrasi juga berjalan lancar dan tidak perlu visa kalau kita memiliki visa Amerika yang multipel. Yang menakjubkan adalah petugas memberikan saya selembar kertas sambil berkata Bien Venidos a Panama. Ternyata kertas itu merupakan asuransi gratis selama 30 hari bagi wisatawan yang berkunjung ke Panama.
Perjalanan dari Tocumen Airport ke hotel saya di kawasan sekitar Terusan Panama juga penuh kejutan yang menyenangkan. Pengemudi taksi kebetulan seorang wanita berumur 30 tahunan yang energik dan terus bercerita dalam Bahasa Spanyol tidak peduli apakah saya mengerti atau tidak. Tentu saja sebagian besar tentang Piala Dunia 2104 di Brasil. Dan di radio kami terus mendengarkan siaran langsung pertandingan antara Perancis dan Swiss. Ternyata mendengarkan siaran langsung di radio terasa lebih asyik apalagi dalam Bahasa Spanyol.
Taksi melewati jalan bebas hambatan “Coredor Sur” yang membentang di atas Teluk Panama dengan latar belakang pencakar langit Ciudad de Panama. Pemandangan yang mirip dengan Manhattan di Nueva York. Tidak mengherankan kalau Panama City ini juga kadang-kadang dijuluki Hong Kongnya Centro America.
“Gooooooool, Gooooool,” suara di radio terus berteriak sambil menyapa pendengarnya dengan bersemangat. Satu demi satu gol terus terjadi. “Saya mendukung Costa Rica,” kata wanita pengemudi tersebut sambil bercerita bahwa Panama tidak pernah sekalipun ikut Piala Dunia. Pertandingan Prancis dan Swiss sudah 3-0 ketika saya sampai di hotel dan mengucapkan muchas gracias kepada sopir yang ramah itu.
Hari pertama di Panama yang terasa sangat menyenangkan. Apalagi di sini kita dipaksa untuk terus berbahasa Spanyol,
Ciudad de Panama 21 de Junio 2014