Ada Zebra dan Lowongan Kerja di Konblok Kota Queenstown

Hari sudah malam ketika kami kembali tiba di Queenstown.  Dan tujuan pertama malam itu setelah perjalanan panjang sejak pagi pulang pergi ke Milfred Sound adalah mencari makan malam.   Salah satu tempat yang ramai dan asyik untuk berjalan kaki di malam hari sambil menikmati keindahan kota adalah di Beach Street yang letaknya sejajar dengan Queenstown Mall yang sudah kami kunjungi hari sebelumnya.

Setelah sejenak melihat-lihat dan memilih makan malam yang mengundang selera di salah satu restoran yang ada, kami melanjutkan perjalanan sambil mencari angin dan juga window shopping di sepanjang Beach Street. Di ujung jalan ada sebuah gerai makanan Jepang berupa sushi, dan tidak jauh ada gerai makanan Thai land. Asyiknya Sebagian Beach Street ini ditutup untuk lalu lintas kendaraan dan digunakan sepenuhnya untuk pejalan kaki. Bahkan banyak juga restoran dan cafe yang memiliki meja dan kursi di alam terbuka sehingga pelanggan dapat menikmati makanan dan minuman di alam terbuka.

Tepat di sebelah restoran Thai ini juga ada sebuah restoran Seafood dengan gambar tulang ikan atau Fishbone yang unik.  Namun kami lebih tertarik untuk mampir ke sebuah toko suvenir di sebelah kanan resto ini dengan nama KLF Discount Gifts.   Toko ini banyak ditempel tulisan dengan aksara hanzhi yang menandakan baik pelanggan maupun pemiliknya kemungkinan besar adalah etnis Cina.   Selain suvenir banyak juga baju dan jaket dan berbagai barang yang dipajang di toko, baik di dalam maupun di tepi jalan.   Di sini, karena tidak ada barang yang menarik, kami hanya melihat-lihat saja alias cuci mata sambil mencari angin.

Perjalanan dilanjutkan menyusuri Beach Street yang malam itu lumayan ramai. Ramai versi Selandia Baru yang penduduk nya tidak banyak.  Tidak jauh ada berbagai toko baik suvenir, perlengkapan olah raga dan juga gerai Mc Donald yang sempat dijuluki sebagai Kedutaan Amerika yang ada dimana-mana.  Toko-toko di sepanjang jalan ini kebanyakan berlantai dua dan Sebagian berlantai tiga dan salah satu keunikannya adalah banyaknya hiasan di jalan yang terbuat dari kon blok.  Tepat di depan sebuah toko bernama Mountain Warehouse yang menjual perlengkapan ski dan pakaian out doors untuk musim dingin, terdapat gambar beberapa kuda zebra yang seakan-akan lagi menyeberang jalan.  Antik dan unik juga.

Bahkan beberapa meter dari gambar zebra ini, yaitu sekitar dua bangunan dari toko pakaian out doors tadi juga terdapat iklan lowongan pekerjaan yang Digambar di jalan raya. Mungkin tujuannya agar dapat dibaca oleh orang yang sedang berjalan kaki.  Iklan lowongan kerja ini terdapat tepat di sebuah gedung dengan tulisan Stratton House dan di atasnya ada tulisan Sky City Casino berwarna putih dengan latar belakang biru laut.   Wah baru tahu jika di Selandia Baru, bahkan di kota yang tidak terlalu besar dan ramai seperti Queenstown di South Island ini juga ada fasilitas untuk berjudi.

Di sebelah kasino, atau mungkin masih menjadi satu gedung dengan kasino terdapat lagi sebuah restoran Thai dan Irish Pub.   Apa boleh buat, restoran Thai, seperti juga restoran Jepang, Cina, dan India tampaknya memang jauh lebih mendunia dan ada dimana-mana dibandingkan dengan restoran masakan Indonesia.  Selama di kunjungan ke Queenstown , saya memang belum sempat bertemu dengan resto masakan Indonesia walau menurut teman saya ada juga Restoran Malaysia, atau Vietnam.  Sementara di Wellington dan Auckland sudah ada restoran masakan Indonesia.

Tidak jauh dari sini setelah melewati persimpangan dengan sebuah Jalan yang bernama Gang Kerbau atau Cow Lane, ada sebuah toko serba ada yang bernama Glasson. Selain menjual berbagai jenis pakaian, toko ini menjual berbagai macam produk termasuk makanan dan minuman.  Lumayan besar ukurannya untuk kota Queenstown. Di seberangnya juga terdapat gerai terkenal yang menjual perlengkapan surfing yaitu Rip Curl dan toko menjual beragai jenis permen, kembang gula dan confectionary bernama The Remarkable Sweets.

Kami terus berjalan dan melewati berbagai jenis toko hingga akhirnya kami sampai di ujung area pejalan kaki dan tiba  di Steamer Wharf di mana terdapat banyak fasilitas hiburan dan juga makanan. Selain di dalam ruangan banyak yang memiliki gerai di ruang terbuka dan lokasinya yang memang cantik di tepian Danau Wakatipu.   Kami bisa berjalan-jalan sambil melihat deretan kapal pesiar yang diparkir di tepi danau.

Setelah puas melihat-lihat Steamer Wharf, kami kembali ke  Beach Street dan melihat  sebuah restoran yang bernama Mandarin Restoran, merupakan restoran Cina yang di bagian bawah ya terdapat sebuah toko Suvenir.  Toko suvenir ini mirip dengan yang pertama kami lihat di dekat restoran Thai di ujung lain Beach Street ini. Tepat di sebelahnya ada sebuah agen perjalanan yang menjual berbagai jenis tur dan wisata termasuk ke Milfred Sound. Jalan-jalan.

Jalan-jalan menghabiskan malam di Beach Street di Queenstown memang mengasyikkan. Apalagi di sini juga tersedia free wifi sehingga sambil jalan-jalan kita tetap bisa terhubung dengan sobat dan kerabat di tanah air. Apa lagi walau hari sudah malam di Selandia Baru, karena perbedaan waktu yang 5 jam lebih dahulu, maka di tanah air masih siang menjelang sore.

Sekitar pukul 9 malam lebih, ketika kaki sudah mulai Lelah, baru kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Masih banyak tempat dan kota yang harus dikunjungi dalam lawatan kali ini.

Queenstown, Selandia Baru

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan