Bersama MARTA  Mencicipi Berbagai Cita Rasa Coca Cola di Atlanta

Wisata37 Dilihat

Atlanta, akhirnya saya pun tiba di ibukota negara bagian Georgia yang pada 1996 lalu menjadi tuan rumah Centennial Olympic atau Olimpiade yang diselenggarakan 100 tahun sejak pertama kali diadakan di Athena pada 1896.

Suatu perjalanan yang lumayan jauh menerbangi setengah bola dunia melewati Singapura, Taipei, dan Los Angeles.  Asyiknya, pesawat United Airlines yang aku tumpangi penuh dengan penumpang berbahasa Spanyol dengan tujuan akhir San Juan di Puerto Rico.  Sementara pengumuman di Bandara Los Angeles yang menggunakan Bahasa Inggris dan Spanyol membuat telinga lumayan akrab.

Perjalanan di musim panas tahun 2000 ke Amerika ini lumayan banyak tujuan seperti tertera di tiket dan  bahkan sempat menjadi pertanyaan petugas imigrasi di Bandara Los Angeles.  Karena setelah Atlanta, aku akan melanjutankan perjalanan ke Seattle dan setelah itu menuju ke San Fransisco melewati Salt Lake City di Utah.

Tujuan utama ke Atlanta memang bukan hanya jalan-jalan, tetapi ikut serta dalam suatu konferensi yang dihadiri ratusan delegasi dari seluruh dunia. Kebetulan saya sendiri akan menjadi salah seorang pembicara dengan topik yang cukup menarik.

Konferensi diadakan di hotel Sheraton yang menjadi satu dengan Georgia International Convention Centre yang lokasinya tidak jauh dari Hartsfield-Jackson International Airport. Dari terminal saya cukup naik shuttle bus gratis yang disediakan hotel.

Menjadi pembicara dalam suatu konferensi internasional merupakan suatu pengalaman menarik dan  berharga. Apalagi presentasi yang saya bawakan kemudian diterbitkan dalam majalah beberapa bulan kemudian.

Untuk jalan-jalan ke pusat kota Atlanta ternyata juga cukup nyaman walau tinggal di dekat bandara. Tinggal naik shuttle bus ke terminal dan angkutan massal bernama MARTA yang siapa mengantar. Ongkosnya 1.75 sekali jalan.

Selepas konferensi saya menyempatkan diri melihat-lihat kota Atlanta.

Tujuan pertama adalah Centennial Olympic Park yang merupakan tempat diadakannya Olimpiade 1996.  Dari bandara saya naik MARTA ke pusat kota menuju stasiun Peach Tree Centre.

Berbekal peta lipat kecil yang saya dapat di hotel saya memulai  perjalanan di Atlanta.  MARTA atau Metropolitan Atlanta Rapid Transit Authority merupakan angkutan kereta dan juga bus yang melayani Metropolitan Atlanta.  Dari bandara kereta melayang melewati  beberapa stasiun seperti College Park dan East Point dan kemudian mendekati pusat kota mulai masuk ke bawah tanah seperti di stasiun Five Points dan juga stasiun Peach Tree Centre.

Georgia, termasuk kota Atlanta, memiliki jumlah penduduk keturunan African American yang lumayan banyak. Karena itu selama naik MARTA, akan terasa banyak sekali penumpang keturunan Afrika tersebut sehingga ada suatu candaan yang menyebutkan kalau MARTA adalah akronim dari Moving African Rapidly through Atlanta.  Buat saya ini meruakan pengalaman yang menarik.

Dari stasiun Peach Tree Centre, saya berjalan beberapa ratus meter mengikuti peta dan akhirnya sampai di Taman Olimpik tersebut.  Terasa sangat asri dengan banyak pepohonan dan juga air mancur serta tentu saja lima lingkaran lambang Olimpiade.

Saya memandang ke sekeliling taman , terlihat pencakar langit kota Atlanta. Di kota ini pula pemain bulu tangkis Indonesia pernah berjaya di Olimiade.  Pasangan ganda putra Ricky Subagja dan Rexy Mainaky merebut medali emas, sementara Mia Audina merebut perak di tunggal putri. Bahkan Susi Susanti merebut medali kedua nya di Olimpiade yaitu medali perunggu setelah emas di Barcelona empat tahun sebelumnya.  Sementara pasangan ganda putra lainnya Denny Kantono dan Antonius Arianto juga merebut perunggu.

Saya teringat akan sebuah Olimpic Park yang lain, yang saya kunjung lebih 10 tahun lalu di Seoul, Korea Selatan.  Di sanalah Indonesia pertama kali merebut medali di Olimpiade, yaitu trio Srikandi Indonesia Lilis Handayani, Kusuma Wardhani, dan Nurfitriyana yang merebut medali perak.  Nama mereka abadi terukir di taman itu.

Setelah puas bersantai dan bermain di Olympic Park saya kembali  berjalan kaki menuju tempat menarik lainnya di pusat kota Atlanta yaitu The World of Coca. Cola.

Kita tentunya sudah maklum bahwa Coca Cola merupakan minuman ringan dengan jutaan penggemar termasuk di Indonesia. Karena itu, berkunjung ke Atlanta belumlah lengkap  bila tidak mampir ke sini. Apalagi lokasinya berdekatan dengan Centennial Park.

Di World of Coca Cola ini kita bisa selintas menyaksikan sejarah minuman tersebut yang ternyata ditemukan pertama kali oleh John S Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta pada 1886. Konon pada awalnya racikan minuman ini memang berasal dari daun kokain. Racikan kokain sendiri baru dihilangkan dari minuman ringan ini sejak 1903.  Namun perusahaan Coca Cola sendiri baru didirikan pada 1892 setelah Pemberton  meninggal .

Di World of Coca Cola ini kita bisa menyaksikan lebih dari 100 macam kemasan Coca Cola dari seluruh dunia dan bahkan mencicipi sebagian.

Puas minum berbagai jenis Coca Cola saya kembali menyusuri Centennial Park dan kemudian melihat lihat pusat kota Atlanta ke mana saja kaki membawa.

Tidak terasa saya sampai di stasiun MARTA yang lain yaitu Five Points yang merupakan stasiun transfer beberapa jalur MARTA. Stasiun ini cukup sibuk dan memiliki cukup banyak gerai dan pertokoan di sekitarnya. Salah satunya adalah toko yang menjual semua barang dengan harga  1 Dollar. Di sini saya sempat membeli berbagai suvenir seperti tempelan kulkas dan kartu pos.

Dari stasiun Five Points, saya kembali naik MARTA  menuju ke bandara dan dilanjutkan dengan naik shuttle bus menuju hotel.

Sebuah perjalanan yang penuh kenangan di pusat kota Atlanta.

Atlanta , Georgia,  Musim panas  2000.

Tinggalkan Balasan