Musyawarah Kaum Petokayo di Luar Negeri

Keren. Musyawarah Kaum Petokayo di Luar Negeri. Untuk ukuran satu kaum yang sebagian besar anggota bermukim di Indonesia bermusyawarah di Luar Negeri termasuk peristiwa langka juga luar biasa. Inilah salah satu upaya mempertahankan semangat kebersamaan merawat kekerabatan Kaum Petokayo

Betapa tidak bukan pekara mudah dan gampang ketika kami berencana berangkat ke Luar Negeri. Perlu persiapan dokumen warga negara dan pesan tiket.  Tentu berbeda dengan pertemuan silaturahim Petokayo sebelumnya. Tinggal berangkat ke Bogor, Jakarta, Bintaro atau tempat lain masih di dalam negeri sendiri tanpa mempersiapkan administarsi imigrasi.

Ranji Kaum Petokayo

Kali ini harus chek pasport.  Apakah masih berlaku atau segera di perpanjang.  Walaupun ke Malaysia tak pula harus pakai Visa namun proses pemberangkatan 16 orang kaum Petokayo ke Kota Kinabalu (KK) Sabah Malaysia ternyata penuh dinamika.

Perjalanan 2 jam 45 menit by Air Asia dari Bandara Soekarno Hatta tidak terlalu melelahkan.  Kamis 9 Mei 2024 tiba di Bandara KK Pukul 16.30 (perbedaan waktu 1 jam).  Setelah melewati proses Imigrasi kami disambut Uni Hajah Nurhayati Muluk dan Ananda Adil Abubakar serta menantu Hisyam.

3 kereta (mobil) disiapkan menuju kediaman Hisyam dan Hanny Putri Uni Yati ke kawasan  Kinarut Kota Kinabalu. Ternyata KK macet juga walau tidak separah Jakarta.  Awak, Istri Hj Enida dan Kemenakanda Hj Maphilinda Boernaidi satu kereta. Sembari mengendarai kereta Cucunda Adil Abubakar berkisah perihal Sejarah Negara Bagian Sabah, suasana KK dan tempat tempat yang menjadi tujuan wisata pelancong.

Kota Kinabalu tampak bersih, banyak pepohonan besar, jalan raya lebar tak terlihat banyak motor roda 2 seperti Kota Jakarta. Perjalanan ditempuh 45 menit tiba di rumah nan elok, cukup luas dan megah. Uda Haji Abu Bakar Idrus beserta anak cucu sesisi rumah  tersenyum renyah menyambut tamu dari Jakarta. Kami musafirin bergegas menunaikan kewajiban Shalat Qasar Jamak Takhir Dzhuhur dan Asar

Sembari rehat berbincang menikmati kue dan minuman khas Malaysia. Tuan rumah tampak sibuk mempersiapkan segala sesuatu menjamu tamu jauh. Sementara terlihat Uni Silvana Lukri  berbicara dengan uda Haji Abub Bakar. Anak kemenakan tampak bercengkarama melepas rindu antara Ardhi Lukri akrab sekali dengan sepupunya

Shalat Magrib berjmaah Iman Fadhil Abu Bakar.  Uni Hj Nurhayati Muluk mengingatkan kami pada posisi musafir.

” Langsung saja Mamak dan sanak saudaro menunaikan Shalat Isha Jamak Takdim”

Alhamdulillah sebelum Musyawarah Besar Petokayo Keluarga Uda Haji Abub Bakar Iidrus  mempersilahkan menikmati makan malam.  Kemenakanda Muslim Cibinong terkaget campur heran melihat Lauk Sambal Udang.  Ukuran udang super besar berbeda sangat dengan nan di temui di Rumah Makan Sederhana Jakarta.

Belum lagi beragam lauk pauk lain. Bermacam ragam sampai ada Gulai Tomyam nan segar hangat. Bisa jadi inilah santapan super enak. lezat  dan nikmat.

Tuan rumah Hisyam dan Hanny berulang ulang menghimabu agar tetamu makan bertambah

“Batambuah lah, malam lamo di Kinabalu”

Setelah perut sangatlah kenyang  kini tugas pokok Petokayo wajib diselenggarakan .  Kami duduk di karpet tebal sementara Uni Yati, Uni Ros Syamsul dan Uni Silvana Lukri duduk di sofa.

Musyawarah di buka Ketua Petokayo Zulkarnaini Muluk. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada Keluarga Besar Suri Muluk nan telah berkenan menjadi tuan rumah di acara tetap bernuansa  silaturahim.  Memperkenalkan satu persatu hadirin yang boleh jadi baru pertama kali berjumpa. Wabil khusus Ketua menyapa Maphilinda Boernaidi,  Mbak Atik istri David Pranata, Ida putri Upik Doncin dan Dhea Cucu Upik Halimah. Sanak saudaro pendatang baru namun stok lama Petokayo.

Uni Hj. Nurhayati atas anama keluarga  tampak terharu ketika menyampaikan ucapan selamat datang. Qadarullah niat baik kita kamum Petokayo  bersua di Kinabalu atas se izin Allah SWT terwujud.

Selanjutnya diperkenalkan Suami tercinta Uda H. Abu Bakar Idrus seorang Pengusaha. Putra pertama  Muhammad Fadhil bekerja NIOSH  Kantor Keselatan dan Kesehatan Pekerja, Putri kedua Ummu Hani pekerjaa Guru. Fadhil beserta istri dan 3 anak. Putri kedua Ummu Hani dan suami Hisyam asal Brunei Darussalam dan 4 putri.  Saudara kami lebih 40 tahun menjadi Warga Negara Malaysia.  Namun hati dan jantung tetap  kental Indonesia Raya Lintau Buo  Lubuk Jantan Batusangkar Sumatera Barat.

Beliau langsung saja membaca Ranji atau Silsilah kaum Petokayo. Ranji disiapkan Dona Istri Kemekanda Zulkifli. Inilah pusako kaum kito, catatan silsilah dari generasi petokayo sampai 5 generasi kebawah. Generasi ke – 3 kini Uda Syahrial Ibrahim (Jakarta), Uda Chairil Sabirin (Jambi) Thamrin Dahlan (Jakarta) Darna (Jambi) dan M Yahya dahlan (Palembang).

Ranji wajib di up date.  Ardhi Lukri Muluk mendapat tugas untuk melakukan editing Silsilah sehingga semua anak keturunan Petokayo tercatat namanya di Ranji Petokayo.

Sesuai informasi dari Kemenaknda Ranu Yayang Payakumbuh bahwa  perkembangan pembangunan Rumah Gadang Petokayo di Lubuk Jantan Lintau mencapai 80 Persen. Mari bersama kita bergotong royong menyelesaikan amanah dari pendahulu kita agar dalam waktu tidak berapa lama Rumah Gadang bisa di resmikan.

Patut pula kita mengingat dan kemudian meneladani Ahli Silaturahim Petokayo. Almarhum H. Musyawir Syaridin, Bundo Kanduang Hj Husna Dahlan dan Almarhum Uda H. Lukri Muluk. Menjaga dan merawat persaudaraan tanpa putus dengan cara terus  mempertahankan pertemuan demi pertemuan.

InshaAllah diberi nikamt Iman, Islam dan Kesehatan serta kesempatan berjumpa kembali di Pertemuan Petokayo.  Alhamdulillah Kemenakanda Linda Upik Rabiatun mengundang sanak saudaro bulan Februari 2025 Musyawarah Petokayo di Kota Pelembang Sumatera Selatan Indonesia.

(bersambung…)

Inilah salah satu upaya mempertahankan semangat kebersamaan kami dari generasi ke generasi  untuk merawat kekerabatan Kaum Petokayo

 

  • Salam Literasi
  • BHP, 21 Mei 2024
  • TD

Tinggalkan Balasan