Keajaiban di Tanah Suci: Rahmat Allah dalam Ayat Ali ‘Imran 74

Keajaiban di Tanah Suci: Rahmat Allah Ayat Al ‘Imran 74

Setiap perjalanan ke Baitullah adalah panggilan suci, sebuah perjalanan spiritual yang penuh harapan dan doa. Namun, di antara lautan manusia yang bertawaf mengelilingi Ka’bah, ada momen-momen yang tidak hanya menggetarkan hati tetapi juga meninggalkan jejak spiritual yang mendalam.

Salah satu peristiwa yang tak terlupakan bagi saya terjadi pada ibadah haji tahun 1994. Ketika sama sama tawaf seorang jamaah perawakan tinggi besar berpakaian ihram wajah berjenggot putih. Sembari berjalan pelan Beliau menunjukkan salah satu ayat Al Qur’an kepada saya. Beliau membaca  berulang ulang.   Saya perhatikan Al  Quran kecil yang dibawakan  itu adalah Surat Ali ‘Imran ayat 74.

“Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Ali ‘Imran: 74)

Saat ayat itu saya dengar  seolah waktu berhenti sejenak. Di tengah putaran mengelilingi Ka’bah, di antara jutaan doa yang terangkat ke langit, saya merasakan betapa ayat ini adalah pesan langsung dari Allah. Seperti sebuah pelukan ilahi, ayat ini menyentuh hati dan memberikan ketenangan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ulama itu tetiba hilang sekejab. Saya tertegun siapakah Beliau…

Bagi saya, ini bukan sekadar kebetulan. Ini adalah mukjizat, sebuah bentuk Rahmat Kasih Sayang Allah SWT yang nyata. Saya meyakini bahwa ibadah haji dan umroh bukan hanya perjalanan fisik, tetapi adalah prosesi manusia yang diperjalankan oleh Allah SWT ke Tanah Suci Mekah dan Madinah. Dengan segala redha, kemudahan, bahkan bantuan biaya, saya merasakan suatu rahmat dan keajaiban yang begitu nyata.

Sejak ibadah haji pertama saya pada tahun 1994, Allah kembali memberi kesempatan untuk menunaikan haji pada 1998, serta 2003 bersama istri tercinta. Kemudian, Allah mengizinkan saya untuk melaksanakan umroh pada 2017 bersama Uni Husna Dahlan dan umroh pada 2022 bersama istri. Setiap perjalanan ini adalah bagian dari takdir yang telah Allah gariskan, penuh dengan berkah dan hikmah.

Puncak dari perjalanan ini adalah ketika saya berziarah ke maqam Rasulullah Nabi Muhammad SAW di Raudhah. Subhanallah, berada di tempat yang begitu dekat dengan manusia paling mulia, merasakan ketenangan spiritual yang luar biasa, dan menyampaikan salam serta doa langsung di hadapan makam beliau adalah pengalaman yang tak tergantikan.

Peristiwa ini menjadi titik balik dalam perjalanan spiritual saya. Saya merasa bahwa kehidupan saya dan keluarga sepenuhnya berada dalam genggaman kasih sayang-Nya. Setiap ujian, setiap kebahagiaan, setiap langkah yang diambil, semuanya adalah bagian dari rencana besar yang telah Allah tetapkan.

Saya membawa pulang pengalaman ini bukan hanya sebagai kenangan, tetapi sebagai cahaya iman yang terus menyala dalam kehidupan kami. Sebuah pengingat bahwa dalam setiap langkah, dalam setiap doa yang dipanjatkan, Allah selalu ada—memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan pengalaman luar biasa ini sebagai tanda kasih-Nya. Semoga kisah ini menginspirasi dan menguatkan keyakinan bahwa rahmat Allah selalu menyertai kita, kapan pun dan di mana pun.

26 Syaban

TD

 

Tinggalkan Balasan