Syukur, Sabar dan Tawakkal

Syukur, Sabar dan Tawakkal

Catatan

Thamrin Dahlan

Awak bukanlah ulama. Pengalaman kehidupan hampir 69 tahun berkelana di muka bumi mengajarkan diri sendiri tentang makna kehidupan. Bisa jadi pendapat ini sangat subjektif namun dalam naungan didikan Ulama Ayahanda Haji Dahlan bin Affan dan kasih sayang tak bertepi Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud izinkan menyampaikan pesan bermakna.

Pesan bermakna itu mengenai peri kehidupan menyangkut kapan harus bersikap Sabar, Syukur dan Tawakkal. 3 Kosa kata yang sangat bersahabat dalam kehidupan sehari hari dalam rambu Iman dan Taqwa ini agak sulit juga meletakkan mana yang lebih didahulukan.

Tentu saja pesan bermakna ini berpedoman Firman Allah SWT Al Qur’an dan Hadist Rasullah Nabi Muhammad SAW. Disamping itu juga mengikuti Majelis Taklim melalui online berupa Rekaman Taklim Syech Abdul Jaber dan Ustazd Abdul Somad serta Ustazd Adi Hidayat.

Taklim Habib Umar Bin Ahmad Al Hamid setiap Senin bada Subuh di Mushola Al Ihsan Kampong Bojong Kelurahan Rambutan Jakarta Timur. Habib Umar membaca Kitab Kuning seperti juga Habib Abubakar

Taklim yang di Syiarkan Live Pesanteran Qotrun Nada Citayem pimpinan Adinda Haji Burhanuddin Mardjuki.

Baiklah sobat. Menurut hemat awak bersikap Sabar, Syukur dan Tawakkal merupakan perisai iman dalam menghadapi hidup dan kehidupan duniawi. Pertama tentu saja diupayakan seoptimal mungkin bagaimana menduduk-letakkan 3 sikap itu dalam awalan niat nan berorientasi pada kehidupan akherat.

Insha Allah orientasi kehidupan akherat dimaknai bahwa manusia diciptakan Allah SWT untuk semata beribadah dalam bentuk penghambaan sebagai makhluk paling sempurna dimuka bumi ini. Hablum minallah dan hablumminannas menauladani Sunnah kehidupan Rasullallah Nabi Muhammad SAW guna mewujudkan ahlak mulia.

Sabar, Syukur dan Tawakkal sebagai perisai Iman menjadi senjata pelindung dari gejolak cobaan kehidupan dunia sehingga terhindar dari sikap panik, resah gelisah dan tak tentu arah menyelesaikan persoalan.

Ke 3 perisai itu patut di sadari memiliki durasi atau batasan / ukuran tertentu. Tidak akan ada istil;ah berkepanjangan.

Artinya Sabar itu menyangkut waktu. Bisa lebih cepat atau lambat persoalan terurai dalam satu keyakinan bahwa badai pasti akan berlalu. Kekuatan kesabaran wajib pula diikuti ikhtiar dan doa.

Syukur sangat berkaitan dengan jumlah yaitu banyak atau sedikit rezeki terkait perbandingan kehidupan antara manusia. Kenikmatan kehidupan bukanlah soal banyak sedikit namun bagaimana mensyukuri rezeki halal nan berkah.

Sedangkan Tawakkal, sangat berkaitan dengan Takdir. Tentu saja harus ada ikhtiar mendahulukan takdir. Selalu berprasanka baik bahwa apapun yang terjadi atau katakanlah yang menimpa diri adalah yang terbaik dan selalu ada hikmah dibaik semua itu. Bersikap tawakkal menenangkan diri bahwa segala sesuatu nan terjadi di alam semesta atas sepengetahuan Allah SWT. (Ayat Kursi)

Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa segala sesatu ada ukuran. Bersabar berkaitan dengan Waktu, Bersyukur berkaitan dengan Jumlah sedangkan Tawakkal berbaitan dengan Takdir.

Mohon maaf apabila kesimpulan sementara ini kurang tepat namun segala sesautu disampaikan setelah melakukan proses per renungan kehidupan seoran hamba nan dhoif.

Salam Literasi

BHP, 29 Marett 2021

YPTD,

Tinggalkan Balasan