Ahad Bada’ Shalat Subuh 23 Maret 2025 Ustadz Dr. Elfa Hendri Mukhlis, MA menyampaikan Tausiah di Masjid Baitur Rahman Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP). Kajian ke – 4 Ramadan Program DKM tentang Malam Lailatul Qadar.
Ustazd asli orang Minangkabau menjelaskan perihal tanda tanda Malam Laitul Qadar. Tanda tanda tersebut antara lain suasana tenang, tidak brisik sangat hening, Langit cerah,.Tidak panas tidak dingin. Besok subuh Matahari tidak bercahaya, warna kemerah merahan lemah.
Jamaah Masjid Baitur Rahman RW 06 Kelurahanan Dukuh Kramatjati terkesan mendengar Tausiah Ustazd dengan logat Padang nya sangat kental. Terutama ketika Ustazd membedakan atau lebih tegas menjelaskan kenapa turunnya Al Qur’an dirayakan 17 Ramadan. Sedangkan Malam 1.000 bulan justru terjadi di 10 malam terakhir Ramadan.
Menuruu Ustazd, Turunnya Al Qur’an secara utuh 30 Juz terjadi di malam Lailatul Qadar dari Lauh Mahfud ke langit . Sedang Ayat perama turun ketika terjadi Perang Badar. Setelah itu surat /ayat turun berturut turut selama Rasulullah Nabi Muhammad SAW berada di Madinah dan Mekah.
Lailatul Qadar pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, yakni malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, dan ke-29.
Ustadz mengingatkan jamaah ketika Iktikaf di Masjid diniatkan semata mengharap Redha Allah SWT. Kurang elok pula bila hanya sekedar hadir di Baitullah. Apalagi kalau ada yang membawa peralatan tidur atau perlengkapan lain.
Perbanyaklah membaca Al Qur’an. Menegakkan shalat shalat sunah. Berdzikir dan berdoa. Hindari berbicara yang tidak bermanfaat dengan sesama jamaah. Fokus Ibadah, kalaupun ngantuk usahakan jangan sampai rebahan.
Kemuliaan malam Lailatul Qadar dijelaskan dalam Surah Al-Qadr, berikut ini
. “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?”
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Malam Lailatul Qadar erat kaitannya dengan turunnya kitab suci Al-Quran karena diturunkan pada bulan Ramadhan.
Pada malam Lailatul Qadar, Malaikat turun ke bumi dan suasana malam terasa lebih tenang dan tenteram dari malam-malam lainnya.
Sementara itu dari kanal Youtube Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa umat yang mendapat kemuliaan malam Lailatul Qadr akan terasa perubahan pada cara berperilaku dan sifatnya.
Ketika sesorang mendapat Lailatul Qadar maka akan berdampak pada keadaan hatinya yang lapang dan perilakunya tenang, dan orang yang mendapatkan malam itu akan memperoleh keberkahan, kemuliaan dan limpahan kebaikan dari Allah SWT,
.
Untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar maka kita harus membagi menjadi tiga hal, yang pertama tentang kapan datangnya malam tersebut, apa amalannya dan doa apa yang bisa kita mohonkan kepada Allah.
Berikut penjelasan daru ketiga hal tersebut,
1. Kapan malam Lailatul Qadar datang?
Malam Lailatul Qadr datang pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan khususnya pada malam-malam ganjil
2. Amalan apa yang bisa dikerjakan?
Memperbanyak membaca Al-Qur’an, melaksanakan shalat malam atau Qiyamul Lail, dan berdoa
3. Doa apa yang bisa dipanjatkan?
Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya,
Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai lailatul qadar, bagaimana doa yang harus kubaca?
Rasulullah saw menjawab, ‘Bacalah,
‘Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī, (HR At-Tirmidzi).
Sangat penting menghadirkan keikhlasan dan merancang target ibadah dalam meraih malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir Ramadan.
Merasakan Hadirnya Lailatul Qadar bahwa upaya meraih malam penuh kemuliaan ini memerlukan kesiapan niat yang tulus dan amal yang terstruktur.
“Malam Lailatul Qadar itu bukan sekadar tentang tempat atau jumlah rakaat, tapi soal rasa yang hanya bisa dicapai dengan keikhlasan. Dan untuk merasakan rasa itu, kita harus mulai dari niat yang benar,”
Ditambahkan, salah satu indikator seseorang mulai mendekati malam Lailatul Qadar adalah hadirnya kenikmatan dalam ibadah.
“Kalau mulai merasa salat itu nikmat, tilawah menyejukkan hati, dan zikir membuat tenang, itu tanda Anda mulai merasakan kehadiran malam istimewa ini,”
Lebih lanjut dijelaskan bahwa salah satu amalan utama di malam Lailatul Qadar adalah salat malam yang dilakukan dengan penuh keimanan dan harapan kepada Allah. Ia mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
“Man qâma lailatal-qadri îmâna(n) wahtisâban ghufira lahu mâ taqaddama min dzanbih”,
“Barang siapa menegakkan malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)
Dalam kesempatan yang sama, Syekh Ahmad Thabakh dari Al-Azhar Kairo yang hadir sebagai tamu menyampaikan pentingnya memaknai malam Lailatul Qadar sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW.
“Umat terdahulu beribadah 80 tahun, tapi umat ini bisa mendapat pahala setara itu dalam satu malam,” tuturnya.
Mengingatkan umat agar membersihkan hati dari sifat-sifat yang buruk, terutama dendam dan kebencian.
“Jika ingin meraih Lailatul Qadar, pastikan hati lapang dan mudah memaafkan. Karena hati yang keras akan menghalangi rasa kenikmatan dalam ibadah,”
Sebagai penutup, UAH memberikan nasihat agar umat Islam mulai memetakan program ibadah pribadi setiap malam. “Jangan tunggu malam ke-27. Mulai dari malam pertama 10 terakhir, rancang ibadahnya—berapa halaman Al-Qur’an, salat sunnah, sedekah, bahkan sekadar doa yang ingin dibaca,” pungkasnya.
Malam Lailatul Qadar adalah anugerah agung dari Allah SWT. Kesungguhan dalam mengejar malam ini, menurut UAH, akan menunjukkan siapa yang benar-benar merindukan ampunan dan kasih sayang dari Sang Pencipta.
Mudah mudahan Syiar Agama Islam bermanfaat. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
- Salam Takziem
- BHP, 23 Ramadan 1446 H
- TD