Cara Bersedekah Unik

Inilah hari terakhir dari sepuluh pertama ramadhan nan dilingkupi kasih sayang Allah SWT. Tahapan rahmah memang sangat dirasakan umat Islam ketika seluruh amal ibadah dipersembahkan tanpa hanyak halangan dari dalam hati bersebab kualitas iman masih terjaga.

Awak mulai hari ke 10 berbuka puasa hanya bersama istri di kediaman. Berhubung anak anak masih dalam perjalanan pulang dari tempat bekerja ditengah kemacetan ibukota. Contohnya Ananda Amel memerlukan waktu hampir 2 jam dari kantornya di kawasan Blok M Jakarta Selatan sehingga baru tiba dirumah selepas waktu berbuka puasa.

Shalat taraweh awak tegakkan di Musholla depan rumah. Mushola Al Ihsan merupakan tempat ibadah warga Kampong Bojong dengan ukuran untuk 70 jamaah. Disini taraweh di dawamkan 23 rakaat tanpa ada Tausyah dan segala macam maklumat seperti Masjid Masjid besar pada umumnya

Itulah sebabnya pukul 20.03 seluruh rangkaian ibadah malam usai. Iman Shalat Isya dan Shalat Taraweh plus witir dari ustad kampong terhitung dengan kecepatan lumayan tinggi. Alhamdulillah para sesepuh masih mampu mengikuti walau agak terengah – engah.

Seperti biasa setiap pagi di hari kerja mengantar Amel ke depan Gang Said guna melanjutkan perjalanan kekantor. Sebenarnya banyak pilihan setelah berkendara ke Blok M seperti TransJakarta rute 7 B. Namun Amel lebih suka naik Bus Kopaja 57 yang katanya lebih cepat.

Tugas ke 2 mengantar Istri ke Dukuh 3 lanjut naik angkot ke Kramtjati. Bersyukur sudah 2 tahun pensiun namun masih diberi kesempatan melaksanakan kewajiban membimbing Mahasiwa Akper Polri RS. Polri Kramatjati.

Rencana ke Polsek untuk laporan kehilangan kartu NPWP dan lanjut ke Kantor Pajak batal. Alhamdulillah Ananda Didit bekerja di Kantor Pajak bisa mencetakkan Kartu NPWP Amalia guna melengkapi proses administrasi penerimaan gaji CPNS.

Alhamdulillah Amel sudah menerima Surat Keputusan (SK) sebagai CPNS di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terhitung mulai tanggal 1 Maret 2019. Penempatan di Biro Komunikasi Sekretariat Jendral PUPR sebagai staf berkantor di Kantor Pusat Jaksel.

Menulislah hari ini kelak tulisan itu akan menjadi catatan sejarah. Itulah ungkapan yang memberi semangat mengapa awak menuliskan setiap peristiwa terutama berkaitan dengan Keluarga Besar Petokayo. Keabadian itu InshaAllah terwujud ketika artikel artikel tersebut terangkum dalam Buku yang akan diterbitkan sebagai karya ke 21 dan seterusnya.

Amel dan sepupunya Mita setelah mengikuti proses penerimaan CPNS 2018 yang melelahkan dan menegangkan sehingga akhirnya diterima. Mita CPNS Pemda DKI sebagai Guru SD di Pinang Ranti. Amel dan Mita, seumuran teman karib sejak kecil sama sama Sarjana (S 1) di UI dan UNJ.

Ya saudara, bergeraklah keluar rumah agar ada kisah kisah kehidupan anak manusia nan dijumpai. Kehidupan yang melambangkan kebesaran dan keagungan ciptaan Allah SWT sebagai pembelajaran dari alam nan terkembang.

Awak berjalan kaki menuju toko photo copy di perempatan jengkol. Ditengah perjalanan bersua dengan Bang Arrie Budiman sohib sesama Jurnalis. Satu kata saja kesepakatan kami bahwa doa doa kita sementara di delay. Tujuan Tuhan YME adalah untuk menguji kesetiaan apakah istiqomah membela keadilan menuju pemerintahan yang benar memperhatikan kesejahteraan rakyat . InshaAllah nanti Rabu 22 Mei 2019 semua doa itu di ijabah ALLAH Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin Ya Rabbal Alamin.

Nah ini ada kisah yang sangat menarik dan mengharukan. Ketika awak selesai print dan laminating kartu NPWP datanglah seorang ibu ibu. Perawakan ibu tua yang membawa kaleng mohon di beri sedekah. Awak segera saja berbagi sementara mbak pejaga toko bertanya kepada si ibu

” ada berapa uang di kaleng bu?”

Awak sedikit mashgul dan bertanya tanya apa maksud pertanyaan itu.

“Ndak tahu neng hitung aja sendiri”

Si mbok menyerahkan kaleng dan Si Mbak berhijab mulai menghitung uang receh berbentuk logam dan uang kertas pecahan kecil. Ternyata ada 17.000 rupiah .

Subhanallah awak menyaksikan keajaiban dunia. Mbak pemilik toko mengganti seluruh isi kaleng dengan 5 lembar uang kertas pecahan sepuluh ribu rupiah. Inilah pertama kali menyaksikan cara sedekah yang unik. Saling menguntungkam dalam artian si mbok menerima sedekah lumayan besar sedangkan toko photocopy mendapat uang receh untuk pengembalian. Makjleb tenan.

 

  • Salam Literasi
  • BHP, 16 Mei 2021
  • YPTD

Tinggalkan Balasan