Lebaran di kampong halaman Tempino awak gunakan untuk menyambung kembali tali silaturahim. Sesuai pesan Ayahanda Haji Rd Dahlan bin Affan (alm) bahwa menyambung silaturahim itu merupakan Sunaah Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Abdullah bin Umar , “Wahai sahabat ketahuilah bahwasanya saya pernah mendengar Rasulullah bersabda ‘Di antara bakti seseorang yang paling baik kepada orang tuanya adalah menyambung tali keluarga karib orang tuanya setelah orang tuanya meninggal dunia.’ Sesungguhnya bapak orang Arab badui itu dahulu adaIah teman Umar bin Khattab.” (HR Muslim)
Untuk berbakti kepada orang tua yang telah wafat, sebagai anak harus mendoakan dan meminta ampunan kepada Allah untuk kedua orang tuanya yang telah wafat, dan menjalankan wasiat orang tuanya.
Selain itu melanjutkan jalinan silaturrahim kedua orang tua, dan memuliakan atau berhubungan baik dengan teman-teman orang tua. Itu juga salah satu cara untuk berbakti kepada orang tua yang telah wafat.
Masa mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat Tempino tahun 1958 – 1964 merupakan masa paling indah. Anak desa nan jauh dari kota Jambi merasakan bahwa dunia itu hanyalah diseputar kota minyak bajubang, Tempino dan Kenaliasam. Ada juga tempat berkelana ke desa tetangga Sungai Landai, Pelempang dan Sebapo Km 22.
Berteman dengan teman teman sekampong bukan saja ketika di ruang kelas namun lebih jauh dari itu berteman sepermainan diluar jam belajar. Bermain adalah suasana paling meriah apalagi di kampong kami ada Kolam Pak Kasim.
Dikolam renang versi kampong yang bercampur dengan ikan terasa lebih nikmat ketika mencuri curi waktu bisa berenang. Pasalnya sang empunya kolam terbesar, terdalam dan terjernih diTempino itu melarang boedak boedak Tempino mandi disitu.
Walaupun dilarang, kami mencari curi waktu tepat ketika Pak Kasim sedang istirahat tidur. Berbasah basah berenang sepuasnya dengan segala gaya tanpa pelatih. Nikmat mana lagi nan kau dustakan.
Selain itu kenakalan anak kampong ketika musim buah buahan. Seolah seluruh pepohonan rambutan, mangga, durian dan jenis tanaman produktif di Tempino milik bersama. Namun adab si-anak kampong Tempino tetap didawamkan. Kami selalu mengucapkan
” Pak Ibu minta buah rambutan nya ya…”
seorang teman nan sedikit jahil menjabawab
” silahkan nak, tapi jangan dihabisi ya “
Nah itulah legalitas boleh menikmati buah buahan kampong kami Tentu siasat anak kampong acara menikmati buah buahan itu dilaksanakan ketika sang empunya kebon sedang tidak ada di rumah.
6 hari 5 malam lebaran hari raya udul fitri 1444 H awak manfaatkan seoptimal mungkin bersilatutrahim. Seletah selesai maaf maafan sanak kelauarga, anak keponakan awak sanjo (bertamu) ke rumah Mang Katim.( Almarhum). Bersua dengan anak bungsu Mang Katim : Mas Oyen dan istri.
Mang Katim dan Ayahanda Haji Rd, Dahlan Bin Affan se angkatan sebagai Pegawai PN Pertamina Tempino. Keluarga asal Jawa Barat ini merupakan tetangga di rumah dinas woneng 12 untuk pegawai golongan terendah buruh grif 16.
Teman sekelas saya Tiut itulah nama panggilan akrab Haji Setia Budi. Sesuai dengan nama maka Tiut merupakan teman terbaik sangat santun dan peduli selain sangat dermawan. Ada teman sekelas sama sama sepermainan Chairul Sabirin, Janak, denan dan beberapa teman lain
Lebaran kali ini awak bersua dengan adik Almarhum Haji Setia Budi. Mas Oyen dan keluarga dirumah ladang Almarhum Mang Katim. Inilah bentuk menyambung silaturahinm antar 2 keluarga senasib dan seperjuangan bukan saja bekerja di Pertamina juga memiliki penghasilan dari kebun (ladang).
Keluarga kami sama sama memiliki kebun cukup luas di Tempino. Selain banyak tanaman produktif kami memiliki beberapa balong. Balong itu adalah tempat memelihara ikan mujaher dan ikan gurami dan ikan ikan lainnya.
Ada peristiwa yang sangat berkesan bagi awak dan Tiut serta teman teman se umur an. Peristiwa itu ketika Ayah kami membedah balong. Acara ini bisanya di laksanakan sebelum lebaran. Ikan itu diambil semua dengan cara membedah atau mengeringkan balong.
Lumayan penghasilan dari Bedah Balong ini. Setelah dibagi bagikan ke tetangga, ikan yang banyak tersebut di jual kepasar Tempino atau sampai ke Jambi.
Kenangan terindah dengan Tiut ketika pulang sekolah kami ikut membuat tahu dan tempe. Keluarga Mang Katim memiliki pabrik tahu dan tempe satu satunya di Tempino dan sekitarnya. Lucu juga anak anak ikut memegang alat khusus tempe tahu menggiling kedelai.
Haji Setia Budi seorang pengusaha sukses. Bersama istri memiliki kendaraan truk sendiri berjualan dari kalangan ke kalangan. kalangan adalah pasar mingguan kamis di Sungai Landai, dasn hari hari lain ke Penerokan Sungai Bahar Nyogan Sebapo.
Silaturahim tersambung kembali. Berkah bersua denga Ustazd Hisyam yang merupakan Keponakan Istri Haji Setia Budi. Saya mendapatkan nomor ponsel putra satu satunya sahabatku nan elok hati ini seorang sarjana yang tinggal di Malang Jawa Timur.
Silaturahim ke Kediaman Almarhum Mang Cik Dung. Tetangga diatas rumah kawasan perumahan Pertamina Kapal Terbang. Bersua dengan Aisyah dan keluarga. Kak Warno anak tertua pensiuanan Kantor Pajak mukim di Bandung. Sedangkan saudara lainnya ada di Jambi dan Lampung.
Lebaran ke tetangga rumah Mertua. Bersua denagn Uda Herman dan Istri Mbak Yanti Putri Pak Subianto (Almarhum). Banyak berkisah dengan Uda Herman tentang Pertamina khususnya suka duka bersebab Beliau berkarier sampai golongan 6 (employe).
Demikian kisah nyata menyambung silatirahim di desa Kelahiran Tempino Jambi. Tentu saja keluarga Besar Almarhumah Ibunda Hj Kamsiah Binti Sutan Mahmud dan Ayanda Haji Rd Dahlan bin Affan sangat berbahagia.
Rumah ladang tetap terawat. Setelah Kakanda Syahrir (Buyung) wafat. Kini rumah dan kebun serta balong di urus oleh Kemenkanda M Yunus (putra Uda Buyung) beserta istri.
- Salam Silaturahim
- BHP, 8 Maei 2023
- YPTD
Kenangan indah yang tak terlupakan