Rabu Kelabu kah

Humaniora, YPTD41 Dilihat
  • Banyak nyamuk tidur berkelambu
  • Jangan pula tidur di dipan
  • Telah tiba pula hari Rabu
  • Kemana tuan hendak berjalan

Pantun pertama  Bukan,  bukan Rabu kelabu. Hanya satu pertanyaan kemana tuan hendak berjalan ?  Mau kemana lagi ditengah Pandemi Covid 19 begini.  Apalagi hampir sebulan mulai awal Juli 2021 rakyat Jawa dan  Luar Jawa  dikungkung dengan PPSM.  Diperpanjang,  diperpanjang sampai 1 hari menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Mau apa lagi, Work from home.  Kerja dari rumah sampai bosan hampir 18 bulan lebih.  Apa hendak dikata, ikuti saja tidak ada pilihan lain.  Untunglah kemampuan daya tahan dapur masih bisa bertahan.  Kasihan juga saudara saudara dengan penghasilan harian.

Para pedagang, dan sejenisnya yang mengandalkan bergerak dan berherak agar bisa memperoleh penghasilan. Subsidi Pemerintah memang ada, tetapi apakah merata dan bisa di berikan terus menerus.

Terbetik berita ada warga  menjual peralatan seni seperti wayang dan peralatan sound system. Untuk apalagi kalau bukan memenuhi kebutuhan makan sehari, sepekan dan bisa kah sampai sebulan..

  • Kostum chelsie warna abu abu
  • Livervoll puncak klasemen terdepan
  • Usyah risaukan masa lalu
  • Semangat bekarya untuk masa depan

Masuk ke pantun kedua. Mana pula rakyat berpikir masa lalu.  Keadaan sekarang saja sudah morat marit.  Orang orang kaya yang masih sempat merenung.  Himbauan Usyah risaukan masa lalu . Masa lalu biarlah berlalu yang penting saat ini jaga Semangat bekarya untuk masa depan

Alhamdulillah wwak bisa tetap berkarya di bidang Literasi.  Melalui Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) terpaksa juga menyesuaikan diri.  Tidak bisa bergerak bebas sekencang zaman normal.  Pandemi covid 19  merambah juga ke dunia jurnalistik terutama penerbitan buku.

Asal muasal kehidupan adalah dana. Kata orang melayu tak ada piti bagaimana mau bergerak.  Jadi sekarang baru bisa dipilah dan dipilih antara kebutuhan Primer, Sekunder dan Tersier.  Siapupun saat ini lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan primer.

Itulah  Pangan . Sandang dan Papan atawa busana dan rumah entah kapan dipikirkan.  Terutama makan itu lah itu yang sangat diperlukan untuk menegak kan tubuh agar bisa bergerak  Kebutuhan sekunder ntar dulu. apalagi kebutuhan jalan jalan di strata tersier ditunda samaoi kapan kapan.

  • Wanita malayu disebut puan
  • Pandai menyanyi pula menari
  • Lakukan sesuatu sesuai kemampuan
  • Tak elok pula memaksa diri

Terkhir Pantun ke 3. Lakukan sesuatu sesuai kemampuan Nah bicara soal kemampuan kembali lagi ke kampung tengah.  Kampong tengah didefinisikan bebas oleh orang melayu sebagai perut.  Perut harus terisi tiga perempat lambung.  Barulah bisa mengerjakan tugas sesuai kemampuan.

Tak elok pula memaksa diri.  Mau memaksakan diri nantilah apabila negeri ini sudah normal.   Mengerjakan tugas atau apalah namanya dalam upaya mempertahankan hidup tak boleh juga berucap memaksakan diri. Apalagi yang harus dipaksakan, tenaga juga cuma ada seadanya.

  • Salam Literasi
  • BHP 11 Agustus 2021
  • YPTD

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar