Tak Cemas Walaupun Menderita Kanker
Catatan Thamrin Dahlan
Ketika membayar pesanan aqua 3 galon sebesar 57.000 rupiah maka kosonglah dompet Wak Nirmat. Itupun uang ditambah istri 7.000 bersebab di kantong hanya tertinggal uang 50,000. Seperti kemarin hari Kamis di dompetpun tak ada sepeserpun duit. Padahal hari itu tanggal 20 yang bermakna batas akhir wajib membayar tagihan PLN, PAM dan Telepon.
Inilah kisah nyata kanker alias kantong kering seorang pensiunan. Uang yang diterima dari Negara perbulan 3.900.000 di alokasikan untuk membayar tagihan tagihan yang terkait keperluan rumah tangga dan sesekali membayar biaya penerbitan buku. Jadi untuk kebutuhan rumah tangga gotong royong dengan istri yang juga pensiunan.
Bulan Desember 2018 ternyata banyak juga pengeluaran tak terduga. Contohnya sumbangan untuk dana abadi Universitas Indonesia sebesar 2.000.000. Dana ini merupakan sumbangsih para Alumni Pasca Sarjana kepada almamater dalam rangka membantu operasional pendidikan berupa bea siswa untuk generasi muda. Bulan ini juga Wak Nirmat menerbitkan buku ke 20 diperlukan biaya 1.250.000,-
Tulisan ini sebenarnya bukan bicara kanker itu saja namun dibalik itu semua ada nilai nilai iman dari kisah nyata ini. Begini sodara. Keperluan dana adalah satu keniscayaan dalam hidup dan kehidupan dunia . Dengan uang bisa melakukan kegiatan silaturahmi dan juga menunaikan zakat sebagai satu kewajiban.
Kebutuhan duniawi agar mampu bertahan hidup hendaknya dikaitkan dengan kehidupan dunia akherat. Sesungguhnya rezeki setiap makhluk telah di jamin Allah SWT tidak pandang dia professor atau tidak berpendidikan sekalipun. Bahkan makhluk Fauna dan flora semuanya mendapatkan hak tanpa hjarus sekolah tinggi tinggi.
Inilah satu keyakinan yang harus ditanamkan terus menerus dalam hati yang akhirnya menyatu dalam iman. Tidak perlu cemas dan gelisah ketika di saku sama sekali tidak ada uang. Allah SWT pasti akan memberikan rezeki sesuai dengan amal ibadah berupa ketaatan total atas segala perintah dan menjauhkan segala larangan agama.
2 paragraf di tulisan Ini merupakan contoh bagaimana keyakinan Wak Nirmat atas redha Allah dalam menutupi kebutuhan. Dengan caranya Allah membantu terkadang degan melalui hal tak terduga. Pagi Kamis tidak ada uang di dompet padahal Wak Nirmat mendapat undangan menghadiri Peringatan Maulid di tempat dia mengajar. Namun hati tetap merasa tenang bersebab di HP pada aplikasi Gocar ada dana gopay 100.000.
Dengan demikian tanpa ada uang cash bisa berangkat dan pulang menggunakan fasilitas gocar. Tentu saja doa terus menerus pada Shalat Dhuha yang diyakini umat sebagai pembuka pintu rezeki. Wak Nirmat berniat silaturahim dengan sahabat pimpinan Perusahaan Polgem sembari menghadiahkan buku ke -19 bertajuk Ritual Desa Kubu.
Alhamdulillah pertemuan dimudahkan Allah SWT hanya menunggu 5 menit di lobby dan sobat baru saja datang setelah melakukan penijauan on the spot di pabrik. 2 Sahabat bersalaman dan beliau megatakan harus keliling setiap hari di lingkungan perusahaan dalam rangka menyelesaikan segera beberapa permasalahan di lapangan .
Jadilah 1 buku itu berharga 1.000.000,- sebagai salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan kepada teman sekolah yang terjun ke dunia jurnalistik setelah pensiun 8 tahun lalu. Tentu saja terima kasih sebesar besarnya kepada sang Direktur. Wak Nirmat pikir masih perlu dana 500.000,- guna membayar tagihan PLN, PAM dan Telephon.
Luar biasa dan ungkapan Alhamdulillah hati Wak Nirmat tetap tenang dan tidak gelisah. Ada satu keyakinan dimana pada gilirannya Allah menutupi kebutuhan itu dengan caranya sendiri tanpa terduga. Bada Shalat Zhuhur di Masjid As Syifa menghadiri Peringatan Maulid Nabi di Sekolahan. Ustazd Fadhil Bastaman beertindak sebagai Dai dan acara di mulai setelah sambutan Kepala Sekolah.
Peringatan Maulid berjalan lancar dan tertib. Pembacaan riwayat Nabi Muhammad (Rawi) oleh Hadrah Pemuda Islam dikuti oleh seluruh hadirn dalan nuansa syahdu. Tausyah Ustazd Fadhil tak terasa berjalan 60 menit bersebab kepiawian Beliau mengajak hadirin ikut aktif dalam komunikasi dua arah.
Ketika Wak Nirmat pamit pulang ssorang Staf Sekolah menyarahkan satu amplop berisi dana transport. Alhamdulillah selain sebagai Guru juga menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Bina Pemuda yang menaungi Lembaga Penddikan Sekolahi. Kehadiran di setiap acara dalam kapasitas undangan mewakili beberapa pengurus yayasan yang berhalangan hadir.
Allah SWT menjawab dan memenuhi kebutuhan. Segera saja menganti uang ke utra kedua yang menalangi tagihan sebesar 1.400.000 . Sebenarnya hari Kamis Bada Subuh Wak Nirmat masih punya uang 80.000,-. Seperti biasa setiap Taklim Habib Umar Bin Ahmad Al Hamid 2 pekan sekali memberikan infaq 50.000. jadi masih ada 30.000 untuk ongkos ke Sekolah. Ketika akan pulang dari masjid , Istri belanja sayur sayuran dan dana sisa uang diberikan ke mbak sayur. Posisi kanker alias kantong kosong blambangan.
Anehnya Wak Nirmat tak terlalu cemas walau tidak memegang uang. Bisa jadi kepasrahan total atas takdir Allah memberikan rasa tenang. Apalagi sih kebutuhan orang pensiuanan ? Tanggung jawab menyekolahkan anak sudah selesai semua bahkan mereka sudah tidak minta uang saku bersebab sudah bekerja.
Alhamdulillah ternyata kebutuhan terpenuhi dalam satu keyakinan akan selalu di anugerahkan Allah SWT pada saat membutuhkan. Yes ATM ada dilangit tinggal gesek melewati ketaqwaan dan shalat dhuha serta doa panjang dimulai dan diakhiri shalawat Untuk Rasulullah Nabi Muhammad SAW..
Salam Literasi
YPTD