Guru Empat Zaman

Literasi, Puisi, Terbaru36 Dilihat

Sedang viralnya pergantian kurikulum saat ini, dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka, sedikit banyak memunculkan pro dan kontra. Bahkan, DPR RI menyatakan bahwa sekolah tidak wajib melaksanakan kurikulum baru tersebut.

Bagaimana di kalangan pendidik sendiri? Apakah semua siap dengan pergantian kurikulum tersebut?

Faktanya, banyak pendidik yang merasa kesulitan memahami teori-teori dan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, karena banyaknya perubahan baik dalam istilah komponen-komponennya maupun prinsip-prinsipnya. Terlebih bagi guru tua yang sudah seringkali mengalami pergantian kurikulum. Tak bisa dipungkiri, mindset lama tetap memengaruhi pemahamannya terhadap kurikulum baru, sehingga sulit baginya untuk bisa mengimplementasikannya. Fenomena tersebut saya coba ungkapkan dalam puisi berikut ini.

 

Guru Empat Zaman

Oleh: Ambu Guru

 

Kurikulum

Sepanjang sejarahnya

Tentang diamikanya

Ia menjadi saksinya

Akan segala perubahannya

Pun tentang outputnya

Dengan dalih kemajuan zaman

Sang penguasa miliki kewenangan

Ganti menteri ganti kebijakan

Ganti kurikulum jadi keniscayaan.

 

Inovatif?

Dipaksa adaptif

Harus responsif

Empat kali perubahan

Berulang ganti aturan

Berulang ganti pemahaman

Katanya mindset harus diubah

Apakah itu perkara mudah?

Sim salabim langsung berubah?

Tanpa kendala tanpa masalah?

 

Gamang

Berjejal teori

Wajarlah apriori

Namun jangan ragukan

Pengabdiannya penuh ketulusan

perubahanlah yang membingungkan

Zaman demi zaman perubahan

Otak tuanya sulit dipahamkan

Mindset lama sulit digantikan

Memori takkan mungkin dihapuskan.

 

Lantas?

Guru tua

Tetap setia

Walaupun susah adaptasi

Yakinlah akan kompetensi

Tetap bisa berkontribusi

Tetaplah menjadi sosok inspiratif

Suguhkan pembelajaran yang inovatif

Apa pun kurikulumnya, adaptif

Ciptakan anak bangsa edukatif.

 

Cipanas, 13 Februari 2023

 

Terima kasih yang sudah berkenan membacanya. Salam literasi.

 

 

Tinggalkan Balasan