Sedang viralnya pergantian kurikulum saat ini, dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka, sedikit banyak memunculkan pro dan kontra. Bahkan, DPR RI menyatakan bahwa sekolah tidak wajib melaksanakan kurikulum baru tersebut.
Bagaimana di kalangan pendidik sendiri? Apakah semua siap dengan pergantian kurikulum tersebut?
Faktanya, banyak pendidik yang merasa kesulitan memahami teori-teori dan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, karena banyaknya perubahan baik dalam istilah komponen-komponennya maupun prinsip-prinsipnya. Terlebih bagi guru tua yang sudah seringkali mengalami pergantian kurikulum. Tak bisa dipungkiri, mindset lama tetap memengaruhi pemahamannya terhadap kurikulum baru, sehingga sulit baginya untuk bisa mengimplementasikannya. Fenomena tersebut saya coba ungkapkan dalam puisi berikut ini.
Guru Empat Zaman
Oleh: Ambu Guru
Kurikulum
Sepanjang sejarahnya
Tentang diamikanya
Ia menjadi saksinya
Akan segala perubahannya
Pun tentang outputnya
Dengan dalih kemajuan zaman
Sang penguasa miliki kewenangan
Ganti menteri ganti kebijakan
Ganti kurikulum jadi keniscayaan.
Inovatif?
Dipaksa adaptif
Harus responsif
Empat kali perubahan
Berulang ganti aturan
Berulang ganti pemahaman
Katanya mindset harus diubah
Apakah itu perkara mudah?
Sim salabim langsung berubah?
Tanpa kendala tanpa masalah?
Gamang
Berjejal teori
Wajarlah apriori
Namun jangan ragukan
Pengabdiannya penuh ketulusan
perubahanlah yang membingungkan
Zaman demi zaman perubahan
Otak tuanya sulit dipahamkan
Mindset lama sulit digantikan
Memori takkan mungkin dihapuskan.
Lantas?
Guru tua
Tetap setia
Walaupun susah adaptasi
Yakinlah akan kompetensi
Tetap bisa berkontribusi
Tetaplah menjadi sosok inspiratif
Suguhkan pembelajaran yang inovatif
Apa pun kurikulumnya, adaptif
Ciptakan anak bangsa edukatif.
Cipanas, 13 Februari 2023
Terima kasih yang sudah berkenan membacanya. Salam literasi.