Pentigraf : Lupa yang Mengemparkan

Fiksiana, Terbaru87 Dilihat

Suatu hari Mutiara, minta ijin meminjam sepeda motor ayahnya untuk pergi ke suatu desa untuk menyumbang korban kebakaran, bersama rombongan karang taruna. Ayahnya mengijinkannya. Dan mengingatkan untuk membawa STNK-nya yang ia taruh di bawah lipatan baju di lemarinya.


Keesokan paginya, mutiara mengambil STNK di lemari ayahnya itu. Ia pun mencari ke setiap bawah tumpukkan pakaian di lemari itu. 5 menit, 10 menit berlalu. Ia pun merasa capek karena tidak menemukannya. Karena kesal ia pun berteriak sambil terus mencari. Akhirnya, aku, anak sulungku, dan suamiku, ikut mencari. Kami pindahkan semua lipatan-lipatan pakaian ke atas tempat tidur sambil mencarinya. Tetap saja tidak menemukannya. Pencarian pun pindah ke lemariku, tidak ada juga. Semua tasku pun dibuka-buka. Tempat kosmetik, laci-laci meja, tumpukan buku, tetap nihil.


Karena kesal suamiku mulai menyalahkanku. Ia rasa memberikannya padaku beberapa hari yang lalu. Namun aku tidak merasa menerimanya. Pencarian tetap diteruskan walapun semua sudah kesal. 1 jam , 2 jam berlalu, kami benar-benar capek sudah mengobrak-abrik semua sudut kamar tapi nihil. Tak terasa waktu dah siang juga. Aku tidak sempat masak, maka ayahnya pergi ke rumah makan membeli makanan untuk makan kami. Begitu sampai rumah, ia buru-buru ke kamar dan berteriak, “Alhamdulillah, ni ketemu!” Kami bertiga pun masuk ke kamar. Ternyata STNK itu ada di bawah kotak kosmetik! ” Ya Allah, Abah.. Abah, bikin gempar aja!” seru anak sulungku. Kami pun geleng-geleng kepala sambil tersenyum masygul dibuatnya. 

Tinggalkan Balasan