Disini tempatnya menabalkan cita cita mempunyai buku ber ISBN(dokpri)
Cofee Toffe menjadi saksi ngeriungnya para Kompasianer yang mendapat undangan istimewa dari Thamrin Dahlan yang tahun ini tepat sepuluh tahun menjadi penulis blog keroyokan milik Kompas Grup. Beberapa penulis top Kompasiana turut hadir, ada Andri Mastiyanto si pemegang empat puluh lima gelar juara ngeblog, ada juga raja opini yakni Abang Yon Bayu, Terlihat pria gondrong dengan dandanan stylish, beliau adalah Babeh Syaiful W Harahap yang concern menulis tentang penularan AIDS/HIV.
Banyak penulis yang hadir dan mereka bukan kaleng kaleng soal menulis, sungkem nih kepada para Kompasianer yang sudah malang melintang di dunia literasi. Dari Coffe Toffe pula penulis merasa terlecut, bagaimana tidak bahwa pencapaian sosok Thamrin Dahlam di dunia tulis menulis bukanlah hal yang biasa, sepuluh tahun ngompasian dengan lebih dari seribu postingan dengan tingkat keterbacaan adalah prestasi tersendiri.
Satu hal yang bikin kita kita dengan usia yang lebih muda, hal patut di tiru adalah semangat Pak Thamrin Dahlan untuk menerbitkan buku, hingga saat ini Papanda TD begitu penulis menyebut, telah menghadirkan tiga puluh buku dan jumlah itu menurut akan merangkak naik karena beliau bertekad menggenapkan karyanya menjadi empat puluh buku saat usia beliau mencapai bilangan tujuh puluh tahun.
Benar benar jagoan gaek yang menjadi panutan bagi penulis. Saat pulang dari acara temu kangen di Coffe Toffe, di gerbong kereta yang membawa kembali penulis ke Cikarang, di antara laju commuter line, pikiran menerawang dan mampukah menerbitkan buku seperti Papanda TD. Nggak perlu muluk muluk dahulu deh, paling tidak di tahun 2020 ini punya satu buku saja. Ah andai penulis tak menyiakan waktu dengan main games di handphone, andai saja konsisten dan terus menulis dan mungkin cerita akan menjadi lain.
Tak perlu banyak meratap sebenarnya, tinggal action saja. Apalagi menurut Thamrin Dahlan bahwa jalan menerbitkan buku semakin mudah dengan adayanya Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, salah satunya membantu menerbitkan buku bagi para penulis dan tanpa biaya sepeser pun, buku jadi dengan catatan bahwa buku yang diterbitkan mempunyai ISBN, apa sih ISBN? Riwayat ISBN itu berasal dari Inggris pada tahun 1966. International Standart Book Number, pengindentikasian unik untuk buku buku komersial.
Nah greget bingit dong punya buku yang bisa di indentifikasi bahkan ke luar negeri sekalipun karena ISBN mempunyai kode kode tertentu yang diakui secara global. Tinggal memperkuat tekad ini sih. Insha Allah saat ini sedang mengkurasi tulisan tulisan ketika memenangkan perlombaan ngeblog, meski nggak sebanyak Agan Andre namun dengan jumlah tiga puluh artikel, menurut Papanda TD bisa kok menjadi buku yang”berpunggung”.
Doakan saja semoga di bulan September, obsesi punya buku tercapai. Semangat Papanda TD dengan menggiatkan menulis dan membukukan karya karya beliau merupakan hal yang luar biasa, sama sama memiliki waktu dua puluh empat jam yang diberikan, saatnya mengejar ketertinggalan karya nih dari pensiunan perwira tinggi Polri. Semoga saja jodohnya mempunyai mahkota ada di tahun ini, meski pandemic Covid-19 namun selayaknya memang tetap berkarya mah sebuah keniscayaan.
Terima kasih untuk waktu berharga di Coffe Toffe bersama Papanda TD dan juga penulis penulis hebat lainnya. Mempunyai buku saat ini semakin mudah dengan hadirnya Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan, yuk ah kita nulis buku!
Mas Topik Irawan memang pakar IT. Posting di website YPTD terbitkanbukugratis.id tanpa hambatan. Luar biasa pengalaman melalang buana di dunia jurnalis memberikan pengalaman berharga. Yes Terima kasih. YPTD tunggu penerbitan Buku Pertama. Pengalaman saya segala sesuatu harus pasang target. Target dimasudkan untuk memompa semangat agar cita cita terwujud. Yes September 2020 Mahokta kita pasang di kepala mas Topik Irawan.. YPTD siap membantu sepeuhnya