Waktu subuh yang indah dan mempesona Waktu subuh, saatnya cahaya Membelah kegelapan, membawa harapan Langit biru, bintang-bintang berkelap-kelip Mengundang malaikat, turun dari surga Suara adzan, menggema di udara Mengajak umat, Selengkapnya
Fiksiana
Ketika Angin Bersekutu Dengan Api
Angin bersekutu kuat dengan api berapi Angin bersatu padu dengan air mengairi Kebakaran besar pun tiba tiba terjadi Tsunami melanda lautan pantai negri Angin adalah pergerakan udara dari daerah yang Selengkapnya
Negeri Ini Ada Dalam Genggaman mu
Negeri Ini Ada di Gengamanmu Puisi untuk mahasiswa By Thamrin Dahlan Mahasiswa, Kalian hidup penuh dengan tantangan Tantangan globalisasi Budaya asing deras menghampirimu Informasi begitu cepat mendatangimu Sementara budaya Selengkapnya
Percaya Dengan Tulus
Percaya dengan Tulus karya : Sim Chung Wei Dengan hati lapang menaruh rasa percaya jiwa yang tenang tempat aman bagi jiwa dan raga Setiap tarikan napas dihirup memberikan sebuah harapan Selengkapnya
Kepompong Jiwa
Kepompong Jiwa Karya : Sim Chung Wei Terbungkus oleh luka-luka yang sudah meradang dan mebuat lubang terbuka menggerogoti cangkang kronis menusuk sampai dalam melukai raga sampai jiwa melukai sumsum terdalam Selengkapnya
Cerpen 2: Ketulusan yang Membebaskan (Bagian 2)
Cerpen 2: Ketulusan yang Membebaskan (Bagian 2) Setibanya mereka berdua di lantai dasar gedung sekolah, Nafla berhenti dan berbalik menghadap Fanny, dan dengan lembut bertanya. “Ada apa sebenarnya dengan dirimu, Selengkapnya
Cerpen 1: Ketulusan yang Membebaskan
Bagian 1. “Ketulusan yang Membebaskan” Nafla, demikian nama gadis muda yang memiliki profesi sebagai guru di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Seperti hari-hari yang dilalui Nafla, gadis berhijab yang Selengkapnya
Puisi 15: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi
Puisi 15: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi Cinta hadir bagai mentari menyapa pagi, merangkai pelangi di antara tetes tirai rinai Labuhkan harapan pada sekeping hati sepi, menghadirkan rasa di Selengkapnya
Puisi 14: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu
Puisi 14: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu Kunikmati bisik lembut angin malam, menyapa ramah di sudut hati Menahan rindu terpasung pada palung, begitu menyiksa tiada henti Kehadiranmu malam ini, melebur Selengkapnya
Puisi 13: Mengais Malam Membungkam Rindu
Puisi 13: Mengais Malam Membungkam Rindu Dalam genggam gawai kita bertemu, Di sanalah cinta kita hadir dan menyatu. Di balik balutan kerudung merahmu yang anggun Kubisikkan rasa cintaku yang terus Selengkapnya
- 1
- 2
- 3
- …
- 381
- Berikutnya