waktu menunjukan pukul 18:30 WIB parkiran Hotel sudah penuh motor dan mobil keluarga besar mempelai pria dan wanita. Sebagian besar sudah berada di lantai 5 tempat acara resepsi pernikahan berlangsung Selengkapnya
Cerpen
Sebatas Cerita Luka (2)
“Walaikumsalam.” Suara jawaban dari dalam rumah Mak Ucu. “Abah Emak kemana Mak Ucu.” Ucapku setelah melihat Mak Ucu yang membukakan pintu rumah. “Bawa bertenang Hana, atur napas.” Tangan Mak ucu Selengkapnya
Maafkan Aku Runni
Maafkan Aku Runni “Anita, Anita…. Tunggu,” dengan terengah-engah Runni mengejar Anita yang sudah siap untuk mengikuti pelajaran Olah raga. “Ayo Run, Pak Joko sudah menyiapkan teman-teman untuk olah raga di Selengkapnya
Sebatas Cerita Luka (1)
Hujan sejak senja tak lepas meninggalkan bumi, aku yang sudah menggunakan baju hangat saja masih terasa dingin. Merebahkan badan pada dipan yang tidak lagi tebal, tapi hanya ini yang bisa Selengkapnya
Ketika Mimpiku Berlalu (2)
Berlari sekuat hati setelah iwan memberhentikan motornya di depan pukesmas, ku biarkan Iwan mengumpat padaku karena motor Iwan sampai oleng karena aku berebut turun sebelum Iwan memakirkan motornya dengan sempurna. Selengkapnya
Ketika Mimpiku Berlalu (1)
Suara riuh rendah tak mengangguku, aku masih menatap lirih jendela kelas seakan ingin menembus asaku yang terkoyak dengan realita yang ada. “Bagaimana Ais sudah ada keputusan dari kedua orangtua Ais.” Selengkapnya
Kaki Tiga
Kedai Pasar Induk ” kopi pahit satu” ” Bang, sekalian untuk si Mbah ” ” Baik Mas Muki,” ” dari mana aje ente koq baru kliatan” ” mudik Mbah” ” Selengkapnya
Kuat dalam Diam (part 2)
Ujung rumahku sudah kelihatan, lelahku bertambah berharap amukan Emak tadi pagi tak berlarut sampai ke petang ini. Langkah beberapa orang keluar dari rumahku membuat hatiku menjadi tak menentu, pendengaranku mendengar Selengkapnya
Kuat dalam Diam (part 1)
Makian Emak menjadi santapan pagiku hari ini, sejak semalam mak sudah tak tentu arah ada saja yang tak kena. Memekakkan teliga menjadi salah satu cara untuk tetap sehat saja, setelah Selengkapnya
Cermin (1)
Senyum kecut terbit di bibirku, setelah mengingat bagaimana tadi pagi hatiku berkali – kali hancur tak berbentuk. “Masakanmu semakin tak karuan rasanya, biarkan Nia memasak saja.” Ucap suamiku Belum juga Selengkapnya
- 1
- 2
- 3
- …
- 93
- Berikutnya