Aku Juga Pernah Menjadi Guru Honorer
Kalau berbicara mengenai guru honorer, saya langsung teringat dengan diri saya sendiri,Waktu itu saya mengajar di salah satu sekolah tingkat Dasar di Desa Karang Pinang,Kecamatan Sindang Beliti Ulu.Dulu nama Sekolahnya SD Negeri 41 Karang Pinang.Kalau sekarang namanya sudah ganti menjadi SD Negeri 94 Rejang Lebong.Mungkin sudah lebih dari 16 tahun lamanya .Kalau di hitung dari sekarang.Saya menjalani Profesi sebagai guru honorer dari 01 Agustus 2005 sampai 01 September 2008.Jadi kalau di hitung Sekitar 3,1 Tahun lah.Sebulan setelah saya masuk sebagai Guru honorer,ada lagi guru yang daftar sebagai guru honerer saat itu yaitu “Ibu Kusmalenda,S.Pd.I.Yang akrab saya Panggil ” Yuk Kusmalenda”.Saat itu di SD Negeri 41 Karang Pinang Guru yang honor diantaranya:Pak Yubahar yang akrab di Pak Ul,Pak Sudirman yang akrab di Panggil Pak Dar,Saya Sendiri Usman Alamsyah yang akrab di Panggil Pak U’k dan terakhir Ibu Kusmalenda yang akrab di Panggil Ibu Malenda.Sedangkan Kepala Sekolahnya di Jabat oleh Bapak.Moh Yamin yang akrab di Panggil Pak Yamin.Guru yang PNS lain Pak Amir dan Ibu Lolita.
Banyak suka-duka yang kami alami saat itu sebagai guru honorer.Dukanya kami berempat pernah tidak menerima gaji 4 Bulan.Karena saat itu masih Dana Komite.Menuggu wali murid bayar lamanya mintak ampun.Kadang-kadang ada yang bayar ,Kadang -kadang ada yang tidak bayar.Sering juga saat terkumpul,kalau di bagikan dengan kami honorer jumlahnya tidak sampai Rp.100.000,- Per Guru Honor.Saat itu termenung lah Kak Yamin.O,Ya karena Pak Moh.Yamin ini Kakak Ipar,saya sering memanggilnya “Kak Yamin”.
Setelah berpikir lama kak Yamin,belum membagikan dengan kami Selaku guru honorer.Dalam hati Kak Yamin”di bagikan tidak seberapa,tidak di bagikan salah”.Dalam keadaan bimbang,Kak Yamin mendapat Informasi dari Dikbud bahwa akan ada Dana Bantuan kesekolah dari Pemerintah Pusat.Dana tersebut di namai dana BOS yang kepanjangannya Bantuan Operasional Sekolah.Dana tersebut bisa di Alokasi untuk membayar gaji guru honor .Kak Yamin pun menceritakan kepada kami berempat selaku guru honor.Kami pun menyambut dengan gembira.Dalam hati kami saat itu,Kalau boleh di utarakan dengan ucapan”Horeeeeeee honor kami akan di bayar”Akhirnya gaji kami di rapel,Setelah di hitung-hitung dengan penuh pertimbangan secara matang,dapatlah kami Rp.250.000 Perbulan.Untuk setiap guru honorer.
Saya dan kawan-kawan menjadi tenaga pengajar disana,kekeluargaan pun sangat kami rasakan.Mungkin karena merasa senasib,seperjuangan dan sepenanggungan.saya masih ingat sekali waktu saya masih mengajar di sana.Pulang mengajar saya bisnis macam-macam,Yah memang tanpa bisa di pungkiri,manusia selalu kekurangan.Tapi itu saya lakukan,supaya tidak terlalu terbeban akan status saya sebagai guru honorer “Enjoy gitu lho”.Saya selalu melakukan aktifitas dagang setelah jam sekolah bubar.Berdagang Cabe,daun kunyit,dan Cung Kripit.O,ya mungkin banyak di antara pembaca penasaran apu itu Cung Kripit ? Cung kripit yaitu kopi merah yang di tumbuk,lalu di jemur beras kalau orang kepahiang sering menyebutnya kopi gojer.
Sedangkan cerita gembiranya,setelah sekitar 8 Bulan Honor,Kami bertiga mendapat Tunjangan GTT (Guru Tidak Tetap ) dari Dikbud yang jumlahnya Rp.300.000 Per bulan.Yang di bayar melalui Kantor POS.Untuk yang terjaring GTT.Alhamdulillah,Saya Usman Alamsyah,Pak Sudirman dan Ibu Kusmalenda .Sedangkan Pak Yubahar alias Pak Ul tidak terjaring.Usut punya usut ternyata data Pak Yubahar tidak di laporkan sebagai tenaga honorer di Dikbud,karena Pak Yubahar melamar guru honor tanpa Ijazah.Menurut cerita beliau ijazahnya ikut kebakar saat Rumah Orang Tuanya kebakaran.Mendengar cerita tersebut sedih juga dalam hati kami.Akhirnya kami iuran bertiga kalau di bahasa lembak”ubat asek a”(ikut merasakan/mencicipi).Kekompakan kami pun tetap terjaga.
Saat honor,saya juga pernah mengikut Tes CPNS,kalau tidak salah di tahun 2006,hasilnya pun saya gagal.Pernah Putus asa,hampir semua ijazah mau saya bakar karena rasa kecewa yang mendalam.Akhirnya karena kekecewaan yang mendalam,saya laju sering Sholat 5 Waktu,di tambah Tahjud.Rupanya,jika pikiran kita kacau,kalut berserah dirilah Kepadanya.Yaitu sang Pencipta (Allah Swt),Pikiran kita akan damai kembali.Kesimpulan saya saat itu hanya kepada Allah lah tempat saya mengaduh supaya lebih kuat dan tegar menghadapi keaadaan.
Menjadi guru honorer terus saya jalani,Dengan upah sebagai guru honorer yang tak seberapa bahkan seringkali upah tersebut telat diberikan,maka saya sering mencari alternatif lain dengan berjualan cabe di pasar pagi,bisnis kripit,daun kunyit demi menambah penghasilan.Dengan seiring berjalannya waktu,menjalani Profesi sebagai guru honorer,saya lakukan dengan Enjoy.Tetapi saya sambil dagang alias bisnis.Akhirnya saya beralih ke bisnis Kopi besar-bersaran,saya bergabung dengan kakak Ipar yaitu kak Jun.Saat itu Opset saya dengan kak Jun 10 Ton Perhari.Sempat tidak terpikirkan lagi untuk menjadi Guru PNS.Tapi aktifitas mengajar sebagai guru honor tetap di jalani.Dalam hati supaya Ilmu Guru (mengajar) tidak hilang.
Pada tahun 2007 saya melengkapi berkas untuk ikut tes CPNS.Pelaksanaan tesnya di tahun 2008.Dengan persiapan yang matang belajar sampai “seme”(Flu) karena membaca buku he…he…membuat otak saya ter asah lagi.Saat Pelaksanaan Tes,ternyata materi yang saya baca hampir 80% masuk.Setelah sekitar hampir 8 bulan menunggu pengumuman hasil tes pun di terbitkan lewat Koran.Pas pagi mandi jam 05.00 Wib,untuk berangkat kecurup hanya untuk membeli koran.Sampai di Curup Koran Kehabisan, karena banjir Pembeli.Setelah lama duduk di depan Bang Mego.Ada yang membawa Koran,kebetulan yang beli tersebut tidak lulus.Jadi saya numpang membaca.Agak deg-degkan lah saat itu kalau boleh di utarakan denyut Jantung saat itu bunyinya”dug.dug.dug.dug.dug”berdetak begitu cepat.Setelah saya intip satu persatu “Triiiiiiiiiing”nama saya ada di situ.Perasaan seperti Terbang ke Langit.Badan terasa ringan dalam hati dapat juga”mecah beko keluarga”(Merubah sejarah keluarga).Lalu koran bekas tersebut saya beli dengan harga Rp.50.000,-Karena secara,nama saya ada situ..horeeeee sambil naik motor dari curup go ke Lubuk Alai.Sampai di Rumah,mau kasih kabar dengan keluarga sampai gagap.Tidak bisa di ungkapkan,perasaan saat itu saking senangnya “meca beko keluarga”(mengubah sejarah keluarga).Dalam hatiku terus terucap kata syukur “Alhamdulillah Puji syukur padamu Ya Allah”.
Mungkin sampai disini dulu cerita saya kawan-kawan.intinya tetap semangat sebagai guru honorer.Qada dan Qadar memang sudah di tentukan oleh Allah swt,tetapi ada hadis yang berbunyi”Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau tidak kaum itu sendiri merubahnya). Menjadi guru honorer jika di jalani dengan Ikhlas.Kita akan mendapat Doa dari siswa-siswi kita.Insa Allah di ijabah oleh sang kuasa.Di sertai dengan usaha yang maksimal.Semangat para guru honorer karena akan ada hari esok yang indah .Bekerjalah dengan tulus dan ikhlas.
Salam Literasi
Usman Alamsyah