SUARA HATI GURU HONORER SBU

Terbaru45 Dilihat

Ini tulisan salah satu guru group menulis yang saya bentuk”Suara Hati Guru Honorer SBU”.Ide ini tercipta dengan tujuan melatih berliterasi guru-guru di Pelosok Negeri.Kebetulan kecamatan saya 80 % di dominasi Guru Honorer,jadi saya tertarik mengangkat cerita mereka, berikut tulisannya :

DI KALAH HATI GUNDAH ” DIA PENYEMANGAT KU “

 

Oleh : Dedi Irawansyah,S.Pd

Akan ku ceritakan kisah ku,melalui secarik kertas dan sebuah pena. Aku merenungi kehidupan yang telah di jalani dan lalui. Saya di lahirkan dari keluarga yang jauh dari kata berkecukupan dan serba ada,namun sebaliknya saya terlahir dari keluarga, ya boleh dikatakan ekonomi lemah, Tapi Alhamdulillah saya bahagia dan bersyukur. Saya anak Sulung Dari Bpk. Babulhak dan Ibu.Sumiati dan mempunyai 1 Saudara laki-laki, 1 Perempuan. 

Tahun 2000 saya menempuh pendidikan Sekolah Dasar Negeri 39 Sukaraja, kemudian melanjutkan Ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Curup (dulu yg di kenal SMP 05 Curup), dan melanjutkan Ke Sekolah Mengah Kejuruan 01 Curup Timur. Saya dari kelas 1 SMP Sampai Tamat SMK ngekost.Di karenakan orang tua pindah dari curup Ke Kampung halaman,di mana orang tua saya di lahirkan, di Desa Derati Kecamatan Kotapadang. Pada 2012 saya menyelesaikan pendidikan di SMK dan saya pulang ke rumah orang tua. Setelah tamat mulai timbul perasaan bingung apa,kemana dan bagaimana selanjutnya. Dalam niat awal ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi mengingat dengan keadaan orang tua yang penghasilan dari Buruh Tani dan hanya cukup makan sehari-hari.Adik saya waktu itu juga masih menempuh pendidikan Di PonPes Al-Azhar  Lubuk Linggau yang juga butuh biaya Perbulan.

Di saat bingung dan gundah,Tuhan menunjukkan jalan yang harus ku jalani , tidak terpikir untuk menjadi Sorang Pendidik, tapi suratan jalan hidupku berkata lain.Saya honor di SD Negeri 11 Sindang Beliti Ulu dan sekarang menjadi SD Negeri 155 Rejang Lebong, sekolah ini terletak di perbukitan dusun Palembang kecil yang wilayah tersebut termasuk Terpencil. jalan akses menuju sekolah tersebut masih jalan tanah dan ada batu gunung. pada saat itu saya Ber usia 17 tahun . Pertama Sekali saya Kesekolah,walaupun akses ke sekolah cukup sulit, tetapi  saya merasakan tenang dan nyaman,hmhmhm mungkin kenyamanan dan keindahan yang saya rasakan tidak akan ada di SD wilayah perkotaan yang pemandangannya  indah.Saat hari pertama saya datang kesekolah, Saya di sambut Dewan Guru dan Peserta didik ,Masyarakat sekitar dengan hangat,Pada saat itu kepala sekolah nya Pak Salim.Ke esokan harinya saya mulai mengajar, dan ingat pada saat itu saya bingung apa yang akan saya ajarkan,karena saya hanya lulusan SMK.Hari demi hari ku lalui,Aku semakin bersemangat,nyaman dan bahagia  dengan rutinitas yang ku jalani.

Beberapa bulan kulalui tibalah pada musim penghujan.Aku membayangkan,yang selama ini akses kesekolah cukup sulit untuk di tempuh di saat musim kemarau apalagi musim penghujan. Dengan penuh keyakinan dan doa orang tua yang membuat saya tetap semangat. Saya Kesekolah mengendarai sepeda motor, dari Rumah ke sekolah kurang lebih 90 menit. Teringat kadang mau berangkat kesekolah harus berhutang minyak dulu, dikarenakan jarak tempuh lumayan jauh paling tidak mengisi 2 liter minyak bensin. Teringat di tahun  2012-2013 di saat musim penghujan akses ke sekolah terlalu sulit. Jadi di saat hujan,motor saya di titipkan di salah satu  Rumah warga Desa lubuk Alai,kemudian jalan kaki yang kurang lebih 45 menit, lumayan melelahkan,kalau ke sekolah di karenakan sedikit mendaki kalau pulang dari sekolah enak karena menurun, disaat jalan kaki Radio jadi penghibur ku, kalah itu saya ada HP Nokia yang ada Radio nya.

Walaupun Medan terasa berat keringat bercucuran,tapi  terbalaskan  kalau sudah sesampai sekolah. Saat bahagia ketika peserta didik menyambut di sekolah dengan senyuman dan mereka berebut mencium tangan kita. Dengan akses yg sulit di tempuh, sering kejadian yang tidak di inginkan terjadi.Seperti pecah ban dan rantai motor putus di tengah hutan atau kebun warga, tetapi Allhamdulillah warga sekitar Desa Lubuk Alai Dusun Palembang Kecil.Mereka Orang yang baik, mereka yang hendak ke kebun mereka melihat motor saya mogok mereka memperbaiki Sepeda motor saya, Kejadian tersebut bukan sekali ataupun dua kali. Salah satu kejadian yang masih teringat di benak saya,di saat motor putus rantai.Saya di berikan uang Rp.50.000 dari salah satu guru yaitu Pak Usman Alamsyah atau yang lebik di kenal Pak U”k.Saya sangat beterima kasih kepada beliau .

Sering orang berkata kepada saya.Kenapa mau honor jauh ?kenapa tidak mencari sekolah yang dekat dari Rumah ?,dan aku pun tersenyum bukan tidak ada tujuan atau hitungan.Saya mau honor ke SD jauh yang terpencil. Saya pikir kalau sudah mengabdi 1 tahun,saya akan mendapatkan tunjangan terpencil sebesar Rp1.500.00,, hehehehehhe ditambah gaji honor perbulan Rp.300.000.Kan lumayan pendapatan perbulan saya,di banding honor di SD yang tidak terpencil. Dengan uang perbulan Rp1.800.000.Saya pikir bisa untuk kuliah dan mengkredit motor. Karena saya juga mau punya motor sendiri,mengingat waktu sekolah melihat teman satu kos,waktu sekolah memiliki Motor.jadi niat saya saat itu,ingin memiliki sebuah motor. Satu tahun berlalu, mengabdi masih juga terkendala persyaratan.Dalam hati saya,mungkin kalau sudah 2 tahun mengabdi baru bisa mendapatkan Tunjangan.Saya masih tetap semangat mengajar,siapa tahu Allah memberi rejeki lewat Tunjangan.Ternyata harapanku hanyalah impian belaka karena sampai kini dari Tahun 2013 SD 155 Rejang Lebong tidak lagi mendapat Tunjungan Terpencil atau Tunjangan Khusus.

Pada tahun 2013 saya melanjutkan pendidikan S1 PGSD di Universitas Terbuka, Banyak kisah yang kujalani dalam menyelesaikan pendidikan S-1, Tapi Alhamdulilah Di tahun 2018 ijazah Tersebut sudah di gengaman tangan ku sendiri. Mungkin di lain waktu akan ku ceritakan kisah ku menyelesaikan pendidikan S-1.

Kembali ke Rutinitas kegiatan mengajar, timbul dalam hati dan pikiran ingin menyerah dan mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain yang di karenakan dengan keadaan. Tak bisa di pungkiri,pengeluaran ku untuk kesekolah minyak dalam satu bulan Rp.180.000 sedangkan gaji honorku Rp.300.000 belum kalau ada pengeluaran perawatan untuk motor. Disaat semangat dan keyakinan ku mulai gundah, ku ceritakan keluh kesah ku kepada ibuku, sedikit yang ibuku ucapkan “ Nak yang sabar, memang tidak mudah hidup ini nak perlu pengorbanan, kesabaran untuk sukses,tapi yakinlah Rezeki udah di atur oleh Sang Maha Kuasa”. Ucapan tersebut yang selalu teringat di benak dan pikiranku yang sampai sekarang membuat aku bertahan sebagai Guru honor.

Selama saya mengabdi  mungkin perasaan saya  tidak jauh beda dengan guru honorer  Di seluruh Indonesia, hmhmhm kembali saya merenungi dan bertanya dalam hati,, dengan keadaan ini mau menyalahkan siapa selain diri kita sendiri, kita yang mau tanpa paksaan pihak manapun. Sekarang tinggal jalani dengan ikhlas, cintai pekerjaan dan Berdoa.Semoga apa yang kita inginkan di Kabul kan ALLAH SWT. Amin

Dalam kurang lebih 8 tahun mengabdi menjadi Guru honorer di SD Negeri 155 Rejang Lebong.Banyak Pengalaman berharga yang saya dapat, yang awalnya dulu berharap dapat tunjangan terpencil sekarang sudah tidak di pikirkan lagi,karena bisa merusak pikiran dan berkurangnya semangat mengajar.Disini  kesabaran, niat ,keyakinan di uji, yakinlah rezeki sudah di atur dan jangan terlalu berharap lebih.Dalam hati saya kerjakan pekerjaan dengan sepenuh hati dan cintailah pekerjaan tersebut di situlah kita akan mendapatkan gaji yang lebih yaitu kenyaman dan kebahagiaan hati.

 

Mohon maaf apabila dalam penulisan ku kurang berkenan di hati pembaca.Saya mohon maaf kepada ALLAH SWT saya mohon ampun. Semoga apa yang ku harapkan dan orang tua ku harapkan  dan seluruh guru honorer Se-Indonesia  Di Kabulkan oleh ALLAH SWT.aminn

Salam literari

By

-DEDI IRAWANSYAH, S.P.d-

Tinggalkan Balasan