Pelita Kecil Diantara Mentari
Oleh Liya Hinata,S.Pd
Kisah ini berawal 10 tahun lalu tepatnya curup september 2010. saat itu pelita kecil ini tengah bingung dengan apa yang ia jalani, jauh didalam hati ia bertanya “apa yang saya jalini sekarang dan kemana arah saya nanti” karna ia tidak tau apa yang sedang ia jalani saat itu. untuk pertama kali ia mengijakan kakiknya di perguruan tinggi STAIN Curup dengan nama sekarang IAIN curup disanalah ia memulai kisahnya, untuk pertama kali ia memulai ceritanya di perguruan tinggi tersebut, sebagai mahasiswi dengan jurusan Tarbiah dengan prodi Pendidikan guru madrasah ibtidaiyah/ PGSD. seperti biasa awal semester pertama semua mahasiswa mulai mengikuti kegiatannya pembelajaran.
Sebagai mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan untuk pertama kali ia mendengar mengenal kata dengan sebutan sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing ahlak dengan kata lain memanusiakan manusia. mulai saat itu ia belajar dengan rajin dan tekun mencari informasi tentang jurusan yang ia ambil. sejak saat itu detik demi detik yang ia lalui hingga tiba saatnya mei 2014 pihak Perguruan tinggi menyatakan ia lulus dari perguruan tinggi tersebut dan siap untuk memulai tugasnya di lapangan dengan menjadi seorang pendidik dengan tanggung jawab sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing ahlak manusia.
Mulai saat itu ia kembali ke desa dimana tempat ia tinggal dan dibesarkan. sebagai putri daerah ia juga memiliki tanggung jawab dan rasa perduli terhadap pendidikan di daerahnya. hingga waktu yang ia tunggu tiba juli 2014 SMP Negeri 03 Sindang Beliti Ulu atau yang sekarang dikenal dengan SMP Negeri 36 Rejang Lebong, awal dimulai sebuah perjalanan panjang sang pelita kecil diantara mentari.
Hari itu pagi yang cerah itu ia mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju sekolah dimana ia bertugas, untuk pertama kali ia melihat dan mengijakan kakinya disana dengan visi bisa membuat setiap yang datang dan pergi memiliki karakter yang baik cerdas berahlak. hari-harinya ia jalani di sana dengan perasaan senang dan iklas, berharap bisa memberi kehidupan yang lebih baik lagi generasi bangsa. hari-hari yang ia lewati dengan bahagia bersama siswa-siswi yang memiliki bermacam-macam karakter yang terkadang membuat marah dan tertawa yang mereka lakukan. setiap kali ia melihat kepada siswa yang yang selalu iklas menerima pengetahuan membuat ia berpikir dan berkata dalam hati kapan semuanya akan lebih baik dengan keadaan sekarang.
Menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah, apa lagi jika dilihat dari segi pendapat yang bisa dikataka relatif kecil jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki penghasilan yang besar dan tetap. terkadang hal tersebut bisa menjadi dilema sendiri bagi dirinya dalam melaksanakan tugas. tetapi hal itu bukanlah hal yang bisa membuat sinar kecilnya redup diantar mentari yang terang. ia terus berjuang membuat setiap jiwa yang datang dan pergimemiliki pengetahuan yang cerdas dan ahlak yang baik. membuat ia berkata dalam hati dalam hati “tidak masalah bagi ku jika dibayar kecil dengan waktu tiga bulan sekali, karena allah pasti mendengar setiap doa dan melihat setiap apa yang aku dilakukan dengan iklas maka allah swt akan menggantikannya dengan hal yang lebih indah”. demi generasi yang besar ia membuang jauh hal yang bisa membuatia menjadi lupa dan lupa akan tugasnya.
Jauh ditengah malam ia terbangun dari tidurnya ia teringat tentang perkataan salah satu siswanya “kenapa setiap guru yang datang selalu pergi meninggalkan kami buk”. mendengar pertayaan dari salah satu siswanya tersebut membuat ia langsung memberi jawaban kepada siswanya ” terkadang dalam sebuah perang yang besar seorang kesatria harus mengalahkan rasa egonya, walaupun terkadang hal tersebut susah” anak tersebut lalu bertanya kembali ” maksudnya apa itu bu.. kami kurang paham” yang ibu katakan tadi ialah jika seorang telah memilih untuk menjadi seorang pendidik atau yang lain maka ia harus bisa menjalankan perannya sebagai pendidik dimana dan kapan pun ia dibutuhkan, bukannya malah pergi meninggalkannya dengan alasan apapun”. dengan senyum diraut mukanya, ia mencoba menjelaskan kepada siswanya inilah yang sedang ibu lakukan nak membuang jauh-jauh pikiran tentang hal-hal yang bisa membuat ibu menjadi lemah nak, seperti gaji yang kecil, tugas yang berat dll supaya ibu bisa kuat walau banyak rintangan yang bisa membuat ibu lemah. mendengar cerita itu anak-anak menjadi diam suasanapun menjadi hening dan seyap, dan bell sekolah berbunyi mengisaratkan waktu pulang telah tiba.
Bertahun-tahun ia menanti berharap ada perhatian dari pemerintah, hingga tiba waktu yang indah itu september 2018 tepatnya Allah SWT memberi jawaban atas penantiannya, ibarat pepatah mengatakan seperti hujan yang turun di gurun pasir kebahagian terlihat diraut mukanya melihat namanya tertera dalam daftar nama sebagai Tenaga Suka rela. menjadi seorang guru TKS tidaklah menghilangkan semua dilema dalam hati, tapi malah membuat dilema baru dalam hatinya, karna menjadi TKS tidaklah memiliki posisi yang aman dan nyaman bagi ia, karna pemangkasan yang dilakukan oleh pemerintah membuat ia harus berjuang lebih keras lagi agar bisa tetap bertahan. menjadi TKS dengan nama yang selalu dalam nominasi pemangkasan membuat ia harus iklas dan memiliki kesabaran, kecemasan dan ketabahan dalam hati yang lebih dari guru TKS yang lain, mungkin dengan hal tersebut Allah SWT membuat ia menjadi pribadi yang tangguh lagi dalam sebelumnya.
Terkadang rasa pesimis dan optimis dalam dirinya datang dan hilang dikala namanya dalam nominasi pemangkasan, bak pepatah mengatakan ibaran menggenggam telur diujung tanduk, mungkin itulah yang bisa kugambarkan keadaan diriku pada saat itu. tapi Allah tidaklah tidur melihat hambanya rapuh dalam kesedihan, Allah SWT selalu membuka jalan dan memudahkan langkahnya mingkin Allah SWT ingin mengajarkan ia dalam hal yang diluar kemampuanya. jarak yang cukup jauh dari kota membuat ia harus berjuang sendiri tampa harus mengeluh kepada orang lain, karna ia tau allah pasti bersama hambanya yang sabar dan hasil tidak akan menghianati usaha. terkadang ia menangis bersama deras hujan yang turun bersamanya dijalan pulang atau pun pergi, tapi hal itu tidaklah membuat ia menyerah karna itulah hidup keras tapi harus dijalani. karna hidup tidak akan berubah jika kita tidak mau merubahnya, walaupun terkadang sulit untuk menjalaninya tetap yakinlah dalam hatimu bahwa allah pasti mempermudah semunya selama kita berusaha dan berdo’a seperti hadis Nabi “Allah akan memudahkan jalan orang yang mencari ilmu seperti jalan menuju surga” membaca hadis tersebut membuat ia berkesimpulan bahwa jika setiap orang berusah dengan sungguh-sungguh maka allah akan memudahkan semuanya. itulah salah satu pondasi dan benteng dalam jiwa untuk menghadapi kehidupan ini supaya terhindar dari sifat yang bisa membuat hati kita kecil dan kikir. semoga kisahku bisa bermanfaat dan jika masih banyak kata yang kurang berkenan maafkanlah.Bersyukur dengan yang sekarang berharap akan lebih baik dimasa depan
Salam Literasi
Liya Hinata,S.Pd