Karya Perdana sebagai Motivasi Awal Literasi Menulis

Terbaru20 Dilihat

Hari ketiga pada tantangan lomba menulis ini sudah siap saya ikuti. Saya berharap semoga terus bisa menjaga dan mempertahankan komitmen dan konsistensi dalam menulis setiap hari. Kali ini, saya akan berbagi kisah tentang karya perdana saya dalam bentuk buku puisi. Buku ini berjudul Mom’s Love yang merupakan kumpulan puisi berbahasa Inggris .Buku ini murni terlahir sebagai bentuk persembahan cinta seorang ibu untuk anaknya. Seperti yang pernah diceritakan dalam postingan sebelumnya, buku ini tercipta dari kumpulan ungkapan yang menggambarkan suasana hati saya ketika kehilangan seorang anak, yang pada akhirya menjadi judul-judul puisi.

Buku ini tersusun dalam tiga bagian utama (bab) yaitu pada bagian pertama bertema Depth of Misery (Dalamnya penderitaan), selanjutnya pada bagian kedua tentang Birth of Hope (lahirnya harapan) dan yang terakhir Power of Love (kekuatan cinta). Isi buku ini sudah terstruktur menjadi satu kesatuan kisah yang diawali dengan kepedihan yang dilalami, selanjutnya tentang lahirnya harapan di balik kejadian tersebut dan akhirnya tumbuh kekuatan cinta.

Tiada kusangka akhirnya punya buku solo yang diterbitkan dan ber-ISBN. Dulu berpikir menjadi penulis itu pasti sangat sulit karena memerlukan proses yang panjang dan harus memliliki ide-ide  yang cemerlang untuk dijadikan bahan tulisan. Tetapi, setelah saya berhasil menerbitkan buku, kekhawatiran saya tentang hal tersebut mulai memudar. Menurutku, menulis itu tidaklah susah sepanjang punya komitmen untuk terus berlatih dan berlatih hingga terbentuk suatu kebiasaan. Setelah buku ini  terbit, saya kemudian menyusunnya dalam versi e-book yang bisa diakses secara online.

Mom’s Love versi e-book

Nah, karya perdana saya ini telah menjadi momen awal tumbuhnya motivasi untuk terus berkarya menghasilkan buku hingga berhasil diterbitkan. Selanjutnya, dari karya pertama ini, saya mulai merancang tulisan-tulisan yang akan diterbitkan menjadi buku. Mudah-mudahan Tuhan selalu memberikan saya kesehatan agar bisa terus berkarya yang nantinya diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi orang lain. Dalam benak saya selalu berpikir jika suatu saat nanti saya berhasil menorehkan prestasi melalui menulis, itu adalah karena kepergian anakku yang telah menggugah hati seorang ibu untuk berkarya mengabadikan kenangan bersamanya.

Demikian tulisan yang bisa saya bagikan di hari ketiga tantangan menulis ini. Salam literasi.

Penulis : Ni Made Wahyu Supraba Wathi, guru bahasa Inggris SMAN 1 Kubu Karangasem, Bali.

 

Tinggalkan Balasan