Seorang kawan guru yang baik hati mengirimkan link pendek ke whatsApp pribadi Omjay. Setelah membukanya Omjay kaget sekali dan meneteskan air mata. Apakah murid-murid atau siswa kita sudah setega itu? Anak remaja itu membunuh gurunya sendiri, astaghfirulllah. Omjay memohon ampun kepada Allah SWT.
Omjay kemudian mencari tahu berita benarnya di media arus utama melalui mesin pencari google, lalu dapatlah informasi atau berita lengkapnya di link yang ada bawah ini. Kejadinnya sudah 6 tahun yang lalu, namun kisah sedihnya masih terasa hingga kini.
https://news.detik.com/berita/d-3845912/cerita-siswa-aniaya-guru-di-sampang-hingga-meninggal-dunia
Bapak Ahmad Budi Cahyono, guru mata pelajaran Seni Rupa SMA Negeri 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Madura, meninggal dunia di rumah sakit dokter Soetomo Surabaya. Pak guru Budi meninggal, karena dianiaya oleh muridnya sendiri.
Omjay kemudian menonton videonya. Kaget dan sedih membaca kalimat demi kalimat. Guru tersebut yang awalnya ingin menegur kelakuan murid atau siswanya di kelas, malah mendapatkan kekerasan dari muridnya.
Durasi video ini hanya sekitar 2 menit lewat 1 detik. Namun, membuat Omjay sangat terharu, dan akhirnya memutuskan untuk menuliskan kisah nyata ini di kompasiana.
Guru Seni Rupa yang bernama Ahmad Budi Cahyono itu meninggal setelah dianiaya muridnya sendiri. Tragis dan sungguh tragis. Ini terjadi dalam dunia pendidikan kita yang semakin terpuruk.
Kita sebagai guru harus mulai mendidik murid-murid kita agar memiliki akhlak yang baik, dan pendidikan karakter yang baik harus ada di sekolah-sekolah kita. Orang tua di rumah harus mendididik semua anaknya dengan pendidikan dalam keluarga yang baik.
Kasus yang menyedihkan ini berawal dari kegiatan belajar mengajar (KBM) yang telah terjadi di ruang Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Kamis, 1 Februari 2018. Pak Budi mengajar mata pelajaran Seni Rupa sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat itu, siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Nah, pada saat jam terakhir, bapak guru Budi sedang mengajar mata pelajaran Seni Rupa di kelas XI dengan materi seni lukis.
Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM di ruang kelas, murid tersebut tidak fokus mendengarkan pelajaran yang disampaikan pak Guru Budi, dan justru malah mengganggu dengan mencoret-coret lukisan temannya. Pak Guru Ahmad Budi Cahyono menegur murid atau siswa tersebut baik-baik, namun malah tak dihiraukan.
Nah, murid tersebut malah semakin menjadi-jadi mengganggu temannya. Akhirnya, Pak Guru Budi menindak siswa itu dengan mencoret bagian pipi pelaku dengan cat lukis. Eh murid tersebut malah tidak terima, dan justru memukuli gurunya sendiri.
Kejadian pemukulan itu dilerai oleh murid, dan para guru lainnya. Kemudian, pak guru Budi dibawa ke ruang guru, lalu beliau menjelaskan duduk perkaranya kepada kepala sekolah.
Saat itu, kepala sekolah tidak melihat adanya luka di tubuh dan wajah korban. Kepala sekolah mempersilahkan pak Guru Budi untuk pulang duluan ke rumahnya.
Kemudian kabar tak sedap diterima kepala sekolah. Keluarga korban mengabarkan bahwa Budi di rumah langsung tidur, karena mengeluh sakit pada lehernya. Pak Guru Mati batang otak, kata dokter yang sudah memeriksa kondisi pak Guru baik hati itu.
Pak Guru mengeluh sakit beberapa waktu kemudian, dia kesakitan dan tak sadarkan diri (koma), lalu dirujuk ke rumah sakit umum dokter Seotomo, Surabaya.
Dari keterangan para guru yang berada di RSU dokter Soetomo, Surabaya, pak Guru Budi mengalami kritis dan didiagnosa oleh dokter mengalami mati batang otak, dan semua organ sudah tidak berfungsi.
Lalu sekitar pukul 21.40 WIB, informasi dari Kadisdik Sampang bahwa, korban sudah meninggal dunia di RSU dokterr Soetomo. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Guru itu meninggal dianiaya muridnya sendiri.
Hukum itu sesuai dengan perbuatan, dan hukuman masyarakat akan menempel seumur hidupnya sebaga siswa berprilaku buruk, dan pembunuh guru yang sudah mendidiknya.
Dia telah mencoreng nama baik seluruh keluarga, dan menjatuhkan harga diri orangtuanya. Murid yang telah mmbunuh guru di Madura itu divonis 6 tahun, dan tak terasa tahun ini akan bebas.
Seorang netizen berkmentar di youtube, https://youtu.be/3dZY5Ozx81M?si=2H9v15U5VcNRGHBT
“Kok’ cuma 6 tahun, padahal pelaku membunuh pahlawan tanpa jasa , dan coba bayangkan kalau tidak ada guru, bisa dipastikan kita semua akan bodoh. Jadi saya rasa hakim yang memutuskan sangat tidak bijak dengan memutuskan 6 tahun penjara.”
Demikianlah kisah Omjay tentang kisah nyata: Pak Guru yang baik hati itu dibunuh oleh muridnya sendiri. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah nyata tersebut.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Kisah Nyata: Pak Guru yang Baik Hati Itu Dibunuh Oleh Muridnya Sendiri”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/6663f66634777c4de228e322/kisah-nyata-pak-guru-yang-baik-hati-itu-dibunuh-oleh-muridnya-sendiri
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com