Membaca tentang Psikologi Blogger yang dituliskan oleh penulis kreatif zulfikar akbar di blognya, membuat Omjay tersulut untuk membuat sebuah tulisan tentang saat-saat kritis seorang blogger. Bagi saya, tulisan ini akan membuat seorang blogger akan menjadi lebih yakin dan termotivasi bahwa ada moment yang paling penting dalam hidup manusia yaitu kematian.
Bila mengingat itu, tentu ada bekal yang akan kita bawa. Ada peninggalan yang akan kita tinggalkan untuk anak cucu kita. Jasad kita boleh mati, tetapi tulisan-tulisan kita yang tercipta dengan penuh komitmen tinggi dan konsisten dalam menuliskannya akan membuat seorang blogger mati meninggalkan nama. Nama Indahnya akan terus terkenang sepanjang masa, walaupun dia telah tiada. Tulisannya akan terus abadi sepanjang masa.
“GAJAH MATI MENINGGALKAN GADING, BLOGGER MATI MENINGGALKAN POSTNG”
Saat-saat kritis seorang blogger ditandai dengan penyakit malas menulis, kekurangan ide, dan takut dianggap tulisannya tak bernyawa. Sekecil apapun pembaca kita atau semungil apapun tulisan kita bila terus menerus di posting di blog akan menjadi bukit tulisan yang menggunung dan pada akhirnya akan ada orang yang berterima kasih kepada penulisnya.
Yakinkan diri bahwa apa yang kita tuliskan bukanlah sampah informasi. Yakinkan diri pula yang namanya sampah akan tetap bermanfaat bila ditemukan oleh tangan-tangan kreatif. Lihatlah berbagai jenis sampah yang telah diolah dan didaur ulang menjadi berbagai peralatan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Saat-saat kritis seorang blogger harus dimaknai sebagai matinya ide dari apa yang akan ditulis. NAH, di situlah anda akan menemukan kesulitan yang akan dihadapi oleh seorang penulis manapun. Bila anda belajar pada NH Dini sang penulis terkenal itu, maka anda tak akan kekeringan ide. Atau bila anda membaca tulisan kang haji Pepih Nugraha, maka anda akan dapatkan ilmu menulis setinggi gunung dan sedalam lautan.
Hal itulah yang selalu Omjay lakukan di saat-saat kritis seorang blogger. Belajar dan terus belajar. Kita belajar dari tulisan mereka. Kita belajar dari pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita belajar menemukan ide baru atau cara-cara baru sehingga kita pun menjadi seperti mata air yang tak pernah habis diambil airnya. Semakin diambil airnya, maka sumber mata air itu akan semakin jernih.
Saat-saat kritis seorang blogger ditandai dengan semakin melemahnya kreativitas dalam menulis. Semakin menurunnya minat menulis dan terjebak dalam rutinitas kerja. Bila itu terjadi dalam dirimu, lekaslah keluar dan segeralah mencari motivator yang membuatmu kembali lagi untuk menulis. Jadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan, dan jadikan menulis sebagai sarana untuk berbagi. Bila itu engkau lakukan dengan penuh keikhlasan, maka tanpa kau sadari sebenarnya kau telah menabung untuk hidup abadimu di alam sana kelak.
“JASADMU BOLEH MATI & HILANG DITELAN BUMI, NAMUN TULISANMU AKAN ABADI SEPANJANG MASA.”
Semakin banyak kamu memberi, maka akan semakin banyak pula kamu akan menerima. Itulah hukum alam yang akan bergerak secara alamiah menghinggapi siapa saja. Rezeki manusia tak akan pernah bertukar tempat, kecuali malaikat rahmat atau pemberi rezeki lupa akan siapa namamu. Kalau sudah begitu pecat saja malaikat itu dengan sebuah syarat kamu harus mengalami kematian lebih dahulu agar bisa bertemu dengan malaikat itu.
Saat-saat kritis seorang blogger pasti akan kau alami. Blog kamupun sepi dari pengunjung, dan para teman-teman bloggermu satu persatu mengundurkan diri secara alamiah. Tak perlu gusar, tak perlu gentar, dan tak perlu pula bersedih hati, karena memang itulah dinamika kehidupan seorang blogger. Hidup bebas lepas seperti seekor burung hantu yang siap menulis apa saja yang disukainya dan apa saja yang digemarinya. Mudah datang dan mudah pergi pula. Satang tak diundang, pulang tak diantar.
Akhirnya, saat-saat kritis seorang blogger pasti akan terjadi kepada siapa saja yang telah memiliki blog pribadi, dan berusaha dengan setia mengelolanya dengan baik. Bila rumah virtual kita terjaga di ranah maya, janganlah kaget bila suatu ketika kita telah tiada ada malaikat yang mengatakan kepadamu, “Inilah blogger hebat yang selalu berbagi”. Percayalah!!!
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Saat-saat Kritis Seorang Blogger”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/54fed259a33311e46150f827/saat-saat-kritis-seorang-blogger?page=all#section1
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Teeima kasih sudah membaca
*Budaya Sholat Berjamaah di SMP-SMA Labschool Jakarta*
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/66975f91ed64154b67795ff2/budaya-sholat-berjamaah-di-smp-labschool-jakarta?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile