Pendidikan Membentuk Karakter Seseorang
Penulis meyakini bahwa Pendidikan dapat membentuk pola fikir seseorang. Lebih dari itu dengan Ilmu kita dapat keistimewaan baik di tengah masyarakat ataupun di mata Allah Tuhan semesta alam. Tentu semua itu tidak bisa diukur oleh materi semata, dimana saat ini tolak ukur kesuksesan selalu dipandang dari seberapa banyak materi yang telah dimiliki.
Paradigma seperti inilah yang saat ini banyak diyakini masyarakat kita, sehingga sekolah bukan lagi untuk menuntut ilmu, bukan lagi untuk menghilangkan kebodohan namun menunut ilmu dijadikan ajang mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dan kelak akan sukses dengan materi yang berlimpah.
Sudah menjadi rahasia umum bagi kita yang berprofesi sebagai guru terutama guru Sekolah Menengah Atas seringkali menyaksikan fenomena ini dari anak didik kita sendiri. Yakni tujuan dari mereka sekolah adalah bekerja. Penulis tidak memandang ini sebagai suatu hal yang buruk atau memalukan, namun lebih kepada rasa prihatin yang mendalam karena hampir lebih dari 80% pemikiran para peuntut ilmu seperti ini.
Sehingga mengakibatkan lebih banyak jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikannya dengan tujuan agar langsung bisa bekerja sebagai buruh pabrik yang memiliki gaji UMR bahkdan terkadang bisa lebih dari itu jika lembur. Permasalahannya adalah banyak yang sulit mendapatkan perkrjaan dan banyak yang sulit mempertahankan pekerjaan mereka, tidak sedikit yang akhirnya putus ditengah jalan dan menikah di usia yang belum cukup matang, karena menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi tentu membutuhkan ilmu pengetahuan dan relasi.
Menurut data statistik sekolah menengah atas tahun 2016/2017 jumlah siswa yang lulus ada di angka 1.263.211 orang. sedangkan jumlah lapangan pekerjaan setiap tahunnya semakin meyempit. Contoh kecilnya saja sistem pebayaran saat ini menjadi e-toll berapa banyak pegawai yang berkurang karena ini? Jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan tidak berimbang.
Di luar negeri di minimarket sudah tidak ada lagi kasir yang menggunakan pelayanan manusia. Bisa dipastikan kita akan semakin sulit mendapatlan pekerjaan ditengah persaingan yang sangat ketat.
Seperti dilansir dari laman Kemendikbud 12/11/2020 terdapat sekitar 2-3 juta lulusan siswa SMA dan SMK setiap tahunnya dan sekitar 1,8 juta tidak kuliah. Setiap tahunnya angka ini akan bersaing dalam mencari kerja dengan 1,3 juta lulusan perguruan tinggi dan diploma.
Menurut data dari CNN Indonesia Deputi bidang koordinasi pendidikan dan Agama Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Agus Sartono “Tiap tahunnya ada 3,1 juta pencari kerja di Indonesia. Ini belum termasuk angka pengangguran terbuka. Juga belum menghitung penduduk yang putus sekolah”.
Harapan penulis yang juga berprofesi sebagai guru di salah stau Sekolah Menengah Atas Negeri agar anak didik kami memiliki persiapan lebih dengan melanjutkan pendidikan baik pelatihan pelatihan yang diadakan oleh berbagai lembaga sesuai minat bakatnya juga melanjutkan smapai kebangku perkuliahan.
Karena walaupun lulusan perguruan tinggi memiliki persaingan yang ketat juga dalam mencari kerja, minimal pola fikir lulusan perguruan tinggi jauh lebih maju kedepan dalam mencari solusi dari setiap permasalahannya terutama dalam hal ekonomi, pendidikan keluarga dan masyarakat madani.
Pendidikan tentu sangat penting untuk kehidupan kita, bahkan Allah memuliakan dan mengangkat derajat para penuntut ilmu beberapa derajat. Karena pendidikan secara filosopis dipandang sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan dan membentuk karakter manusia menjadi lebih baik.
Tunutlah ilmu sampai ke liang lahat, tidak ada batasan dalam menuntu ilmu. Jadi, jangan batasi diri dalam menuntut ilmu karena alasan ingin mencari uang.
Created By : Wilda Nurlaila Qodri