Oma Rose dan Opa Tjipta, Jauh di Mata Dekat di Hati
Tulisan Yoga Prasetya
Jika ada Kompasianer yang tidak tahu sosok bernama Tjiptadinata Effendi dan Roselina Efendi, maka ia bukan kompasianer sejati. Sejak bulan Agustus 2020, saya mulai berkenalan dengan Kompasiana. Sejak itu pula saya berkomunikasi melalui komentar artikel dengan Oma Rose dan Opa Tjipta. Ya, panggilan Oma dan Opa adalah bentuk hormat saya kepada beliau.
Oma Rose pernah menulis komentar pada tulisan saya yang berjudul “Persembahan Terbaik Yoga Prasetya untuk 12 Tahun Kompasiana”. Sebagai penulis yang masih berusia dua bulan di Kompasiana, kehadiran Oma Rose dan Opa Tjipta di setiap tulisan saya bagaikan mood booster yang tak tergantikan. Kami saling berkunjung dan mengapresiasi satu sama lain.
Pada tulisan saya yang berjudul “100 Kompasianer Inspiratif Bulan Oktober 2020”, Oma Rose dan Opa Tjipta sudah pasti bertengger di posisi teratas. Beliau berhasil menggerakkan hati saya untuk belajar mengapresiasi tulisan orang lain. Tidak hanya itu, beliau juga berkenan memberi rating, menyampaikan komentar, dan saling mengikuti.
Meski saya tidak pernah bertemu Oma Rose dan Opa Rose, tetapi hati saya selalu merasa dekat dengan beliau-beliau. Melalui tulisan-tulisan beliau di Kompasiana, saya jadi tahu bahwa beliau berdua memang layak disebut sebagai pasangan inspiratif sepanjang masa. Sejauh ini, saya belum menemukan pasangan lain di Kompasiana yang begitu konsisten berbagi tulisan.
Tulisan Oma Rose yang paling saya suka ialah tentang perjalanan mereka, dari awal pertemuan hingga saat ini. Judulnya ialah Berbagi Kisah Perjalanan Hidup. Tulisan tersebut terdiri atas beberapa seri. Seri pertama diunggah di Kompasiana pada tanggal 16 September 2020. Adapun seri terakhir ialah seri 24 yang diunggah pada tanggal 19 Oktober 2024. Dari tulisan berseri tersebut, ada pesan inspiratif yang saya dapat. Oma dan Opa bisa seperti ini karena beliau membiasakan bergaul dengan siapa saja tanpa memandang agama, ras, atau golongan.
Oma dan Opa telah melalui perjalanan panjang, bukan hanya selama di Indonesia, tetapi juga di Australia. Beliau punya banyak kenalan dan sahabat yang selalu hadir untuk berbagi kegembiraan. Usai seri ke-24, ternyata Oma melanjutkan ceritanya dengan judul seri baru, yakni Pernak-Pernik Menjalani Kehidupan. Seri pertama terbit pada tanggal 20 Oktober 2020. Seri terakhir 30 Oktober 2020.
Jika harus dirangkum dalam satu kalimat, maka kalimat “Bersahabat dalam keberagaman” jadi tema besar tulisan Oma Rose. Oma dan Opa Tjipta punya banyak sahabat. Di Jakarta, mulai dari cleaning servis hingga menteri. Di Aceh, Palembang, Bandung, Purwokerto, tersebar sahabat-sahabat beliau. Peribahasa “Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak” benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan Oma dan Opa.
Bagaimana dengan tulisan Opa Tjipta yang saya suka? Semua tulisan Opa tentu saya suka, tetapi ada satu kategori yang paling saya suka, yakni finansial. Opa sering berbagi kiat dan tip terkait finansial. Saya akan coba rangkum dari pertama saya “kenal” dengan Opa, 11 Oktober 2020, hingga tulisan ini mulai disusun 7 September 2024.
- Bersakit-sakit Dahulu Bersenang-senang Kemudian
- Perlu Keberanian untuk Mengubah Nasib
- Halangan Terbesar Bisnis Sampingan adalah Gengsi
- Gaya Hidup Menentukan Biaya Hidup
- Hindari Rencana Tunggal Karena Sangat Riskan
- Hal Kecil Bisa Berakibat Fatal
- Agar Dapat Menikmati Hidup di Hari Tua
Opa Tjipta seperti sosok kakek bagi saya yang masih berusia 28 tahun, kala pertama “berkenalan” di Kompasiana. Nasihat beliau tentang finansial, menjadi salah satu rujukan saya mengambil tindakan. Saya akan coba rangkum nasihat Opa yang berkaitan dengan finansial dan sangat relate dengan keadaan masa kini.
Kerja keras sejak usia muda tentu mutlak diperlukan untuk mempersiapkan passive income. Jangan pernah meminjamkan uang kita kepada siapapun, demi mendapatkan imbalan passive income. Jangan mempertaruhkan uang tabungan untuk beli saham. Hidup berkecukupan, walaupun jauh dari sebutan kaya, ternyata adalah kebahagiaan tak ternilai.
Pada momen 60 tahun pernikahan Opa Tjipta dan Oma Rose, saya berdoa semoga Opa dan Oma senantiasa diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Meski kita jauh di Mata, tetapi semoga senantia dekat di hati.
Salam damai dari bumi Arema.
Yang Mengidolakan Oma Opa: Yoga Prasetya
Malang, 8 September 2024
Selamat malam ananda Yoga Prasetya yang Opa dan Oma sayangi
Terima kasih untuk Kado Ultah pernikahan Opa dan Oma yang ke 60 tahun
Benar anandaku Yoga Prasetya.Cucu Opa dan Oma sudah berumur 30 tahun. Cicit sudah 3 orang.
Semoga kita dapat bertemu di Perpusnas RI tahun depan ya anandaku
Salam sayang dan doa dari Opa dan Oma di Australia