Acara Penutupan Kukerta: Humas UPG 1945 NTT
Hari ini aku tidak menulis tentang Tilong. Tempat di mana aku berdiam, berekspresi dan berkreasi serta juga berliterasi. Tetapi aku masih tetap menggoreskeluarkan apa yang ada di hati dan pikiran. Aku hanya menguraikan sebagian aktivitas yang sudah kukerjakan.
Kenapa tak sempat aku melakukannya? Bersebab seharian ini aku ada kegiatan di kampus yang tak bisa tak kuhadiri. Harus. Sebuah kegiatan yang menyenangkan, tapi sebaliknya cukup menyita perhatian dan waktu. Oleh karena itu aku berniat menulis saja tentang segala yang aku temui di sana.
Kegiatan ini menyenangkan karena ada semacam pesta kecil atau sukacita sederhana. Sebuah acara yang mengedepankan kebersamaan. Kegiatan yang , seolah, menghilangkan sekat-sekat perbedaan. Tapi bukan juga sembarang tak tertata. Bukan asal-asalan.
Kegiatan yang aku maksud adalah acara penutupan Kukerta atau lazim disebut KKN, kuliah Kerja Nyata. Maka dengan sendirinya mahasiswa diserahkan kembali ke kampus UPG 1945 NTT. Mereka telah menyelesaikan program ini selama kurang lebih dua bulan. Program Kukerta ini telah dimulai sejak awal bulan Juni 2021 yang lalu hingga berakhir di hari terakhir bulan Agustus 2021.
Berpose di Tugu Tangan: dokpri.
Kukerta adalah salah satu program unggulan kampus. Yaitu untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa berkarya langsung di tengah-tengah masyarakat. Bekerjasama dengan masyarakat di mana mereka di tempatkan. Mereka akan membantu menyukseskan dan menuntaskan program yang telah dicanangkan, dan yang sedang dikerjakan.
Itu idealnya sebuah program Kukerta. Namun karena pandemi covid yang melilit, kegiatan itu tidak bisa dilaksanakan sebagaimana selayak dan semestinya. Sebaliknya, demi menghambat persebarannya, kegiatan ini hanya berlangsung di kampus. Itu pun dibagi dalam beberapa kelompok dengan jadwal yang tidak bersamaan.
Tadi pagi, secara resmi kegiatan Kukerta ini ditutup yang dihadiri oleh para petinggi kampus. Yaitu: Dr. Semuel Haning, S.H., M.H., selaku Ketua BPH PB PGRI;, David R. E. Selan, S.E., M.M., Rektor UPG 1945 NTT; dan beberapa pejabat lain dari tingkat universitas, fakultas hingga program studi.
Pada kesempatan itu, Ketua BPH dan Rektor berkenan menyampaikan wejangan dan pesan. Kedua pemimpin tertinggi di kampus ini mengisyaratkan kesan yang sama. Yaitu atas nama seluruh civitas, mereka menyampaikan ungkapan terima kasih karena telah berhasil menyelesaikan program ini. Malah selesai dengan sangat baik walau dalam situasi yang kurang bersahabat.
Di penghujung acara, sebelum meninggalkan ruangan, mereka bersama-sama melantunkan beberapa tembang lawas Indonesia. Seluruh hadirin diajak bergembira bersama meninggalkan dan melupakan kepenatan. Para pejabat, dosen dan mahasiswa bersenandung bersama dalam kegembiraan yang melegakan.
Bahkan siapa saja yang mau menyumbangkan suara emasnya, dipersilakan. Setiap orang diberi kesempatan berekspresi seturut hati riangnya. Semua bebas bersyair dalam suasana cair bersahaja dengan batas-batas keadaban tentu dan sepatutnya.
Akhirnya, mereka pun menyudahi perhelatan itu, kalau mau dibilang demikian. Setiap individu kembali ke kesibukannya masing-masing. Mereka berpisah dengan sebuah harapan dan doa yang sungguh kepada Sang Khalik. Agar acara serupa bisa dinikmati kembali di masa-masa yang akan datang.
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong-Kupang, NTT
Sabtu, 4 September 2021 (17.40 wita)