Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) harus diakui sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis digital. Digitalisasi turut pula mendorong lahirnya konten-konten video pembelajaran yang berkualitas. Tak bisa dipungkiri bahwa di masa akan datang, video pembelajaran akan banyak memuat bahan ajar berbasis real life, seperti video praktik Biologi berbasis virtual reality (VR). Jika saat ini pembelajaran di laboratorium sebatas mempraktekkan teroti yang siswa peroleh di ruang kelas, maka teknologi VR akan menghadirkan kondisi nyata ayng lebih mempermudah eksplorasi siswa.
Efek Positif Video untuk Pembelajaran
Seiring perkembangan TI yang pesat, penggunaan video di kelas digital akan terus berkembang. Di ruang kelas digital, video akan selalu mengalamai inovasi untuk tampil baru dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu ketersediaannya juga dapat dijangkau oleh seluruh jenjang pendidikan. Artinya konten video hadir secara lebih luas. Dengan demikian, pemahaman tentang manfaat video di ruang kelas niscaya juga akan berkembang.
Penggunaan konten digital, seperti video seyogyanya dimaknai secara positif. Penggunaan video di ruang kelas memberi efek positif pada pembelajaran, antara lain: (1) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, (2) Memperluas pembelajaran di luar hari sekolah dengan menawarkan siswa kesempatan untuk belajar mandiri dan melakukan remediasi, (3) Meningkatkan relevansi dan kualitas bahan ajar, (4) Memberikan cara inovatif untuk pengajaran yang dipersonalisasi pada setiap siswa, dan (5) Mengurangi ketergantungan pada buku teks dalam pembelajaran.
Video menjadi alat bantu di ruang kelas konvensional terlebih di ruang kelas yang dirancang sebagai kelas digital. Pemanfaatan video pembelajaran setidaknya sekali seminggu. Paling baik jika semua bidang studi yang ada di sekolah menerapkannya paling sedikit satu kali dalam satu minggu.
Video Online
Dalam praktek penggunaan video online untuk belajar, konten video ini dapat membantu siswa belajar yang mendukung beragamnya gaya belajar mereka. Video yang ditonton secara online memungkinkan siswa untuk menonton berulang kali sesuai kebutuhan. Dengan kata lain mereka dapat memundurkan durasi waktunya atau memajukannya tergantung sejauh mana konten pelajaran yang mereka tonton telah dimengerti.
Harapan sekolah-sekolah di masa akan datang adalah hadirnya kebijakan pemerintah yang mendukung penggunaan kurikulum online. Tak bisa disangkal pula bahwa masifnya kehadiran video-video online pada pembelajaran sekarang ini merupakan inovasi dan kreatifitas guru. Artinya perkembangan penggunaan video online merupakan hasil karya guru. Jika inovasi dan kreatifitas ini bertahan dan terus berkembang, maka tentunya akan mendukung efektifitas penerapan kurikulum online di sekolah.
Konten digital jelas berdampak besar dalam pendidikan. Selain video online, hadir pula buku teks online atau buku sekolah elektronik, animasi, dan laboratorium virtual. Semakin partisipatif siswa menggunakan video dalam proses belajar mereka berarti sesering itu pula guru-guru mereka mengakses konten video. Seorang guru yang cerdas tentunya mengenali minat siswa mereka di YouTube atau di platform belajar online lainnya. Guru memanfaatkan produk video sebagai bagian dari project based learning siswa. Siswa berkarya lewat video dan bukan lagi menghafal teori atau sekedar menyajikan presentasi hasil pembelajaran mereka. , bukan presentasi.
Kelas Terbalik
Video adalah suatu keharusan untuk ruang kelas yang terbalik. Pertama, siswa menonton konten video pembelajaran di rumah sebelum mengikuti sesi pembelajaran di ruang kelas. Sumbernya bisa berupa video yang dibuat oleh guru, YouTube, rekaman video di WhatsApp, Rumah Belajar, Quipper, Edmodo, atau sumber belajar digital lainnya. Ketika mereka berada dalam ruang kelas, baik kelas tradisional maupun kelas maya, mereka kemudian mendiskusikan topik tersebut.
Penerapan teknologi digital lewat video pembelajaran di kelas terbalik artinya dengan menawarkan pelajaran yang secara tradisional disajikan selama belajar di kelas tatap muka. Kemudian membuat video penjelasan tersebut lewat video online. Siswa dapat mengakses pelajaran kapan saja dan di mana saja. Ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan langkah mereka sendiri, cara mereka sendiri, metode mereka sendiri, gaya mereka sendiri dan pada waktu yang mereka pilih sendiri.
Dengan menggunakan video dalam pembelajaran kelas terbalik, guru dapat menyelesaikan lebih banyak topik pembahasan. Guru dapat dengan cepat memeriksa, memantau dan menyimpulkan pemahaman siswa. Tambahan pula, video memberi kekuatan pada siswa untuk mengambil pengendalian pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan sumber daya mereka sendiri. Mereka dapat meningkatkan, melambatkan atau menonton ulang setiap konten pelajaran sebagaimana yang mereka butuhkan. Siswa juga dapat menggunakan video dalam kelas terbalik untuk bekerja sama dalam tugas proyek kelompok ketika bertemu di kelas reguler.
Saya menyarankan bahwa penggunaan kelas terbalik dapat memberi pengaruh positif kepada guru dan siswa. Sekiranya ada guru yang telah membalik ruang kelas atau pelajaran mereka lalu merekomendasikannya kepada guru-guru lainnya, tentu akan makin besar dampaknya bagi proses pembelajaran di sekolah. Apalagi jika praktek kelas terbalik terdapat peningkatan nilai dan prestasi siswa setelah beralih ke model kelas terbalik. Kelas terbalik akan selalu efektif jika guru senantiasa berkreasi membuat video pembelajaran lalu membagikannya kepada guru-guru lain dan terutama selalu membagikannya kepada siswa.
Cara Siswa Menggunakan Video Pembelajaran
Data hasil penelitian dan pengalaman guru bukanlah satu-satunya pendorong efektifnya penggunaan video dalam pendidikan. Hal paling penting adalah pengalaman siswa. Ini adalah faktor kunci dalam efektifitas penggunaan video pembelajaran di kelas. Harus kita akui bahwa anak-anak usia sekolah saat ini tidak pernah mengenal dunia tanpa menonton video setiap hari. Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa di antara anak-anak usia 8 atau lebih muda, mulai aktif menggunakan smartphone. Mereka aktif di dunia online mengases video TikTok, YouTube, dan video game online.
Sekitar tiga perempat remaja saat ini juga telah memiliki ponsel cerdas. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka terus-menerus terhubung ke internet. Ada fakta menarik di Amerika Serikat bahwa 91% remaja di sana menonton Youtube, sementara 61% yang menggunakan Facebook, dan 55% menggunakan Snapchat. Jadi, usia remaja dominan mengakses video online. Kondisi ini berlaku di hampir semua negara yang usia remajanya telah memiliki smartphone, termasuk di Indonesia, dari perkotaan hingga ke pelosok.
Oleh karena video adalah hal yang konstan dalam kehidupan pribadi siswa, sangat wajar jika mereka ingin menggunakannya untuk kebutuhan sekolah mereka. Beberapa cara siswa menggunakan video untuk mendukung pendidikan mereka, antara lain: (1) Siswa mencari video online untuk membantu pekerjaan rumah, (2) Siswa secara teratur menonton video yang dibuat dan dikirimkan oleh guru mereka, (3) Siswa menonton video online untuk mendukung penyelesaian tugas sekolah seperti tugas Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, Ilmu-ilmu sosial, Sejarah, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia hingga dan Seni dan Pe. Tugas-tugas tersebut umumnya dalam bentuk project based learning.
Baik rekaman video, terlebih video online sangat mendukung proses perkembangan siswa dalam pendidikan mereka. Video efektif pemanfaatannya di kelas regular, terutama dalam praktek penggunaan kelas terbalik. Video pembelajaran pun sangat efektif jika pemanfaatannya dimaksimalkan dalam mode pembelajaran jarak jauh saat ini.
Yulius Roma Patandean
SMAN 5 Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan
NPA. 20020400134